PESTA KOMUNITAS DOA SENAKEL DAN 110 TAHUN KARYA KAPUSIN INDONESIA

Setiap Tanggal 8 Desember, umat Katolik di seluruh dunia merayakan Hari Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa. Dogma gereja ini adalah dogma yang dibuat oleh gereja dengan dasar iman bahwa Perawan Suci Maria sejak pertama kandungannya ikeg rahmat luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat Manusia, telah dibebaskan dari segala dosa asal (Paus Pius IX,Ineffabilis Deus). Sebagian dari “perjuangan” atas dogma yang sering disebut Immaculata ini tidaklah hanya kutipan Kitab Suci yang spesifik serta jelas dan gamblang tentangnya. Namun demikian, referensi dari Injil mengenai Bunda Maria dan perannya dalam misteri keselamatan mengisyaratkan keyakinan yang dikatakan oleh St. Gabriel, Malaikat Agung. “Salam Maria, Penuh Rahmat Tuhan sertamu”. Melalui keyakinan kuat bahwa Maria penuh rahmat dan kudus sejak perkandungannya, maka ditetapkan dogma tentang Santa Perawan Maria yang dikandung tanpa dosa sejak ia lahir. Karena mengandung Yesus-lah yang membuat Maria bebas dari dosa asalnya.

Pada tanggal yang sama Bapa Paus kita Fransiskus I menetapkan tahun ini sebagai tahun Kerahiman Ilahi dari tanggal 8 Desember 2015 sampai dengan 20 November 2016. Tidak hanya itu, paus juga menutup peringatan 50 tahun konsili Vatikan II yang nantinya akan ditutup pada tanggal 20 November 2016 di mana Hari Raya Kristus Raja Semesta juga dilaksankaan. Menjelang tahun Kerahiman Allah itu, umat Katolik akan mendalami apa yang dinamakan Devosi Kerahiman Ilahi dan terutama perwujudan nyata dalam kehiudpan sehari-hari. Devosi Kerahiman Ilahi adalah devosi cinta kepada belas kasihan Allha yang tak terbatas kepada umat-Nya. Melalui devosi Kerahiman Ilahi itu, kita juga bersedia menjadi bejana-bejana kerahiman-Nya. Menjadi bejana berarti membiarkan belas kasih-Nya mengalir melalui diri kita bagi orang-orang yang membutuhkannya.

Misa memperingati Hari Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa dan Pembukaan Tahun Kerahiman Ilahi juga dirayakan di Rumah Retret Tirtaria Pontianak oleh Komunitas Doa Senakel. Komunitas Doa Senakel sendiri merupakan komunitas doa yang berkonsentrasi pada doa-doa untuk para imam, bruder, suster dan kaum biarawan-biarawati yang memilih jalan panggilannya. Pada tahun ini, usia komunitas doa Senakel genap berusia 9 tahun dan merayakan syukuran bersama para imam dan saudara Kapusin Pontianak yang juga merayakan 110 tahun karya misi Kapusin di Indonesia. Misa ini dihadiri pula oleh para persekutuan doa lainnya, PERDUKI (Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia), OFS (Ordo Fransiskan Sekular), para Bruder Kapusin dan para tamu undangan lainnya termasuk Bapa Uskup Emeritus Mgr. Hieronimus Bumbun, OFMCap. Dipimpin oleh Pastor Amandus Ambot,OFMCap dengan dibantu oleh 7 Imam selebran. Homili dibawakan oleh Pastor Surip, OFMCap dari awal hingga akhir dengan sangat jenaka sebagai ciri khasnya. Beliau sempat menjelaskan satu per satu tema misa pada hari ini baik mengenai misteri Kerahiman Ilahi maupun Bunda Maria yang dikandung tanpa noda dosa. Seruan pertobatan sempat diperagakan bersama Frater Rusdi,OFMCap bagaimana Allah dengan kerahiman-Nya begitu baik sekalipun sering kita memutus hubungan baik itu. Namun melalui pertobatan, manusia memperbaiki hubungan dan setiap ikatan yang disambung akan semakin mendekatkan kita pada Allah. Selain itu Pastor Surip juga memberitakan informasi tentang pembukaan tahun Kerahiman Ilahi juga yang ditandai dengan pembukaan Pintu Katedral St. Petrus. Maka dari itu, akan ada dua Katedral di Pontianak yang dijadikan gereja perziarahan menyambut tahun Kerahiman Ilahi tersebut yakni Gereja Katedral St. Yoseph Pontianak dan Gereja St. Fransiskus Asisi di Singkawang.

Kegembiraan di akhir misa dilanjutkan dengan peniupan lilin oleh Bapa Uskup Emeritus bersama perwakilan Komunitas Senakel yaitu Pastor Surip,OFMCap. Setelah peniupan lilin, kue-kue tersebut dibagikan sebagai simbolis. Pesta ramah tamah dan menyantap makanan telah dihidangkan. Sebelum itu, Pastor Yosef,OFMCap dengan jubah putihnya memimpin doa sebelum makan. Seraya menyantap makanan, para pastor, tamu undangan bernyanyi dan menari bersama. Tampak Pastor Iosephus Erwin, OFMCap bersama partner keyboard Pastor Mayong,OFMCap mencoba mempersembahkan lagu Kondan Kapusin. Para tamu undangan ada yang sedang menyantap makanan, ada yang ikut berdendang ria bersama Bapa Uskup Emeritus yang sejak awal telah asyik dengan lagu-lagu yang membuatnya terus berjoget. Semua undangan diundang untuk berpesta, pesta bukan sembarang pesta tapi pesta syukur. Syukur atas terselenggaranya rencana Allah atas panggilan mereka, para pendoa yang telah mendoakan mereka dan rahmat kasih dari Allah bagi setiap pihak yang membantu penyelenggaraan karya Misi mereka para imam, suster, bruder, frater di manapun berada.

Mengupas sedikit tentang Komunitas Doa Senakel, penulis sempat mewawancarai Ibu Yohana Retno, ketua dari Komunitas Doa Senakel. Senakel sendiri berasal dari kata Cenaculum. Cenaculum adalah kamar di lantai atas (loteng) di mana Bunda Maria bersama para Rasul menanti kedatangan Roh Kudus. Maka dari itu komunitas ini menetapkan tanggal 8 Desember 2006 di mana Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa ini dipilih menjadi pelindung komunitas ini. Pelopor pertama dari komunitas ini adalah Romo Yosef Tarong yang pada saat itu datang ke Pontianak tahun 2006. Beliau membawakan sebuah seminar yang salah satunya adalah mengenai komunitas Senakel yang mendoakan para imam. Moderator pertama dari Komunitas ini adalah Pastor Yustinus (Alm.). Pastor Yustinus meminta kepada ibu Retno untuk menjalankan komunitas ini dengan dukungan dan doa serta konsultasi kepada beliau. Pertama kalinya, komunitas ini berjumlah 7 orang saja dan saat ini anggota berjumlah 52 orang. Tujuan dari komunitas ini adalah mendoakan imam, suster, bruder, frater yang sedang menjalankan panggilannya. Menurut ibu Retno, dengan mengikuti komunitas doa Senakel ini juga menjadi sarana berkat dan syukur baginya atas kemurahan hati Allah dalam hidup dan keluarganya. Komunitas Senakel juga terdapat di Jakarta, Yogyakarta, Semarang. Walaupun demikian, Komunitas Doa Senakel ini bukanlah seperti organisasi lainnya yang memerlukan pendanaan dan donasi namun merupakan komunitas yang pure hanya berdoa dan berdoa saja. “Komunitas ini tetap setia sebagai pendoa, “ harapan ibu Retno atas komunitas ini. Semoga komunitas doa Senakel terus berkarya dalam memberikan dukungan dan kekuatan doa bagi para Imam, suster, bruder, frater agar tetap kuat menjalani panggilannya. Amin. (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya,OFS)