Aku lahir di Pontianak, 25 Juni 1990 dari Pasangan sederhana. Bapak, Serilus Edy Boy, orang Ketapang asli lahir di Engkadin 12 Juni 1968. Sementara mamak, lahir di Antan Rayan, Ngabang, 12 Juli 1970. Ketika itu, bapakku masih mahasiswa UNTAN Pontianak sementara ibuku adalah ibu muda. Kami tinggal di Kontrakan sederhana di Jln. Imam Bonjol, Tanjung Harapan, milik pak Haji. Di samping kami ada Along, teman masa kecilku. Bapakku selalu membawaku ke rumahnya untuk menonton TV. Aku kecil diajarkan Bahasa Inggris sederhana dan menghapal kata-kata sederhana seperti buah-buahan dan hewan. Teman masa kecilku yang hingga saat ini masih kukenal dan bahkan satu sekolah saat SMA adalah Elma Hani Yupriska. Masa kecilku berpindah-pindah. Kami pernah tinggal di Morodadi, di Sungai Raya Dalam, dan Kota Baru. Meskipun kami hidup dalam keterbatasan, kami bahagia. Tentu saja, aku kecil sangat nakal dan sering dimarahi. Bapak selalu mengajariku terutama membaca, sementara ibu mengerjakan tugas-tugas di rumah. Aku tumbuh menjadi anak yang sudah mengerti apa itu hidup susah, tidak memaksakan keinginan tetapi punya rasa ingin tahu yang tinggi akan sesuatu.
Ini adalah pertama kalinya aku masuk sekolah, dari kelas 1 s/d kelas 4 caturwulan 2. Di masa ini, aku mengalami banyak sekali diskriminasi, sulit mendapatkan teman karena mereka agak rasis dan suka menghina aku karena status agama Kristen. Keluargaku saat ini juga sangat sederhana. Walau demikian, di zaman ini harga kebutuhan pokok terhitung relatif murah. Tetapi ketika muncul Krisis Moneter 1998, tiba-tiba harga barang menjadi sangat mahal. Indomie yang bisa kubeli RP 100.- per bungkus, tiba-tiba berubah menjadi Rp 1.200,- per bungkus. Aku teringat setiap kali merayakan Agustusan, orang-orang sangat antusias. Hampir seluruh anggota keluarga keluar rumah dan turun ke lapangan untuk mengikuti lomba. Aku pernah mengikut lomba makan kerupuk, lomba kelereng, memasukkan benang dalam jarum, dll. Aku juga sering main cah kartu, tapok pipit, berpetualang ke kebun orang, mencuri mangga, dan kenakalan-kenalakan anak-anak lainnya.
Di tahun ini, aku pindah ke sekolah yang baru dari kelas 4 sampai kelas 6 caturwulan pertama. Di tempat ini, aku sangat berkembang dan bisa mengikuti pelajaran dengan baik serta memperoleh prestasi yang cukup baik. Aku sering main layangan di lapangan sekolah. Teman-temanku bervariasi, tidak lagi hanya berteman dengan orang-orang Kristen, tetapi juga orang-orang muslim. Rasa jengkelku ketika kelas 1-3 dahulu selalu dibully oleh teman-teman muslim. Tetapi di masa ini, aku selalu berbaur dengan mereka, kadang malahan aku yang usil. Tidak ada lagi batas-batas perbedaan dan aku senang, karena aku memiliki banyak teman.
Aku mulai pindah ke Ketapang karena bapak membuka usaha somel (pengolahan kayu glonggongan). Di caturwulan ke 2, aku mengalami pembully-an lagi. Setiap hari mengalami perundungan. Meskipun demikian, aku mencoba untuk menyeimbangkan pelajaran dan berhasil menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar. Di sekolah ini, aku tidak lama karena pindah sekolah pada caturwulan ke-2.
Di sini aku mulai mendalami pendidikan Agama Katolik. Saat kelas 2, aku dibabtis sebagai Katolik. Aku mulai aktif dengan kegiatan-kegiatan sekolah seperti kor, musik, drumband, menggambar dll. Di kelas 3, aku dikrismakan dan mendapatkan komuni pertama. Di SMP, aku juga rajin belajar dan meniru cara belajar teman-temanku yang cerdas.
Di sini aku mengalami perkembangan pesat. Nilaiku sangat baik dan juara 1 Umum ketika kelas 1 SMA. Aku masuk di jurusan IPA dan sangat kuat di mapel matematika, biologi, fisika, kimia dan komputer. Aku juga mengikuti berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler dan hampir setiap hari menghabiskan waktu di Sekolah untuk mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut.
Ini adalah paduan suara pertama yang aku ikuti di bawah kepemimpinan Om Alexander Yan Sukanda (Om Yansen). Dinamika paling luar biasa kurasakan di sini. Mulai dari sama sekali tidak mengetahui notasi hingga dipercaya untuk melatih teman-teman dari disiplin yang diterapkan oleh Om Yansen. Kebersamaan bersama AMBA kuabadikan dalam sebuah blog yang dapata diakses di https://ambachoirvfp.blogspot.com
Di sini aku mulai menempa fisik agar tidak mudah sakit-sakitan. Aku ikut Karate-Do KKI Dojo di SMA yang dibuka oleh cabang Karatedo-KKI Kodim Ketapang. Aku dipercaya sebagai Ketua untuk mengurusi segala kegiatan yang berkaitan dengan ekstrakurikuler Karate di Sekolah. Aku berhenti melanjutkan tingkat di Sabuk Coklat.
Pada masa ini, saya sekolah sembari bekerja di lingkungan rumah saya. Aku mengajar sebagai Guru Privat untuk mata pelajaran umum, ilmu pengetahuan alam dan sosial SD dan SMP. Aku pergi ke rumah tetangga di komplek perumahan Jln. G.M. Saunan Gg. Pinang dan mengajar anak-anak di sana. Syukur kepada adalah, semua siswa yang kuajari lulus semua.
Ini pertama kalinya aku mengikuti kegiatan organisasi terutama mengelola keuangan. Menjadi anggota OSIS saat itu sungguh menyenangkan bagiku. Selain memiliki banyak teman, aku juga dipercaya untuk membantu sekolah mempersiapkan acara-acara bersama anggota OSIS lainnya dan para guru di SMA.
Om Alexander Yan Sukanda (Om Yansen) bersama Bang Frans Doni, mempercayakan aku untuk mengelola warnet Keuskupan. Aku bersama Yohanes Budin, Kornelius Riky dan Matius Hendra Jaka Gunawan menjadi operator warnet di sana. Di situ juga ada Wartel Keuskupan yang karyawannya berbeda dengan kami. Meskipun mereka muslim, tapi mereka baik kepada kami. Warnet Keuskupan Ketapang tidak berjalan lama, setahun kemudian warnet tutup dan aku harus mencari pekerjaan lain.
Aku berterima kasih karena diizinkan bekerja di KlikNet Internet Lounge oleh Bang Frans Doni dan Bang Marianus. Di sinilah kecintaanku pada dunia Komputer dimulai. Aku mulai belajar surfing, chatting MIRC, memperhatikan pelanggan yang menggunakan warnet, dan sesekali belajar hack sederhana. Aku pernah memporak-porandakan beberapa situs penting seperti Friendster, Facebook dan Situs-Situs di zaman ini. Karena di masa ini, keamanan website masih terlalu mudah untuk dijebol. Aku pikir, siapapun pasti bisa menjebol web dengan mudah. Meskipun demikian, aku tidak bangga, aku hanya belajar dari informasi yang ada. Aku kadang menganggu anak-anak kecil yang mengakses situs dewasa dengan mematikan komputer dari Komputer Billing, itu demi kebaikan mereka.
Setelah mendapatkan pengalaman bagaimana mengelola keuangan organisasi. Sekarang, aku diajari untuk mengelola pencatatan, notulensi, belajar membuat surat, mengajukan proposal sederhana dan bekerja sama dengan guru dan para siswa untuk mengadakan suatu kegiatan. Menjadi Sekretaris juga tidak mudah, aku perlu memiliki ingatan tajam untuk mengingatkan ketua, saat itu Sarbito. Selain itu aku juga mengikut berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan mengetuai bidang tersebut di antaranya: Starcom Saint Peter Club: Komunitas para asisten guru untuk Laboratorium TIK yang ada di SMA USABA St. Petrus Ketapang (Sekarang SMA YPK St. Petrus), Ketua Dojo Karate di SMA dan Ketua Klub Bahasa Inggris di sekolah.
Di masa SMA, beberapa kali kurikulum berubah. Dan akhirnya pemerintah menetapkan batas kelulusan. Lalu ada pula uji coba pemeriksaan UAN menggunakan mesin. Tidak tahu bagaimana dan apa yang terjadi, di hari pengumuman kelulusan terjadi hal yang sangat mengejutkan dan menyedihkan. Aku dan beberapa teman dinyatakan tidak lulus. Kami semua menangis, ada yang terdiam, ada yang tidak tahu bagaimana harus berbuat. Aku di depan bapakku mengatakan hasilnya,"Tidak lulus, Pak.". Seolah mengerti, bapak berkata,"Ndak apa-apa, nanti ikut ujian paket saja". Bapak juga menjelaskan bahwa kami semua adalah korban uji coba Sistem Pendidikan. Mesin yang masih ujicoba itu dijadikan patokan otomatisasi. Inilah pertama kalinya, ribuan siswa tidak lulus UAN di seluruh Indonesia termasuk diriku. Aku mengalami depresi beberapa waktu, tetapi bapak dan ibu terus membujuk untuk mengikuti ujian paket.
Ini adalah kali pertamanya setelah SMA aku melanjutkan kuliah. Saat itu, kondisi ekonomi kami sudah mulai lebih baik hanya saja aku belum diizinkan untuk kuliah di luar. Maka, aku dikuliahkan di AMKI Ketapang. Di sinia ku mendapatkan banyak teman, terutama dari kalangan Agama yang berbeda. Di sini, teman-temanku penuh dengan rasa toleransi. Berbeda jauh ketika masa kecilku di SDN dulu. Nilaiku juga baik di sini dan orang-orang yang menjadi dosen kala itu adalah orang-orang yang kukenal baik sewaktu SMA seperti Pak Eko, Bang Adon, Pak Makarius, dll.
Di Akademi, aku dipercaya oleh Ketua BEM untuk menjadi Sekretaris.
Salah satu kegiatan di AMKI Ketapang adalah Mapala (Mahasiswa Pencinta Alam). Aku juga dipercaya sebagai ketua dalam organisasi ini dan pernah memenangkan lomba HIKING (juara 2) melawan TAGANA (Tanggap Bencana) dan TNI Ketapang
Saat bekerja di Warnet, aku pernah melamun dan berpikir,"Pasti enak ya kalau bekerja di Bank". Suatu hari, teman kampusku, Samsul yang bekerja di Mandiri Syariah Ketapang. Dia membantu aku mencari pekerjaan dan menyodorkan koran bahwa ada lowongan pekerjaan sebagai karyawan BCA. Aku hendak mencobanya. Aku belajar siang dan malam, tentu saja tidak lupa berdoa. Selain aku, ada dua teman kampusku ikut serta melamar. Kami dipanggil dan ditest. Aku agak minder karena yang melamar adalah lulusan S1. Tetapi aku tak pernah menyerah sebab aku yakin, tak ada yang mustahil kalau kita percaya. Akhirnya dua orang diterima bekerja di BCA, Aku dan Maryati. Karena diterima bekerja di BCA, Aku meninggalkan pendidikan DIII-ku di AMKI Ketapang. Ini pertama kalinya aku mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang jauh dari pekerjaanku terdahulu (Operator Warnet). Di sini aku ditempa untuk menjadi karyawan yang bekerja dengan baik. Aku menjalani trainning keluar kota: Pontianak, Jakarta, Balipapan dan memperoleh banyak skill perbankan darinya. Pimpinanku di BCA saat itu adalah Bu Henny Kusrini, pemimpin perempuan yang tegas dan sigap dalam berbagai hal. Aku sangat menghormati beliau karena ketegasannya itu.
Saat itu, aku meminta izin kedua orang tuaku. Mereka mengijinkan aku untuk mencoba hidup sebagai calon imam. Saat itu Rektor Seminari Menengah adalah RD Cyrilus Ndora. Kedua orang tuaku yang mengantarku ke Seminari. Sembari bekerja di BCA, aku menjalani hidup di Seminari. Akan tetapi di pertengahan tahun, aku terserang TBC dan diharuskan untuk mengundurkan diri. Dalam bimbingan Rohani, Romo Cyrilus memintaku untuk menyembuhkan diri. Beliau berpesan kepadaku bahwa seorang Imam Diosesan harus sehat secara fisik dan tidak sakit-sakitan. Meskipun aku terpukul karena mengundurkan diri, di dalam hatiku masih ada keinginan kuat untuk kembali. Tetapi, kedua orang tua sudah tidak mengijinkan lagi. Orang-orang juga mengejekku sebagai "Frater Balang" sehingga aku ingin lari dan tinggal di Pontianak untuk menghindari Gereja Katolik. Tetapi bukannya dijauhkan, aku malah mendapatkan kos di dekat Katedral Pontianak dan Pemilik Kos adalah Ketua Umat. Sungguh, Tuhan itu unik.
Setelah dinyatakan sembuh, aku diajak Pak Lunardi Sumeiru, Supervisor BCA untuk berlibur di Bali untuk menenangkan pikiran sejenak. Rasa depresi yang masih kurasakan seperti mencekik beberapa bulan akibat pengobatan TBC yang ketat. Di saat inilah aku mencoba untuk mengunjungi beberapa destinasi terbaik di Bali termasuk monumen Bom Bali. Bali sungguh indah dan aku benar-benar melupakan segala penat di hatiku. Sembari memuji dan memuliakan Tuhan, banyak hal baru yang kutemukan di tempat ini. Luar biasa.
Aku mengalami sakit TBC, dan mengundurkan diri dari Seminari Menengah St. Laurensius Ketapang. Mantan Pimpinanku di BCA, Lunardi Sumeiru mengajak aku bekerja di Toko adiknya dan aku bekerja sebagai Teknisi Komputer. Aku tinggal di ruko Sungai Raya Dalam, di Toko Lunarcom. Aku juga sembayang di Gereja Kristen Elsyadai selama bekerja di situ. Karena aku mencoba melupakan panggilan dan menghindari Gereja Katolik.
Kampus ini adalah kampus Katolik, almamater ungu, dan aku mengambil jurusan Informasi Komputer. Ada 5 kali aku mengajukan judul skripsi, tetapi pada akhirnya aku mengambil skripsi yang konvensional: Aplikasi Inventory. Aku juga mengalami kekeringan di sini, namun Tuhan melalui cara-Nya, memberikan aku cara serta kekuatan sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi. Dosen pembimbing skripsiku adalah Pak Soebandi dan Pak Lukman, pengujinya adalah Pak Genrawan dan Pak Tommy. Aku sangat berterima kasih karena kemurahan hati pembimbing dan penguji skripsiku dan juga para dosen yang pernah membimbingku selama di STMIK Widya Dharma Pontianak.
Saat itu, aku masih tinggal di Asrama BPS Keuskupan Ketapang di Pontianak. Aku dikenalkan oleh Sr. Luciana KFS melalui Grup Alyans Choirs. Karena informasi beliau, aku melamar bekerja di Yayasan AMKUR dan bekerja sebagai TU di KB-PG-TK Marie Joseph Pontianak. Kepala Sekolahnya waktu itu adalah Sr. M. Mediatrix, KFS dan kemudian SD dibangun, kepala sekolah digantikan oleh Sr. M. Olympia Wea, KFS.
Selain bekerja di KB-PG-TK, aku juga membantu di SD Swasta Katolik Marie Joseph. Ketika SD dibangun, Sr. M. Mediatrix, KFS menjadi kepala sekolah. Aku juga dipercaya sebagai Guru TIK untuk kelas 1-4. Di penghujung 2017, aku diwisida dan mengundurkan diri untuk kembali ke Ketapang.
Di Pontianak, aku bergabung bersama dengan paduan suara GACC (Gli Angeli Cantano Choir) yang dibina oleh Om Ben Soeryamasoeka. Ini merupakan salah satu kelompok kor expert yang pernah saya ikuti karena di dalamnya terdapat partitur lagu-lagu Sacra, lagu-lagu yang notabene terbilang sulit. Tetapi atas binaan om Ben, latihan yang keras, rutin dan konsisten, semua dapat bernyanyi dengan baik. Sing Alleluia to the Lord!
Aku kembali kepada Gereja Katolik. Suster Luciana KFS yang berjasa memperkenalkanku pada Yayasan AMKUR, mencarikan aku pekerjaan di sekolah Marie Joseph dan akhirnya aku berjumpa dengan Ordo Fransiskan Sekuler (OFS). Ini merupakan Ordo Ketiga Fransiskan yang terdiri dari awam yang ingin melaksanakan cara hidup yang ditawarkan Santo Fransiskus Assisi sebagai awam. Aku menjalani masa Aspiran (25 Juli 2013), Postulan (10 Agustus 2014), Novis (18 Oktober 2015) hingga berkaul kekal (8 Oktober 2017). Status OFS menurut Konstitusi dan ARDAS OFS, tetap akan melekat meskipun aku menjadi seorang Imam Diosesan. Maka, aku secara otomatis mengikuti jejak pendahulu yang adalah OFS sekaligus Diosesan seperti Santo Yohanes Maria Vianney dan Santo Yohanes XXIII. Aku sendiri telah berkaul kekal (Profes) di Ordo Fransiskan Sekuler (OFS) pada tanggal 8 Oktober 2017 di Gereja MRPD Pancasila Pontianak bersama dengan para saudara lainnya.
Dalam Senat Mahasiswa (SEMA) STMIK Widya Dharma, aku kembali dipercaya untuk mengkordinir kegiatan Rohani. Beberapa kegiatan yang pernah kami lakukan antara lain Baksos di Keramas, masa kepimpinanku di Kerohanian.
Puji Tuhan, di masa ini aku dipercayakan oleh Keuskupan Agung Pontianak untuk menemani Dirdios KKI Sekami KAP, RP. Gregorius, CP. Aku di sini bertugas sebagai Tim Medikom (MEdia dan Komunikasi) untuk Tim Dirdios. Bersama Sr. Laura dan tim.
Rasa-rasanya tidak habis-habisnya aku mendapatkan tugas sebagai Sekretaris. Kali ini, di masa jabatan 2014-2015, aku diberikan mandat lagi untuk mengelola segala hal yang berkaitan dengan surat menyurat. Melalui pengalamanku tentang kesekretariatan, tidak sulit bagiku untuk melaksanakan tugas ini.
Dalam sebuah forum besar, para pemuda-pemudi Dayak Kalbar berkumpul di rumah betang Pontianak. Kepengurusan Pemuda Dayak Kalbar tersebut dibentuk dengan ketuanya adalah Bang Adrianus, sementara aku dipercayakan sebagai kaki tangannya sebagai Ketua Seksi TI Pemuda Dayak Kalbar
Setelah melanglang buana dari Pontianak, aku kembali ke Ketapang. Selain berlatih bersama AMBA, aku juga bergabung dengan teman-teman Vox Fidei yang dilatih oleh Dr. Hendra dkk.
Beberapa bulan setelah pulang ke Ketapang, aku mencoba mencari pekerjaan. Dan akhirnya aku diterima sebagai karyawan hotel sebagai Front Desk Agent/Resepsionis. Aku harus bekerja secara shift dari pagi hingga malam. Di sini aku mulai mengerti sistem informasi perhotelan, bagaimana kebiasaan tamu, hospitality ala hotel dan tekanan kerja yang keras. Selama menjadi FDA, ada beberapa teman-teman FDA yang keluar. Aku tetap bertahan.
Manajemen Asana dipindahtangankan ke Manajemen Owner. Nama Hotel kemudian berubah menjadi Nevada Ketapang Hotel. Aku dipromosikan sebagai E-Commerce Manager di Divisi Sales and Marketing dan Design Graphic. Setidaknya waktu kerja lebih teratur, tanpa shift, dari pagi hingga malam hari. Aku juga mendapatkan beberapa rekan magang dari SMA/SMK untuk meringankan pekerjaanku. Tetapi, ketika Covid-19 melanda, terjadi PHK besar-besaran di mana-mana termasuk di tempat kami. Beberapa karyawan dirumahkan dan terjadi penurunan pendapatan. Aku teringat akan niat panggilanku untuk menjadi imam, lalu di tahun ini juga aku diizinkan bapak dan ibu untuk masuk Seminari. Ini kesempatan! Lalu, Aku resign dan mohon izin kepada Manager, Pak Enrico, untuk melepaskan jabatanku dan melanjutkan panggilan di Seminari.
Romo Sutadi dan teman-teman KKMK mempercayakan kepadaku suatu tugas untuk menghimpun kaum-kaum muda pekerja untuk sama-sama melayani Gereja melalui wadah KKMK.
Aku dan beberapa teman kemudian mulai terjun ke kegiatan OMK. Kemudian Romo Fransiskus Suandi bersama teman-teman ikut serta dalam pelayanan kaum muda melalui KOMKEP Ketapang.
Waktu itu RD Busyet (RD Andreas Budisambodo) menerima aku masuk di Seminari. Sebelumnya, aku masih diizinkan oleh Romo Busyet sembari bekerja di Hotel Nevada Ketapang sampai aku resign. Setelah Resign, aku resmi menjalani kehidupan panggilan di Masa TOR.
Selain tinggal di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII, aku dikuliahkan oleh Keuskupan di Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang. Studi di sini merupakan proses yang panjang, tetapi aku mensiasatinya dengan tekun belajar, rajin menulis artikel, sesekali menulis majalah dan hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan keabadian itu.
Sebenarnya sejak tahun 2012, ayahku jatuh sakit dan dirawat di RS. Tetapi beliau masih kuat dan bisa bolak-balik ke Nanga Tayap untuk mengajar dan juga menjadi Kepala SMPN 1 Nanga Tayap. Aku sangat miris sejak dahulu di mana jalan yang menghubungkan Ketapang dengan daerah-daerah pedalaman sangat hancur dan rusak akibat kendaraan truk-truk pengangkut sawit. Aku selalu khawatir, dengan kondisi kesehatannya yang tidak baik-baik saja. Beliau pulang pergi dari Ketapang menggunakan motor kadang setiap Minggu, beberapa Minggu atau setiap bulan. Aku selalu berpesan kepada bapak, sebaiknya bapak kerja di Ketapang saja. Dan benar, bapak akhirnya dipindah tugas walau sebagai staff di Kelurahan Sukaharja. Namun suatu hari, aku bermimpi, bapak menggunakan baju putih dinasnya, lalu berkata kepadaku,"Bapak mau berangkat dulu". Aku bertanya,"Ke mana pak?" Tetapi beliau tidak menjawab lalu menghilang di antara sinar-sinar. Setelah bangun, aku berpikir sejenak tentang mimpi itu. Pukul 20.00, aku chat bapak dan bilang "Pak, suruh mamak masak daun kelor. Kamek (aku) firasat tak nyaman". Pukul 21.00, bapak menjawab,"Firasat apa gik no. Terus diapakan gik. Kite percayakan pada perlindungan Tuhan Yesus. Banyak-banyak berdoa ye, No.". Ini percakapan kami pada 24 April 2023. Aku juga sempat memberitahu ke bapak, kalau bulan Juni nanti aku akan pulang ke Ketapang. Namun pada 10 Juni 2023, aku mendapat telpon dari adik bungsu, Jane Yolanda, bahwa bapak meninggal dunia. Di saat itulah hidupku menjadi runtuh dan hancur. Aku ingin menangis tapi tidak bisa. Aku yang sedang berkemas untuk pindah unit kebingungan dan tidak tahu mau berbicara apa. Di hari itu, aku berangkat dari Surabaya, Pontianak dan tiba di Ketapang pada 11 Juni siang hari. Keesokan harinya, tepat di hari ulang tahun bapak, 12 Juni 2023, atas izin Vikjen Keuskupan Ketapang, aku menguburkan bapakku didampingi oleh sepupu kakek, Kek Krisantus, CP. Aku menguburkan bapakku tanpa air mata, memandang makamnya dan merenungkannya dalam diam.
Saat mendaftar kelompok kategorial, aku mencoba untuk bergabugn di Legio Maria. Aku mempertimbangkan Legio Maria karena di tempat aku berada sellau ada kelompok Kategorial Legio Maria. Kemudian dibentuklah Presidium Baru pecahan dari Presidium Maria Ratu Segala Suku yaitu Presidium Maria Ratu Damai. Pada saat itu, aku ditunjuk oleh Fr. Anang untuk membantu menjadi Ketua Presidium Maria Ratu Damai. Anggota yang aktif Ketua Perwira: Sdr. Fransesco, Wakil Ketua: Sdr. Tio, Sekretaris: Sdr. Novan, Bendahara: Sdr. Patris, Pembina: Sdr. Kristo, Anggota: Sdr. Sarif, Sdr. Brian, Anggota Auxilier: Sdr. Anton.
.jpeg)
Aku bersyukur kepada Tuhan Yesus karena boleh memenangkan pertandingan Karya Ilmiah dengan tema: Artificial Intelligence. Ini menjadi semangat baru untuk terus berkarya khususnya dalam Karya Ilmiah. Uang hasil lomba tersebut akan kukumpulkan untuk biaya keberangkatan menuju Paroki Pacitan. Terima kasih Tuhan untuk anugerah ini.
Aku sangat bersyukur masih ada teman-teman yang mempercayakan aku untuk ikut serta dalam organisasi. Kali ini adalah Organisasi BPM. Kami dilantik di Auditorium STFT Widya Sasana Malang Lantai 5 oleg Ketua STFT Widya Sasana Malang Prof.FX. Eko Armada Riyanto CM dan Puket III Bid. Kemahasiswaan RP. Robert Pius Manik, Ph.D. Aku saat ini melayani sebagai Sekretaris BPM bersama Fr. Yoga Febriano, S.Fil. (Ketua) dan kawan-kawan.
Aku memuji Tuhan yang memberikan talenta kepada setiap manusia. Aku bersyukur diberkati-Nya dengan limpah talenta dan bisa kupersembahkan kembali pada-Nya sebagai ungkapan rasa syukurku. Tentu saja, bukan karena usahaku, melainkan atas kebaikan-Nya yang memberikan kemenangan melalui tanda salib yang mengalahkan kuasa dosa. Dengan tanda salib ini pula, aku memulai pekerjaan untuk mendesain logo ini. Alleluia!
Puji Syukur dipercayakan oleh teman-teman untuk sama-sama belajar tentang sistem Jurnal dan Teknis Penulisan Artikel. Aku bersama para pengurus Jurnal Aggiornamento berupaya untuk memberikan pengetahuan tentang penulisan Jurnal di Aggiornamento dan Jurnal OJS, Sinta dan Scopus. Menulis untuk level internasional? Apakah Mustahil? Bagiku tidak, asal mau dan berusaha serta mengandalkan Tuhan dalam setiap karya yang dibuat. Sebab aku menyadari dengan pasti, Tuhan adalah Maha Pencipta, Ia juga dengan murah hati memberikan Roh Pencipta-Nya kepada seluruh manusia untuk menciptakan segala kebaikan entah itu berupa karya fisik, tulisan-tulisan ataupun pemikiran-pemikiran. Maha Besarlah Tuhan!
Hari ini betapa aku bersyukur karena Jurnal Scopus Q2 Jurnal Millah (Klik di sini) hasil kolaborasi (bersama Romo Yohanes Endi dan Romo Christianus Watu), berhasil dipublikasikan. Artinya ini merupakan langkah awal bagiku untuk terus berkarya, melaksanakan penelitian berkelanjutan di bidang kebudayaan dan terus menerus belajar untuk mengembangkan diri dan juga banyak orang. Melalui penelitian, aku percaya ilmu pengetahuan tidak akan pernah putus. Ilmu pengetahuan akan berlanjut tentu saja berimbang dengan semangat iman yang terbuka akan pengetahuan alam yang tidak terbatas. Alleluia!
.png)
Sekali lagi rasa syukur aku ucapkan kepada Tuhan Yesus atas segala berkat yang boleh kuterima, terutama atas segala kebaikan dari-Nya, aku dimampukan untuk menerima berkat terbaik dari-Mu sekali lagi. Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu. Itu selalu kugaungkan dalam hatiku. Setiap hari aku memuji Tuhan, oleh karena kasih karunia-Nya segala yang baik dan amat sangat baik boleh terjadi dalam hidupku. Pujilah Tuhan! Alleluia!
Aku menyukai berbagai macam bidang seperti seni lukis, seni musik, seni suara, programming, system analis, membaca buku, berenang, kuliner, travelling, dan dari itu semua yang menjadi hal yang takkan pernah dipisahkan dalam hidupku adalah doa. Karena Doa menjadi jembatan antara Aku dan Dia yang memberikan aku kehidupan dan talenta itu.
.png)
"Bang Alex adalah sosok Frater yang produktif. Bagi saya Anda Luar Biasa. Masukan: Supaya Bang Alex memberi waktu lebih dan rajin untuk olahraga hehehe. Biar tetap Strong."
"Fr. Alex itu rendah hati untuk membantu sesama dalam segala hal."
"Bang Alex pasti bisa !"
"Frater Alex sangat memiliki jiwa yang kreatif"
Jika kamu membutuhkan dukungan rohani dan dukungan doa, cobalah untuk berbagi bersamaku!
