Diari Bulan April 2019

 

6 April 2019

Bapak masuk RS Fatimah, aku diberi tugas untuk menjemput Jessica di sekolah. 







11 April 2019

Harusnya bapak sudah boleh pulang, cuma karena leukosit naik, badan meriang dan demam. Disuruh nginap lagi sampai benar-benar pulih. Andai saja, andai saja, jika boleh, Tuhan menukarkan aku dengan bapak, agar aku saja yang terbaring di situ. Jangan bapak. 


14 April 2019

Masih di rumah sakit, habis dari tempat kerja, menjaga bapak di Rumah Sakit.


Kiri kanan sudah boleh diizinkan pulang, tetapi bapak masih belum boleh. Semoga lekas sembuh, Pak.

17 April 2019

Dokter Budi hari ini memeriksa bapak, sedang diperiksa dengan USG, semoga baik-baik saja.

 

23 April 2019

Bapak sudah sembuh, aku kembali bekerja dalam siklus yang sama. Yeah!


25 April 2019

Menemani kawan-kawan dalam pernikahan Adat Dayak Simpakng.



29 April 2019

Hari ini mencoba mendonorkan darah. Setetes darah adalah nyawa bagi banyak orang. Syukurlah, setelah satu tahun akhirnya bisa donor darah lagi. Semoga darahku ini bisa berguna bagi mereka yang membutuhkannya.

30 April 2019

Pernah terpikir, kejadian yang kebetulan atau entah sudah waktunya seperti kata Tuhan Yesus,"Ibu, belum waktunya." Ketika Ia diminta Bunda Maria membantu pengantin yang kehabisan anggur di Kana, dan akhirnya Ia bersedia mengubah air menjadi anggur.

Seperti menggunakan sepeda engkol dan sepeda motor. Aku harus melalui latihan, bahkan sampai terjatuh agar mahir. Sempat tersugesti perkataan teman,"Belum jatuh, belum mahir." Tapi sekarang menyetir mobil, kalau belum jatuh belum mahir menurutku itu tidaklah lucu. Kalau bisa jangan sampai jatuh. Kalau bisa!" Jangan sampai deh, karena menyetir itu bagi penumpang, kamu diberi kepercayaan mengantar mereka dengan selamat saat mereka naik hingga turun ke tempat tujuan. Betul? Di sinilah kita dilatih untuk dipercayai.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar