Diari Bulan September 2021

 
 

Jumat, 03 September 2021

Hari yang baik diawali dengan cermin sikap yang baik, perasaan hati yang baik, dan respon jiwa yang baik. Syukur tentunya kuucapkan tiada henti atas penyelenggaraan sang Maha Baik yang hidup, hadir dan meraja di hati hamba-Nya yang hina ini. Awal hari ini ditandai dengan tugas di bulan baru ini sebagai lektor. Mungkin di Perayaan Santo Gregorius Uskup agak sedikit spesial di mata saya karena petugas hari ini dilakukan oleh utusan-utusan dari Ketapang. Romo Yohanes Endi sebagai selebran utama, Frater Agus sebagai asisten sekaligus pembawa renungan dan saya sebagai lektor. Ketiga dari kami adalah orang Ketapang. Dari kacamata biasa, ini peristiwa kebetulan. Saya memaknai ini sebagai penyelenggaraan ilahi, karena tiada satupun di dunia ini dapat terjadi tanpa seizin penyelenggaraan ilahi. Gambaran awal bagaimana proses dari seorang frater tingkat satu seperti saya dapat menjadi mereka, Frater Agus dalam proses menuju diakon, dan Romo Endi sebagai model imam dan dosen yang membanggakan bagi Keuskupan Ketapang. Saya merasa bersyukur! Dalam bertugas sempat mengalami kesalahan membaca karena yang terbuka adalah bacaan Hari Sabtu, seharusnya bacaan hari Jumat. Saya memperhatikan mata Frater Julio yang memberi isyarat,"Apakah saya salah melakukan tugas saya sebagai koster?" Spontan hati saya mengatakan,"Tidak, itu bukan salahmu." Bagi saya itu adalah murni kesalahan saya dan selanjutnya saya mengulangi bacaan yang seharusnya.

Dalam benak saya terbesit pikiran saat bertugas organis nanti. Dalam lamunan itu, saya merasa minder karena teman-teman begitu mahir dalam memainkan musik organ. Sementara saya, masih sangat awam dan pemula untuk memainkan alat musik itu. Tapi meskipun begitu, toh saya juga harus belajar dan tidak perlu malu. Karena saya memang tidak pandai, maka saya harus belajar supaya bisa. Meski nantinya tidak seperti yang diinginkan, setidaknya misa dapat berjalan dengan lancar nantinya. Semoga!

Dalam proses belajar, saya agak merasa bersalah juga karena tidak memperhatikan penjelasan dengan benar. Tetapi saya berusaha keras untuk fokus pada penjelasan. Pada pelajaran Pendidikan Pancasila dari Romo Vallen, saya merasa tetap terjaga karena cara menjelaskan pak Vallen membuat saya tidak mengantuk, suaranya jelas, dan mudah dipahami. Meskipun yang dijelaskan adalah teks panjang yaitu Pidato Soekarno tentang Kemerdekaan dan Pancasila, karena gaya bahasa Romo Vallen yang lucu, membuat rasa kantuk lewat begitu saja. 

Namun saya merasa agak sedih karena dalam pelajaran Bahasa Indonesia, nilai pretest saya mendapatkan angka 50/100. Tidak hanya saya, beberapa frater juga mengalami hal yang demikian. Saya agak bingung, teori bahasa Indonesia saat saya sekolah dan kuliah saat ini berbeda jauh sehingga pemahaman akan kaidah Bahasa Indonesia masih menggantung. Contohnya: EYD sekarang berganti PUEBI, susunan kata yang harus berdasar logika dan konteks, jadi gaya ajar dahulu dan sekarang mengalami perubahan. Namun saya tidak patah arang, ini jadi langkah awal untuk belajar lebih baik lagi. Karena bekal untuk menulis yang adalah hobby saya hanya melalui Bahasa Indonesia. 

Saya juga agak sibuk untuk memperbaiki komputer Pak Sukari, walaupun agak kerepotan, saya akhirnya bisa juga menyelesaikan perbaikan tersebut. Segala hal tidak dapat berjalan sempurna, tapi pada akhirnya pasti akan selesai juga.

Saya juga sempat berjumpa dengan Bu Herlina, yang membawa beberapa kantung jeruk untuk dibagikan kepada komunitas. Beliau adalah ibu angkat dari Romo Endi. Saya mengenal beliau dari media sosial dan beliau banyak menceritakan berbagai hal. Hari ini beliau mampir dan ingin berjumpa dengan saya. 

Malam hari setelah makan malam, saya melakukan taking videonya Fr. Dunatus untuk Program Komitmen (Kotbah Satu Menit Meneguhkan). Itu pun sebelumnya, saya harus membantu Fr. Alfrid untuk memperbaiki komputernya. Baru record dan editting di kamar Fr. Tomi. Setelah itu barulah saya bisa bernafas dengan lega dan bersyukur, bahwa Tuhan masih memberikan saya kekuatan dan kesehatan untuk melayani saudara-saudara saya. 

Refleksi bagi saya adalah bagaimana saya tetap dapat melayani Tuhan melalui sesama dengan penuh semangat, secara manusia mungkin ada keluhan, tetapi secara nurani hati saya tidak dapat menolak untuk memberikan pertolongan. Hari-hari akan tetap berlalu, tetapi jangan sampai waktu terhenti karena kita berhenti berbuat baik. 

Sabtu, 04 September 2021

Puji Tuhan atas berkat Tuhan karena pada hari ini saya dapat bangun dengan tubuh yang segar. Setelah seharian suntuk saya mengerjakan tugas-tugas seperti melayani service PC pak Sukari di Perpustakaan yang membutuhkan waktu cukup lama. Mungkin masalahnya hanya sederhana, tetapi karena hal sederhana itu membuat saya agak remeh dan akhirnya saya mengalami kecerobohan. PC tersebut memerlukan waktu yang cukup lama karena OS (Operating System) menggunakan Window 7 dan tentu aplikasinya juga aplikasi yang sudah lama sekali. Di tambah di dalamnya terdapat database perpustakaan sehingga risiko besar apabila saya install ulang dan data-data lama tersebut juga terhapus. Maka, saya mengerjakannya dengan hati-hati, khususnya pemasangan office. Office sebelumnya 2010, mengalami downgrade karena OS tidak mendukung dan license sudah expired. Maka, saya terpaksa turunkan versi jadi Office 2007. Setelah 6 jam, akhirnya selesai juga. 

Malamnya, saya juga harus melakukan taking video dengan Fr. Dunatus dan editting di kamarnya Fr. Tomi. Saya merasa agak tidak enak karena harus merepotkan Fr. Tomi setiap malam untuk menggunakan laptopnya dalam editting, karena laptop saya tidak mendukung. Pagi ini syukurnya saya dapat bangun dengan sehat dan puji Tuhan bugar dan baik-baik saja. Hanya saja, saya tadi pagi merasa berdosa karena hosti yang saya sambut malah terjatuh, dan itu membuat pukulan keras di hati saya bahwa saya ceroboh sekali. Tuhan hendak mengingatkan saya untuk selalu waspada dan sigap dalam segala situasi. Ampuni hamba-Mu yang bodoh ini, Tuhan Yesus. Saat sarapan, saya makan dengan tenang karena menunya enak; indomie dan telur rebus. Saya juga melaksanakan tugas dengan gembira untuk mencuci piring bersama Fr. Joshua. Fr. Santo sempat mengingatkan saya bahwa saya juga hari ini bertugas mengelap meja. Saya tidak kaget, karena sedari tadi saya memang sudah memegang lap tanpa melihat jadwal. Dan ada seorang Frater dengan masih mengenakan jubah yang mungkin melihat saya mencuci alat makan sekaligus mengelap meja, bertanya,"Lho, hari ini frater lap meja juga?" Saya tersenyum. "Iya Frater, tidak apa-apa, ini cuma mengelap meja saya," jawab saya. Umumnya, mendapatkan tugas seperti ini orang pasti merasa jengkel, mengapa harus mendapat jadwal ganda? Tetapi bagi saya, ini semacam refleksi untuk melawan diri saya sendiri, saya tidak akan kalah. Saya memang punya waktu lain saat itu, tetapi hanya beberapa menit untuk mengelap meja, tidak akan membuat hidup saya hancur. 

Pagi ini, kami melaksanakan pembelajaran daring kembali bersama Romo Tri Wardoyo dalam mata kuliah Pengantar KS Perjanjian Lama. Saya mengikuti mata kuliah ini dengan hati-hati dan menyimak setiap penjelasan dari Romo Tri Wardoyo, dan membuatnya dalam catatan di dalam laptop. Bagi saya pribadi, setiap penjelasan dan ucapan dari dosen memiliki makna penting dan perlu untuk dicatatat. Puji Tuhan, saya sangat menikmati mata kuliah ini dan memanfaatkan penjelasan-penjelasan materi sebagai tambahan dalam tugas membuat resensi buku karangan Romo Tri tersebut yang berjudul "Jejak-Jejak Karya Keselamatan Allah". Ini adalah langkah awal saya untuk memasuki dunia ilmiah, karena walaupun sebelumnya saya berkecimpung dalam pembuatan artikel dan laporan kegiatan di majalah sesawi.net, tetapi karya ilmiah dengan seluk beluk referensi teoritis adalah gaya penulisan yang berbeda. Saya harus belajar lebih baik agar tulisan yang saya bangun tidak memuat argumentasi pribadi melainkan berdasar pada teori-teori yang ada.   

Minggu. 05 September 2021

Syukur kepada Allah atas berkat dan rahmat Tuhan yang sangat besar di dalam hidupku. Saya sangat bersyukur tentunya dapat bangun dengan gembira hati dan penuh semangat. Syukurlah saya dapat bangun tidur dengan tubuh yang segar dan semangat sekalipun beberapa hari ini disibukkan oleh berbagai aktivitas. Hari ini, kami melaksanakan misa Minggu Biasa XXIII dan sekaligus pembukaan BKSN 2021. Fr. Ageng mengiringi perarakan dengan tarian Mak Dul, tarian asal Probolinggo yang bermakna moralitas di mana seorang nenek begitu peduli pada moralitas gadis-gadis di desanya. Misa dipimpin oleh Romo Donatus bersama Romo Frans. Saya sangat tertarik dengan tema BKSN tahun ini yang sangat kontekstual dengan situasi real saat ini. "Yesus Sahabat Seperjalanan Kita", tidak hanya dibacakan, saya memejamkan mata dan merenungkan kalimat tema BKSN ini. Yesus...Sahabat...Seperjalanan...Kita. Yesus mau menjadi sahabat di tengah-tengah penderitaan yang dialami kita semua di masa pandemi ini. Yesus yang lebih dahulu merasakan derita mau menjalani perjalanan derita kita di zaman ini. Saya merasakan betapa baiknya Tuhan Yesus kita. Segala bunyi homili Romo Donatus saya catat dalam kertas kecil dan saya tulis di dalam word setelah misa. Saya mengirimkannya ke email pak Mathias Hariyadi untuk dipublikasi. 

Setelah misa, saya menemani Frater Reginald untuk mencarikan laptop (sudah izin khusus Romo Tri Wardoyo,CM). Kami berdua mengayuh sepeda menuju toko komputer. Lucunya, saya memakai sepeda milik Fr. Danu yang adalah sepeda balap. Saya merasa kesulitan karena postur sepedanya begitu tinggi, tubuh saya harus membungkuk, kaki saya tidak sampai pada permukaan tanah. Saya harus menggunakan ujung kaki untuk mengayuh sepeda, dan itu sangat menyakitkan. Apa boleh buat, hanya itu saja sepeda yang tersedia. Saya mengarahkannya ke Alibaba.com untuk mencarikan laptop sesuai spec yang diharapkannya. Kami menemukan laptop berkisaran harga Rp 5 jutaan, dengan spec intel celeron tebaru, 8 GB, dan SDD. Cukup untuk Frater Regi mengerjakan tugas-tugasnya di masa depan dan compatible dengan aplikasi-aplikasi PC masa kini. Kami juga sempat singgah di ATK untuk memfotocopy diktat Pendidikan Pancasila dan juga Filsafat Yunani Kuno. Kami membagi tugas, Fr. Regi saat pulang mengambil diktat dan saya duluan ke Seminari Tinggi untuk setting laptopnya (karena jam 11.00 saya harus bimbingan rohani bersama Romo Bas).

Jam 11.00, saya melaksanakan bimbingan Rohani. Frater Bastian juga datang dan mengganti pitting lampu di kamar saya, sehingga saya meninggalkannya di sana untuk memperbaikinya. Saya sudah harus mulai melakukan bimbingan rohani. Sesampainya di ruangan Romo Bas, ternyata ada Fr. Dunatus yang lebih dahulu melakukan bimbingan rohani. Setelah gilira bimbingannya selesai, barulah giliran saya. Pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan berkaitan dengan latar belakang keluarga dan motivasi panggilan. Saya merasa senang bimbingan rohani bersama Romo Bas karena percakapan begitu hangat, santai, dan ada feed back. Sebagaimana seorang tua bercerita, saya senang mendengarkan beliau memberikan masukan, berkisah dan bertanya. Pembimbingan Rohani yang saya dapatkan sangat meneguhkan dan mengingatkan saya untuk semakin lebih baik dan memiliki hubungan atau relasi dengan Tuhan Yesus secara lebih baik. Di akhir bimbingan rohani, saya mengakukan dosa-dosa saya terutama mengenai hosti yang saya terima pada misa hari lalu yang terjatuh dan keluhan-keluhan yang saya alami lainnya. Terima kasih Romo Bas.

Siang harinya saya belum istirahat, saya harus mengambil video Frater Tomi untuk bahan renungan Komitmen. Sekitar jam 01.00 siang lewat, saya merekam Fr. Tomi di kapel atas. Beberapa harus diulang karena berbagai gangguan seperti kokokan ayam, kesalahan korbah, dan gangguan-gangguan lainnya. Setelah rekaman selesai dilakukan, saya beristirahat untuk memulihkan tenaga. 

Sore harinya saya bersiap untuk mandi dan mengikuti salve. Sebelum salve, kami melakukan ofisi sore terlebih dahulu. Beberapa catatan dari Fr. Ardy agar segala hal dalam salve dipersiapkan dengan baik entah peralatan, maupun petugasnya. Setelah salve, kami makan malam.

Sekitar jam 08.00, ada pertemuan dengan Romo Donatus mengenai Mind Mup 2.0. Pertemuan ini sangat menarik karena memberikan cara baru untuk membuat catatan ringkas. Cara belajar ini pernah saya terapkan waktu SMA berdasarkan teori belajar dari Robert T Kiyosaki mengenai Quantum Learning. Mind mapping  merupakan cara menyenangkan untuk belajar dan memahami catatan-catatan dengan baik. Mind Mup 2.0 aplikasi tersebut tersedia di Google Drive. Saya baru tahu bahwa media penyimpanan ini ternyata memiliki aplikasi lainnya yang bisa dimanfaatkan untuk belajar. Terima kasih Romo Don!

Lewat jam 08.00, belum selesai aktivitas. Saya menuju unit 3 untuk melakukan editting video Fr. Tomi. Karena mata sudah mengantuk, saya mencoba edit secara cepat. Biasanya saya memperlihatkan langkah-langkah editting kepada Fr. Tomi, hanya saja kami berdua sudah sama-sama lelah. Maka sekitar satu jam saja saya edit video tersebut dan tidak langsung diupload karena terlanjur lelah. Saya tidur dalam rasa lelah, namun saya masih bisa merasakan kepuasan karena liburan ini saya manfaatkan untuk hal-hal yang bermanfaat dan baik. Terima kasih Tuhan! 

Senin, 06 September 2021

Pagi yang indah, meskipun mengantuk, saya berusaha untuk bangun dengan penuh semangat. Meskipun jiwa kuat, memang tubuh yang berkepala tiga ini masih butuh waktu untuk menyegarkan diri. Alhasil, sampai di kapel pun saya masih merasakan mengantuk. Semoga Tuhan memaklumi apa yang saya alami. Saya berusaha untuk tetap hadir dan memperhatikan setiap sabda Tuhan. 

Setelah misa, saya berpikir untuk melakukan perbaruan, biasanya tubuh dan jiwa mengarahkan untuk tidur. Kali ini saya ingin melawan diri saya sendiri, saya ingin melakukan hal yang berguna. Saya selanjutnya menuju kamar mandi, mengambil air seember penuh dan membawanya ke taman unit untuk menyiram seluruh tanaman di sekeliling unit. Kebiasaan ini ingin saya bangun sampai selanjutnya, karena kesibukan sebelumnya membuat saya mengabaikan para makhluk hidup ini. Jadi saya gunakan waktu sebelum kuliah untuk merawat mereka. 

Selasa, 07 September 2021

Semangat baru, hari baru, Tuhan menyertai kembali. Hari ini pelajaran Bahasa Inggris tidak ada karena dipindah pada hari Jumat. Sementara pelajaran psikologi umum tetap berjalan. Romo Iwan meminta kami untuk mengerjakan tugas ulang karena tambahan pertanyaan. Maka saya segera mengerjakan tugas-tugas tersebut. Saya merasa agak kesal, karena suara gaduh di dalam kelas agak mengganggu konsentrasi. Tetapi seperti biasa, saya menahan kekesalah itu, dan tetap tenang sembari berusaha mendengarkan penjelasan Romo Iwan dengan tenang.

Kalau lelah, istirahatlah. Sudah segar kembali, berjalan lagi. Siklus hidup yang harus diemban banyak orang. Jika diam, kita tetap di tempat. Jika bergerak, kita sampai pada tujuan.

Tuhan ingin saya bisa menahan amarah lebih baik. Jika bisa tiada sedikitpun celah untuk merasa kesal ataupun marah. Tidak mudah, memang. Tetapi Tuhan selalu memberi kekuatan di saat-saat sulit seperti ini. 

Kamis, 09 September 2021

Syukur kepada Allah segala sesuatunya berjalan dengan baik adanya. Segala yang kurasakan penuh dengan sukacita. Hari yang cukup santai untuk melaksanakan hal-hal baik. Hari ini saya menyelesaikan berbagai kewajiban yang tertunda, menyelesaikan resensi tepat pada waktunya. Walaupun sebenarnya masih sangat jauh waktu pengumpulannya, seperti biasanya saya tidak dapat menunda-nunda pekerjaan yang sudah diberikan. Karena lebih baik selesai segera daripada selesai nanti-nanti. Apalagi soal karya ilmiah, jika semua menumpuk dalam satu waktu, percayalah semua itu akan membuat hasil-hasil karya ilmiah menjadi buruk. Belajar dari pengalaman, saya tidak akan melakukan kesalahan yang sama di masa lalu.

Saya dan Fr. Dendri sempat makan bakso di luar Seminari. Harganya murah, dan rasanya enak. Karena sudah lama sekali tidak makan bakso. Terima kasih atas traktirannya Fr. Dendri. Kebaikan-kebaikan lainnya: menginstall PC Keuskupan Palangkaraya, membantu Fr. Fritz mengerjakan tugas psikologi. Saya masih belum bisa menemukan solusi untuk laptop Keuskupan Ketapang yang dipegang oleh Fr. Ariberto. Semoga nanti bisa ditemukan solusinya. 

Jumat, 10 September 2021

Syukur kepada Allah atas berkat dan penyelenggaraan-Nya yang sungguh amat baik sehingga hari-hari berlalu dengan penuh sukacita. Ada beberapa komputer yang saya perbaiki hari ini. Tetapi ada satu yang masih belum mendapatkan solusi, Dalam bahasa komputer, laptop yang dipakai Fr. Ariberto ini mengalami gangguan hardware. Berkali-kali saya installkan driver untuk WIFI, tetap saja WIFI nya tidak terdeteksi. Saya masih berusaha untuk memutar otak supaya laptopnya dapat menangkap sinyal WIFI dengan baik. Sementara laptop Fr. Regi masih dalam perbaikan software, ke depannya akan saya install ulang juga. Hari ini saya bermain ping pong bersama Fr. Willy dan rasanya cukup memberikan efek menyegarkan walaupun hanya satu jam lebih bermain. Seharian ini nyaris tidak dapat beristirahat, jadi saya ambil waktu lowong untuk beristirahat walau hanya 15 menit saja. Malam harinya saya merekam Fr. Sutrimo untuk komitmen. Meskipun harus meluangkan waktu terlebih dahulu untuk komunitas karena harus melaksanakan completorium yang jadwalnya sudah saya buat. Saya tidak mau melalaikan tugas saya sebagai seksi liturgi unit. Saya yang membuat jadwal, maka saya juga harus menjadi contoh untuk menaatinya. Baru setelah kompletorium, saya merekam Fr. Sutrimo di Kapel atas dibantu oleh Fr. Dunatus.

Saya merasa bersyukur hari-hari berjalan dengan baik adanya. Dan masih diberikan kesempatan oleh Tuhan Yesus untuk mewujudkan kasih-Nya bagi sesama. Walaupun merasa lelah, saya senantiasa bersyukur sebab Tuhan Yesus sendiri melayani umat tanpa mengeluh. Terima kasih Tuhan Yesus atas hari ini. 

Sabtu, 11 September 2021

Syukur atas penyelenggaraan ilahi yang boleh saya kecapi hingga saat ini. Bangun dengan penuh kegembiraan, sehari-hari menerima tubuh Kristus dalam Ekaristi. Puji Tuhan segalanya berjalan dengan baik. Hanya saja saya merasa sedikit mengantuk, dan saya berusaha keras untuk membuat mata saya terpejam. Mohon maaf, Romo Frans, saya terkantuk-kantuk selama beliau berhomili. Sepertinya tubuh saya meminta untuk beristirahat total agar tubuh saya kembali fit. 

Saya memohon maaf kepada Fr. Memet di mana semalam rupanya dia sudah menunggu saya untuk rekaman Komitmen. Ternyata saya lupa kalau saya sudah berjanji dengan Fr. Memet untuk rekaman. Alhasil, tadi saat makan dia bertanya kepada saya soal ini. Saya yang terkaget karena mengabaikan janji saya memohon maaf berkali-kali padanya. Dan kali ini saya tidak mau mengingkari janji. Selesai makan siang, saya langsung merekam Fr. Memet. Selain itu, saya juga sedang berusaha keras melakukan cloning harddisk milik Fr. Ricky. Tapi sepertinya OS saya tidak mendukung untuk melakukan clonning, karena saya menggunakan Window 10 Type Lite (artinya OS yang sudah diperkecil dan ringan sehingga banyak sistem dikurangi), akibatnya beberapa software incompatible dengan OS saya. Saya berencana menggunakan PC Frater lainnya untuk melakukan clonning. 

Saya memohon kepada Tuhan atas ingkar janji yang saya lakukan. Saya memohon rahmat agar saya tidak melalaikan tugas saya lagi. Semoga hari ini berjalan dengan baik dan lancar. 

15 September 2021
Lho kok terbang????? Walaupun kami ber-13, Frater Ketapang tetap kompak dan keren. Selamat mengawali aktivitas hari ini dengan sukacita dan bahagia. Jom, rame-rame jadi imam diosesan!


16 September 2021
Today, I and Fr. Reginald go to Tumpang for visitting OSA community. We met Sr. Andrea, OSA at Sumber Sentosa Hospital, this afternoon. We talked about many stories, got lunch together, and knew their community in Tumpang. After all, we came back home after 12.00 a.m. Thank you Sr. Andrea make much experience for us

18 September 2021

Kita tidak akan pernah tahu Tuhan akan mengarahkan kita menjadi apa. Di antara mereka ini, aku ada. Dan hidupku menyejarah bersama sejarah hidup mereka masing-masing.

 

22 September 2021
Refleksi duc in altum ketika Petrus kebingungan mencari ikan bersama saudara-saudaranya. Yesus hadir dan menyuruh mereka bertolak ke dalam. Maka Petrus pun menurutinya dan mereka memperoleh ikan yang melimpah. Demikian juga halnya kehidupan ini perlu keberanian untuk bertolak ke dalam, bukan sekedar memperoleh hasil yang melimpah, kesuksesan atau tujuan belaka, melainkan kerendahhatian untuk taat menjawab panggilan Tuhan.


30 September 2021
Hari ini Goweser San Giovanni XXIII mengayuh sepeda dari Malang menuju Tumpang kira-kira 30-an KM. Meskipun terasa lelah, tetapi rasa lelah itu terbayar oleh keindahan Coban Jahe. Terima kasih atas hari ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar