Diari Bulan Maret 2024


Selasa, 4 Maret 2024

Hari ini, aku, Dunatus dan Koban berangkat menuju Susteran Pasionis Ciliwung Malang. Kami memawancararai suster Walde CP, wakil pimpinan Komunitas tersebut. Wawancara ini berkenaan dengan tugas yang diberikan oleh Romo FX Eko Armada Riyanto CM tentang pelajaran Filsafat Etika. 

Wawancara dengan Sr. Walde CP

Rabu, 5 Maret 2024

Saat pulang kuliah, di Bendungan, aku tiba-tiba merasakan sakit. Pikirku,"Sepertinya kena batu ginjal lagi". Benar kataku, setibanya di Seminari, saat buang air kecil, air seni bercampur darah keluar. Karena saking sakitnya, aku tidak bisa berdiri. Jadi, aku izin kepada seksi kesehatan untuk tidak kuliah selama beberapa hari. Lalu aku meminta Fr. Sarif (ketua seksi kesehatan) untuk membelikan Batugin. Aku istirahat seharian saja.

Sabtu,  9 Maret 2024

Jadwal Camino tanggal 2 April 2024. Kelompok saya Bayu, Ronald, Hadi, Anes, Bruno. Persiapan nama kelompok, yel-yel dan penampilan. Malamnya, kedatangan Romo Salto Deodatus Simanullang Pr di Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang. Memberikan materi tentang Gereja di Tengah Teknologi AI. Aku bersyukur mendapatkan banyak pelajaran terkait spiritualitas seorang calon imam yang harus memperkuat hidup doa, komunitas dan spiritualitas agar tidak menjadi generasi yang dimanfaatkan oleh teknologi di mana tontonan saat ini jadi tuntunan, seharusnya sebagai insan Muda San Giovanni mejadikan dirinya sebagai penuntun setiap tontonan yang diberikan di media sosial. Semoga dengan adanya pendalaman iman ini, kami semua dikuatkan dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman yang tak menentu. 

Minggu, 10 Maret 2024

Hari ini Misa Pagi, Misa Laetare (Minggu Prapaskah Sukacita), peresmian pemakaian Kasula Merah Muda. Misa dipimpin oleh RD. Awan Botan. Warna merah muda adalah harapan dan sukacita. 

Senin, 11 Maret 2024

Senin ini seharusnya rapat BPM dan BEM untuk persiapan Dies Natalia dan Rapat Kordinasi Program Kerja. Sayang sekali, rektor kami dari Projo tidak mengijinkan. Padahal surat izin sudah jelas, kegiatan ini juga sudah direncanakan jauh hari sebelum kegiatan APP Komunitas. Setidaknya, kegiatan organisasi kemahasiswaan di STFT Widya Sasana mendapatkan kelonggaran. Apalagi yang menjadi pengurus BPM BEM tidak banyak. Waktu yang digunakan untuk rapat pukul 08.00 - 12.00 siang. Sementara APP bisa harusnya cukup dikerjakan oleh mereka yang tidak mengikuti kepengurusan BPM BEM. Mau apa dikata? Bukan sekali dua kali hal seperti ini terjadi. Terkadang Aku sendiri bingung dengan kebijakan seperti ini. Mau melawan, dikira supresif. Diam saja, dikira tak peduli. Aku berlalu dengan perasaan campur aduk, semoga Tuhan mendamaikan hatiku. Lalu aku masuk dalam kelompok mereka yang memindahkan tanah kompos ke lahan IPS Seminari. Pukul 17.00, pertemuan rumah komunitas di mana kabinet "Gemoy" dan jajarannya mempresentasikan program kerjanya.

Selasa, 12 Maret 2024

Persiapan materi rekoleksi untuk Hari Rabu. Pembagian tugas sudah dilakukan, tinggal berharap kepada Tuhan semoga rekoleksi yang kulayani besok di Lingkungan V berjalan dengan baik. Amin paling serius. Selain itu, aku hari ini memperbaiki Flashdisk punya Fr. Rohit Sanggau. Syukurlah tidak ada kerusakan hardware, hanya file virus jadi .exe semuanya. Sudah aku install "360 Antivirus", dan file-file terhidden sudah kembali.

Rabu,13 Maret 2024

Rekoleksi APP ke-2 dimulai pada sore hari pukul 18.00 di Aula Asrama Suster Hermanas Jln. Pandeglang. Semua materi sudah dipersiapkan jauh hari, bahkan aku sudah revisi berkali-kali Power Pointnya karena beberapa tambahan selain di Buku APP. Ternyata eh ternyata, situasi berkata lain. Aku tidak tahu bagaimana kordinasi sebelumnya, kukira di sana tersedia Proyektor, ternyata tidak ada. Tanpa berpikir panjang, aku tetap menggunakan materi di laptop, tetapi dengan penjabaran yang sudah dikembangkan. Sementara itu, Frater Dendri memimpin rekoleksi, Frater Joshua memimpin lagu dan aku memaparkan materi. Syukur kepada Allah. Materi dapat disampaikan dengan baik dan rekoleksi berjalan sebagaimana yang diharapkan meskipun situasi tidak sesuai ekspektasi. Tetap bersikap tenang, tidak akan mematikan kreasi. Berikut materi bisa klik di sini. 


Senin, 18 Maret 2024

Ujian Eklesiologi II, tidak ada kisi-kisi. Disuruh untuk membaca Teologi Pembebasan dan Eklesiologi dalam Krisis Gereja. Cukup sulit, tapi sudahlah. Lakukan saja dan tetap berusaha, berharap dan berdoa.

Rabu, 20 Maret 2024

Sore ini ada Doa syukur di Rumah Pak Mudji, ketua Lingkungan St. Yosef Paroki Ijen. Aku bersama Frater Joshua berangkat menggunakan sepeda ontel dari Seminari. Sebenarnya sore itu juga ada kegiatan Rekreasi bersama di Seminari yaitu nonton bareng. Tapi karena sudah duluan diminta oleh ketua umat, dan pengumuman diadakannya rekreasi baru siang tadi, kami tidak bisa mengabaikan tugas pelayanan tersebut. Teks ibadat sabda sudah kubuat, dan pukul 17.30 kami mencetaknya di ruang komputer Keuskupan Malang. Doa syukur ini dalam rangka pesta pelindung Lingkungan Santo Yosef. Selain umat dari lingkungan turut hadir pula umat dari Wilayah V Paroki Ijen. Santo Yosef menjadi teladan dalam diam. Diamnya menjadi jawaban atas tindakan nyata. Santo Yosef melindungi keluarganya dan menjadi pembuka sejarah karya keselamatan Allah.Kira-kira begitulah inti refleksinya. Buku ibadat sabdanya bisa klik di sini. Dan berikut dokumentasinya:





Minggu, 24 Maret 2024
Hari ini adalah Minggu Palma, di mana seluruh umat Katolik menyambut Sang Raja yang akan menderita di Salib. Aku sendiri merenungkan bahwa sesungguhnya sebagai manusia aku tidak layak diselamatkan, siapakah Aku sehingga Tuhan perhatikan? Namun karena Allah adalah Kasih dan Setia, maka Dia sangat menyayangi seonggok debu yang disebut manusia ini. Di Perayaan Minggu Palma ini, kami merayakan perarakan dengan unik dan khidmat. Romo Dimas memperoleh ide di mana Selebran utama diarak menggunakan tandu dan disambut di beberapa Frater dari berbagai etnis. Mulai dari Tarian Flores, kemudian Aku berada di barisan Etnis Tionghoa bersama rekan-rekan Frater, dilanjutkan Tarian Dayak, Tarian Timor dan diakhiri dengan Tarian adat Batak. Para Suster Pasionis dan beberapa tamu undangan juga turut hadir dalam Misa Minggu Palma ini. Sungguh, Aku membayangkan ketika Yesus di zaman itu, diarak menggunakan Keledai, sebagai tanda kesederhanaan. Tuhanku bukanlah raja yang memerintah. Ia adalah Tuhanku yang melayani, sederhana dan penuh kasih. Sayang sekali, disambut secara meriah, pada akhirnya Dia yang sudah mencintai kita semua diarak masuk ke tempat pembantaian dan dihukum mati. Seharusnya kita semua yang digantung di kayu salib. Tapi Dia lah yang dikehendaki Allah untuk menggantikan hukuman kita. Sembari termenung di kapel, Aku berpikir sejenak dan menepuk dada sekerasnya saat mengucapkan "Tuhan kasihanilah kami". 
Dokumentasi:


Rabu, 27 Maret 2024 

Aku pergi ke Katedral Ijen sendirian menggunakan sepeda. Walaupun terasa berat dan penat, rasa-rasanya begitu sukacitaku memberikan energi untuk hadir dalam Misa Krisma. Ya, Aku datang dan duduk di kursi Katedral Ijen di pojok kanan paling belakang bersama Fr. Yoga, Fr. Ajung dan Fr. Andre kacamata. Misa dihadiri oleh para Imam yang berkarya di Keuskupan Malang, dihadiri oleh para biarawan-biarawati dan umat. Katedral begitu penuh, tetapi misa berjalan dengan khidmat seperti biasanya. Adapun tiga jenis minyak yang diberkati oleh Mgr. Hendricus Pidyarto, O.Carm.:

Minyak Katekumen atau Oleum Catechumenorum : Pada wadah dari minyak ini ditulis OC. Minyak ini dipakai imam untuk pemberkatan calon baptis.
Krisma Suci atau Sacrum Crisma : Pada wadah dari minyak ini ditulis SC. Minyak ini dipakai uskup dan imam untuk macam-macam tahbisan uskup dan tahbisan imam, untuk sakramen krisma, untuk pengudusan altar, pengudusan gereja, pengudusan lonceng gereja, dan lain-lain.
Minyak untuk orang sakit atau Oleum Infirmorum : Pada wadah dari minyak ini ditulis OI. Minyak ini dipakai imam untuk pengurapan orang sakit.


Dokumentasi:

Mgr Hendricus Pidyarto, OCarm memberkati minyak suci

Kamis, 28 Maret 2024

Hari ini Aku dan teman-teman merayakan Kamis Putih, di mana Tuhan Yesus memberikan teladan kepada semua dari kita untuk saling membasuh kaki. Dalam tradisi Yahudi, pembasuhan kaki merupakan cara untuk membersihkan diri ketika beranjak dari luar menuju ke rumah. Ada sebuah kendi yang disiapkan untuk membasuh kaki, dan biasanya yang membasuh kaki adalah pekerjaan seorang hamba. Hamba membersihkan kaki sang tuan lalu kemudian sang tuan masuk ke dalam rumah. Apa yang dilakukan Yesus Tuhan kita berada di luar nalar orang Yahudi. Seharusnya yang membasuh kaki adalah seorang hamba. Tetapi Yesus adalah Guru dan Tuhan merendahkan dirinya dan membasuh kaki para murid-Nya. Percakapan dengan Petrus menjadi sebuah kunci untuk memahami perbuatan Kristus. Di masa kini, Kristus berpesan agar kita semua saling membasuh kaki, menjadi hamba antara satu dengan yang lain, tidak merasa lebih tinggi, dan menghargai siapapun tanpa pandang bulu. Ini adalah cara hidup yang sulit bagi kebanyak orang di mana orang lebih banyak memunculkan kuasa, perintah, senioritas, bos dan bawahan, dan lain sebagainya. Berbeda dengan calon imam, yang seharusnya belajar untuk menjadi serupa dengan Kristus karena kita semua adalah murid. Apabila dalam proses pembinaan masih ada corak gaya "bos dan bawahan", semoga kita semua bertobat. Kita semua tetap menjadi hamba, agar saatnya kelak menjadi imam, dapat menjadi teman seperjalanan bagi umat bukan imam yang hanya tahu memerintah dan tidak mau tahu dengan keadaan orang lain. Selanjutnya, dalam tuguran malam, di saat hening itu, Aku memimpin doa tuguran sekitar pukul 23.10, syahdu, tenang, damai, hening, Aku bisa merasakan nafasku keluar dari sela-sela rongga hidungku, detak jantung, dan kesadaranku terpusat pada Dia yang bertahta dalam sakramen. Aku memandang-Nya, lalu menundukkan muka, kurasakan betapa Aku terlalu hina untuk memandang-Nya. Tetapi Dia, yang turun dari Surga ke dunia ini, datang dengan mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosaku yang begitu banyak. Di masa lalu, orang menggelengkan kepala, dan mengolok-ngolok Dia. Tetapi Aku menggelengkan kepalaku, karena Aku sendiri yang seharusnya diolok-olok karena kedurhakaanku. Tuhan, Aku lemah. Ampuni Aku orang berdosa ini.

Dokumentasi:

Tingkat 3 ikut dalam Kor Kamis Putih

Jumat, 29 Maret 2024

Hari ini Jumat Agung, otomatis semuanya pantang dan puasa. Ibadat pagi dimajukan menjadi pukul 06.30. Karena pada pukul 08.00-09.00, ada Puncta yang dibawakan oleh Romo Mardi SJ, formator Spiritual kami. Beliau mengingatkan kami bahwa betapa pentingnya liturgi pada Jumat Agung sebagai satu kesatuan utuh dengan liturgi Kamis Putih yang sebelumnya tidak dilakukan pemberkatan, melainkan Sakramen dibawa menuju ruang Tuguran, dan altar-altar dibersihkan dari segala pernak-pernik (salib, lilin, tamplak dll) sebagai lambang kemuliaan Kristus yang dilucuti pada saat jubahnya dilucuti, dan diundi pada saat penyalib-an-Nya. Iman Katolik begitu indah, dalam, suci dan bermakna. Bagiku, teologi Jumat Agung ini juga menyentak diriku untuk melucuti semua kebanggaan diri, segala hal yang membuatku bangga, harus kutanggalkan demi mengikuti Dia. Selanjutnya, pada pukul 10.00, kami melanjutkan kegiatan Jalan Salib Kreatif yang dibawakan oleh Ketua Komunitas, Frater Gendis dkk. Sistematikanya tetap mengikuti PS 200, tetapi setiap rupa kejadian diperagakan secara kreatif dengan drama dan puisi sesuai konteks zaman ini. Turut hadir juga para Suster Pasionis dan teman-teman Asrama Putri. Sore hari, diadakan ibadat Jumat Agung. Dalam Passio, Aku mencoba merenungkan dan meresapi percakapan yang ada di dalamnya. Ya, Aku membayangkan, memaknai serta meresapinya hingga dadaku terbakar, jiwaku terkoyak, dan Aku tidak dapat berbuat sesuatupun. Tuhanku Yesus diserahkan tanpa yang membela. Dia tidak bersalah, tetapi dijatuhi hukum mati. Sesudah ditukarkan dengan 30 keping perak oleh murid-Nya sendiri, Iapun ditukarkan dengan penjahat seolah yang dilakukan Yesus melebihi pemberontakan, padahal sesungguhnya mereka yang menyerahkan Dia pada hukuman mati itu, memberontak dari Kasih Allah yang ditawarkan-Nya. Memang tiada air mata keluar dari mataku, sebagaimana ketika Aku masih OMK dahulu, Aku hanya berduka tanpa merenungkan kisah sengsara-Nya. Aku bersimpati, tanpa tergerak untuk berbuat sesuatu untuk diriku. Kini Aku menyadari seutuhnya, Aku menyerahkan segala yang ada padaku, untuk digunakan-Nya menurut rencana-Nya. Sebagaimana Yesus menjadi bagian rencana Allah, Dia pasrah merangkul kematian, memeluk penderitaan, mencium dera dan siksa, dan membelai dengan kasih salib-Nya.

Dokumentasi:






Sabtu, 30 Maret 2024
Kristus telah bangkit, ini adalah perayaan di mana kita semua menantikan kebangkitan Kristus seperti yang disabdakannya. Puji Tuhan, sudah sekian tahun tidak merasakan Bacaan Misa Vigilli Paskah, baru kali ini dimulai kembali. Meskipun terasa lama, aku mencoba untuk meresapinya dengan penuh perhatian. Segala kesalahan dalam menyanyikan mazmur-mazmur kuabadikan. Kurasakan peristiwa-perisrtiwa di mana Tuhan dengan gagah perkasa, menciptakan manusia dengan kasih, menyelamatkan Israel dengan tangan kuat dan gagah perkasa hingga Kristus wafat dan bangkit untuk membela kita dari penjajahan dosa. Itu menggugah keharuan dalam hati, memantik jiwaku seakan malu melihat dosa-dosa, mengobarkan semangat untuk berbuat lebih banyak. Sejauh yang kurenungkan, memang aku melakukan yang terbaik demi kemuliaan Tuhan. Rasa-rasanya memang, banyak sekali suara-suara di sana-sini, segala karya yang kubuat hanya untuk eksis belaka, narsisme, mencari pamor. Kiranya itu dijauhkan dari padaku. Syukur kepada Allah dengan berani, ponselku kursi dengan aplikasi-aplikasi berguna. Aku tidak lagi menggunakan Instagram, Facebook, Tiktok dan aplikasi-aplikasi media sosial. Itu sebagai silih bagiku untuk sungguh menjalani panggilan dengan serius dan setia. Hanya melalui blog inilah, aku menuliskan sejarah hidupku, dan semua yang berlalu kuabadikan dalam tulisan sederhana bersama dengan refleksi yang kuukir dari peristiwa itu. Ini kurenungkan secara pribadi sebagai caraku untuk disalibkan bersama Kristus, lalu bangkit sebagai manusia baru. Lalu biarlah orang berkata apa tentangku, meskipun yang aku buat demi kebaikan diriku, dan tetap dianggap jelek oleh orang-orang seperjuanganku. Yesus juga telah bangkit dan mulia, tetapi hingga saat ini, masih ada orang yang tidak percaya kepada-Nya. Aku sangat dihargai ketika orang menjelek-jelekkan aku di dalam perjuanganku daripada mendapatkan tepuk tangan spektakuler dengan segala gemerlapnya pujian yang berisi kekosongan. Keceriaanku selalu kupancarkan, aku tertawa, menari, gembira, menikmati barbeque, aku bahagia dengan keadaanku dalam suka maupun duka. Sebab Tuhan Yesus yang bangkit selalu ada besertaku.

Dokumentasi:


Minggu, 31 Maret 2024
Hari ini, Aku bertugas sebagai Pemimpin Ibadat Pagi (Ofisi). Meskipun sudah biasa melaksanakan Ofisi, aku tetap berusaha bangun pagi-pagi dan beranjak ke kapel untuk berlatih Madah dan Antifon. Justru karena Aku merasa perlu untuk berlatih dan belajar, supaya saat pelayanan menjadi lebih optimal. Hari ini paduan suara dari Suster-Suster Pasionis, sehingga suara-suara perempuan terdengar di kapel kami yang biasanya terdengar melankolis. Misa dibuka dengan tarian lemah gemulai ala Dayak Kreasi oleh suster-suster Junior. Selain itu, ada juga ritus pengenangan kembali Rahmat pembabtisan dari pemercikan air dengan diiringi lagu Visi Aquam. Yang menjadi wejangan berharga adalah homili dari Romo Suhar. Romo berpesan bahwa kebangkitan Kristus bukan seperti kebangkitan Lazarus, yang mati, hidup lagi, dan nanti akan mati kembali. Sementara Yesus melalui kematian, ia wafat lalu kemudian bangkit secara mulia. 

Dokumentasi:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar