Diari Bulan September 2024


Minggu, 01 September 2024

Hari ini adalah minggu pertama pada bulan September dan merupakan Hari Minggu Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) 2024. Misa pagi ini begitu meriah karena peringatan Ekaristi diadakan dalam bentuk yang meriah. Ada pendupaan Evangeliarum, tarian pembukaan, dan Misa dipimpin oleh tiga imam: Romo Tri, Romo Mardi dan Romo Max. Selain itu, iringan lagu selama misa menggunakan lagu-lagu inkulturasi. Menyambut bulan yang membuat kita semua fokus pada Kitab Suci membuatku bersemangat. 

Pukul 09.00, angkatanku ada pertemuan pendalaman materi kepemimpinan bersama Pastor Donatus Dole. Kali ini yang dibahas adalah kepemimpinan level 4 pengembangan orang lain. 




Sore hari, kami melaksanakan pendalaman kitab suci. Aku bersyukur karena boleh ikut ambil bagian dan menjadi fasilitator BKSN 2024 tahun ini. Kami tingkat 4 beberapa dipilih menjadi ketua untuk membawa situasi reflektif dalam pendalaman Kitab Suci. Aku bersyukur ketika mendengarkan anggota Kelompok 2 atas refleksi mendalam yang berasal dari hidup mereka. Aku melihat, tingkat 1 masih merasakan desolasi selama menjalani kehidupan di Seminari. Aku berharap, mereka dalam perjalanan waktu dapat menemukan Tuhan dan semakin mencintai Tuhan dalam panggilannya. 

Selasa, 03 September 2024

Roh jahat merupakan entitas real yang acapkali dianggap banyak orang tidak ada. Padahal, entitas ini sungguh-sungguh mempengaruhi manusia dalam menentukan prioritas hidupnya. Entitas ini juga kadangkala membuat suatu penghalang antara manusia dan Tuhan. Maka dari itu, kita semua perlu menimba kekuatan dari-Nya baik melalui doa ataupun Ekaristi. - Yoga Febriano (dalam misa Bahasa Inggris hari Selasa)

 

Kamis, 5 September 2024

Sejak 3 September 2024, Bapa Paus mengunjungi Indonesia. Ini merupakan sebuah berkat melimpah, karena Bapa Suci, pemimpin umat Katolik seluruh dunia melawat kita semua dengan segala berkat dari Tuhan kita Yesus Kristus. Bapa Paus Fransiskus dengan segala kerendahan hatinya datang ke Indonesia dengan membawa sejuta kesan bagi para umat Katolik dan juga rakya Indonesia yang terdiri beragam suku dan budaya.

Kami para Frater yang menemukan pendidikan calon imam bersama-sama mengikuti Misa Agung di GBK Jakarta melalui daring. Puji Tuhan, semuanya begitu antusias, aku rasa juga di segala belahan dunia ini, semua umat Katolik menyaksikan kedatangan Sang Bapa Suci yang melawat anaknya di Indonesia. 

Ada beberapa pesan yang diungkapkan oleh bapa Uskup dalam homilinya:

Dua sikap dasar yang harus dimiliki seorang murid:

1. Mendengarkan sabda.

2. Menghidupi sabda.

Tugas pertama murid: tahu diri utk menempatkan diri dalam sikap mendengarkan sabda. Sabda hrs menjadi landasan yang kokoh.

Tugas kedua seorang murid: menghidupi sabda. Sabda harus terinkarnasi dalam tindakan nyata.

Petrus ditantang untuk berani ambil risiko. Itu kesempatan untuk menghidupi sabda. Seorang murid harus bisa membiarkan hatinya diubah sesuai Kristus. Harus berani ambil risiko di tengah lautan dunia dengan sikap taat, "Karena Engkau, Yesus, aku coba lagi."

Harus total. Setengah-setengah itu makanan lezat untuk setan.

Khusus di Indonesia sini, kalian dipanggil untuk terus berdialog dalam damai. Memang kadang terasa berat. Sia-sia. Tapi, jangan pernah terpenjara dalam rasa gagal.

Coba sekarang hening sejenak. Pandang lagi satu kegagalan dalam hidupmu. Tatap itu. Hadapi lagi. Jangan takut.

Jangan pernah lelah menabur. Jangan pernah lelah menebar jala. Jangan pernah lelah bermimpi untuk membangun bangsa yang damai. Jangan pernah lelah berdialog.

Jangan pernah lelah tersenyum. Kalian adalah bangsa yg murah senyum. Senyum adalah senjata ampuh. Teruslah berjalan bersama.

Jangan pernah lelah menabur harapan.


Selain itu, dalam kata Sambutan, Bapa Paus juga berpesan:

Terimakasih Kardinal Ignatius. Terimakasih Ketua KWI.

Terimakasih semua yang melayani di negeri yang besar ini.

Terimakasih kepada para biarawati. Brave donne. Perempuan-perempuan hebat. (Tepuk Tangan)

Terimakasih kepada para religius dan relawan yang mengungkapkan cinta istimewa kepada para lansia, kepada mereka yang sakit, dan semua yang mempersembahkan doa-doa mereka.

Kunjungan saya hampir usai. Saya ingin mengungkapkan rasa sukacita yang besar dan terimakasih utk keramahan yang luar biasa. 

Terimakasih Bapak Presiden dan seluruh bangsa Indonesia.

(Melepas Teks): Dalam Kisah Para Rasul dikisahkan bahwa pada hari Pentakosta, di Yerusalem ada "grande chiasso" (kehebohan besar) karena mereka mewartakan Injil. Mi raccomando: Fate chiasso! Fate chiasso! Dengarkan baik-baik ya, saya serukan: Demi Kabar Gembira, buatlah kehebohan! Buatlah kehebohan! (Tepuk tangan)














Kamis, 12 September 2024
Aku bersama Romo Don, disusul beberapa teman lainnya yaitu Dendri, Acun, Kardi, Ipan, Ridho, dan Patris bermain badminton di Lapangan SVD dekat kampus. Kami menghabiskan waktu 2 jam dari jam 8-10 pagi. Kegiatan olahraga ini sangat seru walaupun setelahnya tubuhku merasakan sakit karena pegal. Terima kasih untuk keseruan hari ini gaes !

Minggu, 15 September 2024
Di hari minggu ini kami para frater tingkat 4 melaksanakan presentasi tentang kepemimpinan. Kelompokku membahas tentang pemimpin level 5. Dari pelajaran tentang presentasi pemimpin level 5 ini aku mendapatkan sebuah pelajaran di mana menjadi seorang pemimpin tolak tidak berbangga-bangga atau berhenti begitu saja pada tingkat saat ini. Justru menjadi pemimpin yang sejati tidak hanya berpuas pada hasil yang sudah dilaksanakan, tetapi terus-menerus belajar dan terus belajar untuk memimpin diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik lagi. 

Kamis, 19 September 2024 

Ketika misa sore, aku tiba-tiba memikirkan sebuah peristiwa yang sedikit membuatku berdebar-debar. Dua hari yang lalu, aku seharian memperbaiki komputerku. Awalnya kupikir, aku bisa mengerjakan tugas dengan cepat apabila aku downgrade OS komputerku dari Window 10 ke Window 7. Tetapi aku melupakan bagian penting yaitu mem-backup driver. Alhasil, ketika aku menurunkan OS ku ke Window 7 memang berhasil, tetapi seluruh driver di dalamnya tidak berjalan sama sekali. Aku kemudian mencoba untuk mengosongkan pikiran, mencoba berbagai cara, mensetting rufus agar kompatibel dengan komputerku, selama dua hari itu aku gagal. Selama ini aku memperbaiki komputer orang lain, dan baru kali inilah aku merasa tidak berdaya karena kesalahanku sendiri. Di hari ini, aku mencoba menenangkan diri sejenak. Aku kembali membongkar laptopku, mengeluarkan harddisknya, mencoba meng-clone sistemnya dari komputer Fr. Dendri, tetapi tetap juga nihil. Aku kemudian berpikir sejenak, "Apa aku kosongkan saja harddisk-ku seperti waktu pertama beli?" Aku kemudian berusaha mem-backup file-file penting yang ada di harddisk dan itu butuh waktu panjang. Aku kemudian membuka "Computer Management" lalu menghapus partisi harddisku sehingga benar-benar kosong (unallocated). Dengan penuh kepasrahan, aku berdoa pada Tuhan,"Ya Tuhan, jadilah padaku menurut kehendak-Mu". Saat settingan rufus kuperbaiki ke MBR, lalu setting laptop BIOS kumatikan system Legacy-nya menjadi UEFI biasa. Dan ternyata, berhasil!! Puji Tuhan!! Alleluia!!


Jumat, 20 September 2024

Aku merenungkan bahwa Tuhan itu ibaratkan sebuah komputer yang terdiri dari sistem operasi, hardware dan aplikasi-aplikasinya. Karena ketiganya hal yang serupa dinamakan perangkat komputer. Sistem operasi terlalu abstrak jika dibayangkan sebuah nilai binari 1 dan 0 yang mewakili ke-Ada-an dan ketiadaan. Lebih dari itu, keadaan dan ketiadaan dalam dunia komputasi ini menciptakan sebuah digit-digit yang membentuk bahasa mesin yang terhubung ke dalam sistem operasi agar komputer dapat berjalan dan digunakan. Operasi-operasi digital tersebut diwujudkan dalam bentuk hardware yang mendukung perwujudan maksud Ada-nya sistem-sistem binari yang sangat kompleks itu. Dari CPU, monitor, mouse, keyboard dll. (satu kesatuan itu) membuat kita bisa melihat cara kerja sistem-sistem abstrak tadi. Ini persis perwujudan Kristus dari Allah yang tak terlihat dan kemudian mewujudnyata dalam kodrat ilahi dan manusiawinya, sistem operasi pun mewujud nyata dalam hardware yang berisi data-data digital sekaligus terwujud dalam bentuk fisik. Lalu bagaimana komputer zaman ini bisa terus bekerja? Melalui software-software aplikasi (utility) yang selalu kita gunakan sehari-hari untuk membuat tugas, mengetik, bahkan membuat program dalam aplikasi pemrograman yang dapat menciptakan program lainnya. Ini sangat persis dengan cara kerja Roh Kudus yang terus bekerja untuk memperbaharui dunia. Satu kesatuan digiral, mekanis dan aplikatif ini hanya segelintir bentuk bahwa Allah itu dapat mewujud dalam segala hal. Allah itu bukan sekedar ide abstrak yang sulit dimengerti, karena Allah sendiri membuat kita memahami dan mengerti-Nya melalui segala sistem yang teratur di dunia ini. Sains dan Allah tidak dapat bersatu? Aku rasa tidak demikian, karena akar dari segala pengetahuan Ada karena memang sejak semula sudah ada pengetahuan Tertinggi yang sulit dijelaskan dengan pengetahuan manusia yang terbatas, dan sedikit demi sedikit pengetahuan tertinggi itu mewujudnyata dan menjadi pengetahuan yang terpisah-pisah di dunia ini. Wujud pengetahuan tertinggi dan telah menampakkan dirinya dalam segala sistem dan teknologi di dunia ini adalah Allah itu sendiri. Banyak manusia menyangkal keberadaan Allah karena pengetahuan manusia tidak dapat menjangkau pengetahuan tak terbatas itu. Maka dari itu, agar dapat mengakses sistem Allah, maka manusia perlu berdoa. Seperti brainware yang mengakses komputer, demikian manusia menjalin relasi timbal balik dengan Allah. Namun Allah tidak dapat sedemikian rupa dibandingkan dengan sebuah komputer belaka, karena komputer sendiri juga termasuk pengetahuan yang masih terbatas. Manusia, hewan, tumbuhan, planet, bintang dan galaksi sungguh-sungguh hanyalah pengetahuan yang terbatas, untuk mencapai pengetahuan tak terbatas, manusia harus terus menerus belajar dengan kebijaksanaan. Untuk menemukan Allah dalam segala sesuatu, manusia harus terus menerus berdoa agar manusia semakin mendekati Allah lewat hikmat-Nya. Berjuta-juta tahun manusia berpikir apakah itu Ada, dan apakah Logos benar-benar sungguh ada? Ataukah itu hanya hayalan belaka? Manusia yang memulai langkah pemikiran ini sesungguhnya dia sedang memasuki hikmat untuk berjumpa dengan Allah. Lalu kenapa bisa ada yang tidak mengakui Allah? Itu karena penyangkalan akan Allah merupakan pengetahuan yang terbatas pula. Karena sama-sama terbatas, segala yang terbatas harus terus menerus disempurnakan karena pada akhirnya muara dari ketidakpercayaan dan kepercayaan adalah Allah sendiri. Sama seperti mengakses sistem komputer entah dari OS Windows, Linux, MAC dll., pada akhirnya itu akan kembali menuju 1 dan 0. Ke-Ada-an dan ketidak-Ada-an. Segala bilangan hal yang dikalikan 1 akan menghasilkan bilangan itu sendiri. Begitupun jika dikalikan dengan 0, maka menghasilkan 0. Tetapi pernah terpikirkan? Apabila ke-Ada-an dikalikan ketidak-Ada-an maka akan menghasilkan ketidak-Ada-an, karena pengetahuan tertinggi akan menyembunyikan dirinya sendiri dari pengetahuan yang terbatas. Tetapi ketidak-Ada-an itu masih bisa dibagikan dari Ke-Ada-an. Sehingga pengetahuan terbataspun masih bisa dijadikan kebenaran sekalipun hasilnya ketidak-Ada-an. Misteri selanjutnya, ke-Ada-an tidak akan pernah bisa terbagi oleh ketidak-Ada-an. Bukan karena nilainya sekedar tidak ada, tetapi pengetahuan tidak terbatas bersifat kekal, sehingga ketidak-Ada-an itu menjadi mustahil. Entah dari mana pemikiranku ini, tetapi aku menyakini segala pengetahuan filsafat yang kupelajari lama-lama membuatku berpikir bahwa Tuhan itu tidak jauh dari apa yang kita pikirkan, Dia dekat, dan selalu ada pada segala hal yang ada di sekitar kita, karena Dia yang adalah Ada, dan kita adalah ada yang lain yang berasal dari-Nya, pada-Nya juga kita akan kembali.


Kamis, 26 September 2024

Hari ini aku melaksanakan bimbingan dengan Romo Teguh. Ada banyak hal yang aku ungkapkan kepada beliau terutama perjalanan panggilanku. Belum ke percakapan dengan menanyakan usiaku. Ya, usiaku saat ini 34 tahun. Aku begitu menikmati perjalanan kehidupanku saat ini hampir dapat dikatakan karena aku merasa mengalami kebebasan sebebas-bebasnya untuk hidup di sini aku merasa enjoy dan nyaris tidak sedikitpun merasakan kesulitan yang terlalu dalam. Apalagi aku selalu percaya dalam perjumpaan bersama Tuhan dalam ekaristi aku menimba kekuatan besar yang membuat aku selalu bersyukur menjalani apapun dalam suka dan duka. Dari indikator usia itu, Romo Teguh memberikan aku masukan bahwa di usiamu ini kamu harus selalu gembira, gitu katanya. Ya mengisahkan seorang Frater yang usianya mungkin lebih tua dariku dan berasal dari ordo Karmel. Romo Teguh mengisahkan bahwa father itu seperti kehabisan tenaga. Dia berharap agar aku tidak demikian. Dengan tersenyum sembari melihat diriku sendiri aku berkata kepada Romo Teguh,"iya Romo, bagiku panggilan bukanlah perlombaan, meskipun di usia ini orang mengatakan bahwa saya terlambat dipanggil, tapi bagi saya Tuhan tidak pernah terlambat memanggil orang, hanya saja mungkin saya sendiri yang terlambat untuk menjawab." Kemudian aku menceritakan kisahku yang mungkin sudah kutuliskan di dalam di hari ini di mana Aku sebenarnya pada tahun 2012 sudah masuk seminari, tetapi hanya berkisar 6 bulan aku sakit TBC pada waktu itu juga aku diizinkan oleh Rektor seminari menengah saat itu, Romo Cyrikus Ndora, untuk menyelesaikan kontrak kerja yang akan habis pada pertengahan tahun 2012. Tetapi tidak disangka, akibat penyakit itu Aku diminta oleh Romo untuk beristirahat. Setelah pengobatan, ketika aku hendak kembali untuk ke Seminari, orang tua terutama mama tidak mengizinkan. Akhirnya aku matikan kuliah, selesai, lanjut bekerja lagi di hotel dan kembali panggilan ini meraung dalam hatiku. Syukurlah aku dibantu oleh mantan guruku dan berhasil membujuk mama sehingga aku bisa kembali bergabung di seminari. Promo Teguh juga bercerita tentang pengalamannya di Kalimantan Barat khususnya di Sekadau. Itu karena dia bertanya padaku asal tempatku. Iya juga berkisah tentang makanan-makanan yang ada di Pontianak Singkawang yang terasa lezat. Itu mengingatkan aku kembali dengan Kota Pontianak. Sebagai orang yang terlahir di kota khatulistiwa itu, mendengar Romo Teguh bercerita demikian kepalaku mengangguk dengan hati tanda setuju. Bahkan Romo Teguh hendak kembali untuk mengunjungi Pontianak. Di akhir sesi Romo Teguh memberikan beberapa catatan untuk aku dalami sehingga pada pertemuan selanjutnya aku akan lebih fokus untuk bercerita tentang bagian-bagian yang diminta dan ditandai olehnya itu. Romo Teguh mengundang aku untuk datang ke kediamannya di Kayu Tangan dan mungkin bisa membahas bersama tentang poin-poin tersebut tanpa harus terikat tempat di seminari melulu. Demikian Mimi rohani bersama Romo Teguh berakhir dan aku melanjutkan aktivitasku dengan penuh gembira di hari ini.


Jumat, 27 September 2024

Sudah sekitar 1 minggu aku tidak menulis di hari ini. Hal ini dikarenakan Aku sedang gadgetnya untuk meneliti skripsiku dan juga beberapa jurnal yang hendak aku publikasikan terkait kitab suci dan juga beberapa perlombaan karya tulis ilmiah. Selagi masih ada waktu, Aku akan mencoba meluangkan waktu yang kosong atau lowong ini untuk meneliti segala sesuatu yang mungkin kelak akan berguna titik terkadang aku berpikir bahwa pemikiran yang kutuliskan dalam penelitian-penelitian selama ini kelihatan seperti konsep belaka tetapi setelah aku renungkan kembali segala sesuatu yang dapat diwujudkan sekarang ini juga merupakan adil besar pemikiran-pemikiran yang ada di masa lalu. Contohnya artificial intelligence yang sekarang ini digunakan oleh banyak orang untuk melaksanakan tugas-tugas dan lain sebagainya. Teknologi ini sangat baik untuk membantu manusia dalam mengerjakan tugas-tugasnya atau mempersingkat proses yang biasanya dilakukan cukup lama contohnya membaca. Membaca dalam penelitian bukan seperti membaca komik membaca dalam penelitian itu seperti mencari jarum dalam tumpukan jerami, karena jarum-jarum itu ya nanti akan kita gunakan untuk menambal misteri-misteri yang ada dalam kehidupan ini. Tetapi dengan adanya artificial intelligence proses membaca ini dipersingkat dengan mudah seolah-olah jerami-jerami itu ditiup oleh angin kemudian jarum-jarum yang ada di dalamnya ditemukan dengan mudah. Pola pikir saat ini mungkin sulit untuk diterima beberapa orang yang telah terbiasa untuk mencari jarum di dalam tumpukan jerami-jerami itu, sebagai generasi milenial untuk menyesuaikan teknologi yang ada di masa kini bagiku tidaklah terlalu sulit. Karena sebagai milenial kami dihadapkan pada situasi di mana Kami mencoba banyak sekali teknologi sehingga kami mampu beradaptasi dari waktu ke waktu menyesuaikan zaman, meskipun di usia produktif saat ini Kami dapat dikatakan bukanlah generasi yang gagap teknologi alias gaptek kata anak muda zaman sekarang. Kami mampu menggunakan teknologi masa kini dengan banyak pertimbangan dan kebijakan hati. Mungkin hampir dari beberapa generasi milenial agak muak menggunakan media media sosial di zaman ini, oleh karena berbagai macam isu, hoax, dan berbagai macam informasi yang tidak disaring lagi kebenarannya. Generasi masa ini menerima begitu saja informasi secara mentah-mentah seperti menikmati air sungai yang diairi air bersih sekaligus air kotor dari berbagai macam limbah dan mereka begitu senang dan tidak terlalu peduli Apakah itu air bersih atau itu air kotor, yang penting mereka bisa merasakan air sungai. Semakin banyak generasi saat ini berpikir bahwa semakin dia maju adalah dengan mengetahui segalanya tanpa sesungguhnya memahami apakah informasi yang diterima itu benar atau tidak begitu juga orang yang memanfaatkan artificial intelegence sebagai jalan pintas yang tidak lagi hanya untuk mencari jarum dalam tumpukan jerami tetapi untuk meniupkan apa saja yang bisa dihilangkan tapi menemukan segala sesuatu yang berguna untuk dirinya sendiri. Seperti yang sering saya lakukan, Saya menggunakan artificial intelligence dengan jaksana dengan cara begini: Saya mencari apa saja yang ingin saya ketahui lalu informasi itu akan keluar dengan sendirinya secara otomatis, tetapi saya tidak serta merta percaya begitu saja apa yang disajikan di depan saya. Ibaratkan seperti mesin makanan yang hanya dengan sekali perintah maka keluarlah makanan, tapi saya tidak percaya kalau itu adalah makanan asli, maka saya harus mencicipinya perlahan demi perlahan mana tahu jika makanan instan itu ternyata adalah rekayasa printer tiga dimensi. Begitu juga kamu yang menggunakan artificial intelligence untuk mengerjakan tugas-tugas mu dengan suatu filter atau indikator pembatas yaitu membaca kembali informasi yang sudah ditawarkan oleh artificial intelligence. Dengan demikian, kamu akan terhindar dari apa yang dinamakan diskomunikasi, disinformasi, atau lebih parah lagi dis-intelligence akibat menerima informasi begitu saja. Pagi ini setelah opus di Seminari, aku kembali mengerjakan penelitian tafsir kitab suci. Aku juga berkolaborasi dengan salah satu faktor Ketapang yaitu Adrianus Ariberto yang saat ini sedang melanjutkan S2 nya di Pontianak. Semoga penelitian ini berjalan yang lancar. amin.

Tiba-tiba aku ingin menuliskan pemikiran ini: "Dalam teknologi, ada dua hal sederhana yang mungkin mewakili pemikiran asali yaitu soal Ada. Dalam satuan terkecil arus komputer, dikenal dengan nilai 1 dan 0. Ada arus dan tidak ada arus. Ada dan tidak ada arus ini merupakan satu kesatuan seperti adanya ruang terisi dan ruang kosong. Membentuk binari, bit, byte, hingga satuan terbesar dalam komputasi saat ini. Lalu pertanyaannya, Ada dan tidak ada itu asalnya dari mana? Asalnya adalah dari arus listrik positif dan negatif yang juga sama-sama tidak terpisah. Dan pada akhirnya ini mengantar pada suatu partikel terkecil yang membentuk segalanya entah itu atom, jaringan, organ hingga tubuh. Satu partikel kecil ini dinamakan partikel Tuhan.  Partikel asali yang disebut partikel Tuhan adalah partikel yang sangat kuat untuk membentuk sesuatu dan bahkan memusnahkan sesuatu. Karena partikel ini adalah awal dan akhir. Itulah mengapa semua yang ada di dunia ini terdiri dari ruang terisi dan ruang kosong, selalu 1 dan 0, hitam dan putih, terang dan gelap, ada dan tiada, hidup dan mati, diciptakan dan dimusnahkan."





Tidak ada komentar:

Posting Komentar