Diari Bulan Oktober 2024


 

Selasa, 01 Oktober 2024

Selamat datang Oktober, bulan yang penuh dengan rahmat, Bulan Rosario, Pesta Fransiskan, Puncak Giovannian. Meskipun disibukkan beberapa kegiatan di komunitas, aku tetap menikmati prioritas utamaku dalam pembuatan skripsi. Beberapa orang mungkin menganggapku gila karena skripsi yang kuragarap sudah mencapai 90% artinya tinggal kesimpulan saja. Di zaman ini, tentu saja aku dibantu dengan aneka kemudahan dalam penelitian. Pemanfaatan AI bagiku sangat membantu para akademisi dalam menggarap penelitian secara cepat dan akurat. Tentu saja aku belajar banyak dari para formator yang kebetulan juga kuliah S2 dan memanfaatkan AI. Tentu saja, AI yang dimaksud tidaklah satu macam saja, aku menggunakan hampir banyak AI yang kupelajari dari Romo Endi, Romo Puput, dan Romo Don. Mungkin bagi teman-teman bisa memanfaatkan AI ini sebagai sarana, bukan percepatan dengan cara curang! Aku menggunakan scite.ai untuk mencari referensi, tentu saja dari semua referensi itu aku tidak langsung percaya begitu saja, kontrol informasi ini berasal dari literasi yaitu membaca kembali informasi yang ditunjukkan oleh AI. Jika tidak dibaca ulang, maka teman-teman akan melakukan copy-paste mentah-mentah tanpa mengetahui apakah itu relevan dari pencarian yang diharapkan. Selanjutnya aku juga dibantu dengan PoP (Publish or Perish) untuk mencari referensi yang relevan sesuai tempo waktu yang disarankan oleh kampus. PoP ini membantuku untuk mencari informasi yang sangat penting dan membaca alur pikiran peneliti terdahulu sehingga bisa kuadopsi untuk melengkapi cara pikirku dalam penelitian. Selain itu, aku juga menggunakan Reference Manager Zotero. Aku memilih Zotero, karena tampilannya yang sederhana, cepat, akurat, dan beberapa fitur style masih kompatibel dengan Office Word yang kumiliki. Mendeley? Aku sudah mencoba menggunakan ini sebelumnya, tetapi ada pembaharuan yang sedikit menggangguku. Fiturg Mendeley terbaru membuat beberapa style footnote tidak dapat digunakan kalau Office Word ku bukan versi 365. Ini sangat menggangguku, karena aku benar-benar membutuhkan alat menejer referensi yang tidak membuatku repot. Itulah kenapa aku menggunakan Zotero. Selain itu, aku juga menggunakan alat analisis NVivo versi 12. Alat ini berguna untuk melakukan pengolahan data dengan motedo kualitatif. Bagi teman-teman yang pernah menggunakan SPSS untuk pengolahan kuantitatif, nah NVivo ini berfungsi untuk pengolahan data kualitatif yang sesungguhnya tak pernah terpikirkan bagaimana cara pengolahan variabelnya. Tetapi alat ini membuatku mampu membuat pengolahan analisis kualitatif menjadi lebih tajam. Ini merupakan sistem yang sangat baru dan hampir belum diterapkan. Aku mencoba menggunakannya sebagai langkah awal bahwa penelitian kualitatif tidak hanya berupa hasil refleksi belaka tetapi juga hasil empiris dan terukur. Selain itu, aku juga menggunakan ChatGPT untuk memparafrasekan paragraf yang kubuat menjadi lebih sempurna dari sudut tata bahasa. ChatGPT tidak pernah kugunakan untuk mencari referensi, karena ChatGPT mengambil informasi dari berbagai macam sumber tanpa melihat validitasnya. AI yang bertebaran seperti Google Gemini atau Microsoft Copilot nyaris tidak kugunakan karena secara fungsional sangat mirip ChatGPT. Meskipun banyak berseliweran AI di zaman ini, aku tidak lupa menggunakan referensi buku-buku yang kuperoleh dari PDF ataupun perpustakaan. Maka teman-teman, jangan bangga dahulu jika sudah menggunakan AI, tidak semua AI berfungsi sama, kamu harus mampu menggunakan AI itu sesuai kebutuhanmu, bukan kamu yang dikuasai oleh AI untuk tergantung padanya.


Rabu, 02 Oktober 2024

Hari ini kami melaksanakan presentasi lomba logo dan Theme Song Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII Malang tahun ini. Sebagai anggota unit 7, aku sudah mempersiapkan desain logo yang kurancang bersama-sama dengan teman-teman unit 7. Metode yang kugunakan untuk membuat logo adalah sistem dialog melalui Whatsapp Web. Draft kukirimkan ke grup, kemudian dikomentari, apa yang perlu ditambahkan, warna yang perlu dibuat, filosofi yang perlu dimasukkan sehingga jadilah logo itu dan dipresentasikan malam ini. Yang menjadi juri ada 3 orang: Romo Dimas, Romo Puput dan Romo Max, semntara turut hadir Romo Mardi dan Romo Tri. Suasana malam ini sangat luar biasa, sesungguhnya aku sangat bangga dengan teman-teman yang mampu membuat kreativitas yang sedemikian rupa entah itu logo dan theme song. Terlepas menang atau tidak, aku merasa senang karena bersama unit 7 telah berpartisipasi dalam kegiatan malam ini.


Kamis, 03 Oktober 2024

Pengumuman dalam grup angkatan menginformasikan demikian: 

Selamat pagi para Romo dan frater, berikut saya share untuk jadwal nonton film Kuasa Gelap. 

🌑 JADWAL NOBAR FILM "KUASA GELAP

Tingkat 1: 5 Oktober 2024

Tingkat 2: 5 Oktober 2024

Tingkat 3: 3 Oktober 2024

Tingkat 4: 6 Oktober 2024

S2: 3 Oktober 2024

⏰Waktu: Pukul 12.15 

(bisa menyesuaikan lagi dengan jadwal di bioskop, khusus nya saat siang hari) 

📍 Lokasi:Transmart MX Mall

 Jl. Veteran No.8, Penanggungan, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65113 

📒Catatan:

- Tiket nonton akan diserahkan kepada ketua angkatan

- Bagi para Romo bisa mengikuti sesuai dengan angkatan yang didampingi masing-masing

Minggu, 06 Oktober 2024

Aku bersyukur atas setiap pengalaman yang telah Tuhan beri, baik yang membahagiakan maupun yang penuh tantangan. Semua pengalaman ini menjadi kesempatan untuk bertumbuh, belajar, dan memperkuat iman. Keseharian yang kujalani, mulai dari kegiatan rohani, pengalaman harian, itu semua mengajarkanku untuk senantiasa bersandar pada Tuhan yang setia menemani.

Saat menonton film Kuasa Gelap bersama para Frater angkatan tingkat 4 dan Romo Puput serta Romo Max di Transmart Matos Mall Malang, aku teringat akan pergulatan iman yang kerap dihadapi oleh para imam, termasuk Romo Thomas dalam film tersebut. Film ini menggambarkan dengan sangat baik bagaimana Romo Thomas, yang sempat kehilangan arah setelah tragedi besar yang menimpa keluarganya, mulai meragukan panggilan imamatnya. Aku melihat diriku dalam karakter Romo Thomas, karena dalam perjalanan panggilan ini, tidak jarang kita dihadapkan pada pertanyaan tentang iman dan peranku di tengah dunia yang penuh tantangan. Namun, apa yang terjadi pada Romo Thomas—panggilan yang tetap dikejar meski dalam keraguan—mengajarkanku bahwa Tuhan senantiasa memberi kita kekuatan bahkan dalam kondisi terlemah sekalipun.

Peran Romo Rendra juga begitu menginspirasi. Meskipun dalam kondisi fisik yang lemah, Romo Rendra tetap setia menjalankan tugas eksorsisme, menghadapi kuasa gelap yang merasuki Kayla. Film ini bukan hanya bercerita tentang eksorsisme, tapi juga tentang perjuangan iman yang luar biasa. Aku belajar bahwa dalam pelayanan, kekuatan bukanlah satu-satunya hal yang dibutuhkan, tapi kerendahan hati dan keteguhan dalam iman. Romo Thomas dan Romo Rendra menunjukkan bahwa kerjasama dan doa adalah senjata terkuat melawan kuasa kegelapan.

Pada hari Jumat, 4 Oktober 2024, kami juga mengikuti seminar yang dibawakan oleh Dr. Daniel Yusmic Pancastaki Foekh, S.H., M.H., seorang Hakim Mahkamah Konstitusi. Seminar ini membahas tentang "Penanaman Nilai-Nilai Konstitusi dalam menyambut hari Sumpah Pemuda bagi calon imam Katolik." Aku sangat bersyukur bisa belajar dari beliau. Pembicaraan tentang nilai-nilai konstitusi dan kesesuaian dengan kehidupan beriman bagi calon imam membuka wawasan baru bagiku. Menyadari pentingnya semangat persatuan yang tercermin dalam Sumpah Pemuda, aku merasa terpanggil untuk menjadi imam yang juga peduli pada konstitusi negara, walau saat ini aku tidak memahami penerapan konstitusi secara praktis, sebab aku melihat bagaimana realitas meskipun ada konstitusi, hukum tetap tajam ke bawah tumpul ke atas. Namun, sebagai pelayan Tuhan di dunia dipanggil untuk berperan aktif dalam memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bangsa.

Di balik semua aktivitas ini, tubuhku sempat mengalami demam sejak malam minggu, namun puji Tuhan, kini aku mulai membaik. Kondisi ini mengajarkanku tentang pentingnya merawat diri dengan baik, karena tubuh yang sehat adalah sarana untuk melayani Tuhan dengan lebih optimal. Meski sempat lemah, aku merasakan kehadiran Tuhan yang menguatkanku.

Tuhan, terima kasih atas setiap pengalaman yang Engkau berikan. Ajarku untuk senantiasa berserah pada kehendak-Mu dan tetap teguh dalam panggilan ini. Berikanlah aku hati yang rendah, tangan yang siap melayani, dan iman yang tak tergoyahkan, agar aku selalu mampu berjalan dalam terang kasih-Mu, meski di tengah segala tantangan hidup.

Doa Penutup: Ya Tuhan yang Maharahim, aku bersyukur atas setiap anugerah-Mu hari ini. Engkau telah membimbingku dalam segala kegiatanku, memberikan kesehatan, dan menghadirkan orang-orang baik di sekelilingku. Dalam setiap kesulitan, ajarku untuk selalu mengandalkan Engkau, sebagaimana Romo Thomas dalam film “Kuasa Gelap” belajar untuk kembali kepada panggilan imamatnya. Bimbinglah aku dalam setiap langkahku menuju imamat-Mu, agar aku dapat menjadi pelayan yang setia, seturut kehendak-Mu. Amin.

Rabu, 16 Oktober 2024

Sore ini kami melaksanakan Misa penutupan Giovannian di Lapangan Basket STIG. Misa dipimpin oleh RD Anang dan Homili dibawakan oleh RD David, para imam yang baru ditahbiskan. Tentu saja, misa penutupan Giovannian ini juga dihadiri Rektor dan Formator STIG. Saat RD Anang memimpin misa dan RD David membawakan homili, hatiku terbuka untuk merenungkan panggilan imamat dan betapa besarnya karunia yang diberikan kepada para imam yang baru ditahbiskan. Melihat mereka, aku tersentuh oleh keberanian dan kesetiaan mereka dalam menjawab panggilan Tuhan. Kehadiran Rektor dan Formator STIG menambah kekhidmatan, seolah mengingatkan kami bahwa panggilan ini tidak hanya untuk kami sendiri, tetapi juga untuk membangun dan memperkokoh Gereja. Di tengah kebersamaan ini, aku merasa bahwa Tuhan menguatkan komitmenku, membimbingku untuk terus melangkah dalam jalan panggilan dengan penuh sukacita dan ketulusan, seperti yang dicontohkan oleh para imam yang hadir. Misa ini menjadi momen istimewa bagiku, mengingatkan bahwa hidupku bukanlah tentang diriku sendiri, melainkan tentang melayani sesama dan meneladani Kristus yang penuh cinta.

Sabtu, 19 Oktober 2024

Pada hari ini kami melaksanakan rekoleksi yang dibawakan oleh RD. Yohanes Endi. Romo Endi sebelumnya mengalami sakit, kemudian lebiau memintaku untuk membantu membuatkan PPT dari file Word rekoleksi sore ini. Karena rekoleksi dimulai pukul 17.30, dari pagi aku mulai menyusun PPT tersebut, mengumpulkan gambar agar lebih ringkas. Tepat sebelum rekoleksi, PPT selesai dibuat. Malam harinya, aku membuat PPT untuk sesi II.  

Minggu, 20 Oktober 2024

Rekoleksi sesi kedua dimulai dengan misa di mana tingkat kami, tingkat 4 menjadi petugas kor. Setelah misa dilaksanakan, kami melanjutkan rekoleksi Sesi II. 

Senin, 21 Oktober 2024

Puji syukur kepada Tuhan atas karunia Roh Kudus yang selalu hadir membimbing aku dalam perjalanan hidup dan panggilan sebagai calon imam. Dalam setiap momen kehidupan komunitas di seminari tinggi, aku sadar betapa pentingnya kehadiran Roh Kudus dalam membangun persaudaraan, khususnya di tengah konflik atau ketegangan yang mungkin terjadi.

Aku merenungkan bahwa Roh Kudus adalah sumber kasih yang menyatukan kita, bahkan dalam perbedaan. Ketika konflik muncul, aku diingatkan bahwa ini bukan sekadar rintangan, melainkan kesempatan untuk bertumbuh dalam kesabaran, pengertian, dan kasih terhadap sesama frater. Roh Kudus menolong aku untuk melihat bahwa setiap tantangan dalam komunitas adalah undangan untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan sesama, sehingga persatuan menjadi lebih kuat. Maka, aku berusaha untuk tidak melihat konflik sebagai ancaman, tetapi sebagai anugerah yang menuntun pada kedewasaan rohani dan relasi yang lebih mendalam dengan sesama.

Motivasi awal aku untuk menjadi imam didasari oleh cinta aku kepada Kristus dan keinginan untuk melayani sesama. Namun, dalam perjalanan ini, aku menyadari bahwa cinta itu terus-menerus harus diperbarui dan diperluas, dari keinginan pribadi menuju cinta yang tulus kepada Tuhan dan Gereja-Nya. Roh Kudus mengarahkan hati aku untuk memperbarui motivasi ini, mengingatkan aku bahwa menjadi imam bukanlah tentang pencapaian pribadi, tetapi tentang pelayanan yang penuh kasih bagi sesama.

Aku juga menyadari pentingnya doa bersama dalam kehidupan komunitas. Doa bersama bukan hanya sebagai bentuk komunikasi dengan Tuhan, tetapi juga sarana yang memperkuat ikatan persaudaraan di antara kami. Di tengah kesibukan dan tantangan dalam hidup seminari, aku berusaha untuk lebih terlibat dalam doa bersama, karena aku yakin bahwa Roh Kudus akan hadir dan membaharui semangat kerasulan kami.

Ketika menghadapi kekecewaan atau ketidaksempurnaan dalam komunitas, harapan ku pada Kristus menjadi landasan yang menuntun aku untuk terus percaya bahwa Roh Kudus selalu bekerja, meskipun sering kali tidak terlihat. Harapan ini mengingatkan aku bahwa setiap usaha kami untuk membangun persaudaraan, betapapun kecil atau sederhana, akan diberkati dan dipenuhi oleh Roh Kudus.

Dalam Ekaristi Kudus, aku menemukan sumber kekuatan dan inspirasi yang tak tergantikan. Partisipasi aku dalam perayaan Ekaristi membantu memperdalam relasi aku dengan Kristus dan mempererat persaudaraan dengan sesama frater. Melalui penghormatan kepada Sakramen Mahakudus, aku merasakan kehadiran Tuhan yang nyata dan yang terus memanggil aku untuk mencintai-Nya lebih dalam, sekaligus memperkuat ikatan kasih dan kesatuan dalam komunitas.

Pertanyaan refleksi:

Bagaimana aku dapat lebih terbuka kepada Roh Kudus dalam membangun persaudaraan di komunitas, terutama di saat-saat sulit?

Apakah aku terus memperbarui motivasi awal aku dalam panggilan imamat dengan cinta yang semakin tulus kepada Kristus dan Gereja?

Seberapa besar aku mengandalkan doa bersama komunitas untuk mengundang Roh Kudus dalam kehidupan kerasulan kami?

Bagaimana aku dapat menjaga harapan dan keyakinan bahwa Roh Kudus bekerja di tengah-tengah keterbatasan dan ketidaksempurnaan kami?

Bagaimana partisipasi dalam Ekaristi Kudus membantu aku semakin dekat dengan Kristus dan komunitas?

Marilah berdoa. Ya Tuhan, Bapa yang penuh kasih, terima kasih atas karunia Roh Kudus yang Engkau berikan kepada kami. Dalam perjalanan hidup panggilan ini, tuntunlah aku agar selalu membuka diri kepada karya Roh Kudus, khususnya dalam membangun persaudaraan di komunitas. Berikanlah kepadaku hati yang sabar dan penuh kasih untuk melihat setiap konflik sebagai kesempatan untuk bertumbuh. Semoga melalui Ekaristi dan doa bersama, kami semakin erat bersatu dalam cinta-Mu. Amin.

Selasa, 29 Oktober 2024
Tuhan yang Mahakasih, dengan penuh syukur aku datang menghadap-Mu. Terima kasih atas kesehatan yang masih Engkau anugerahkan, sehingga aku bisa menjalani hari ini dengan semangat. Terima kasih atas segala rahmat yang Engkau limpahkan, baik dalam wujud persaudaraan, dukungan dari komunitas, dan pengalaman belajar yang memperkaya. Aku juga bersyukur atas kebaikan-Mu yang nyata dalam segala peristiwa, baik besar maupun kecil, yang menjadi sarana-Mu untuk membimbing hidupku sebagai calon imam. Tuhan, bimbinglah aku agar setiap langkah yang kujalani menjadi semakin selaras dengan kehendak-Mu. Amin.

Minggu ini, aku mendapatkan kesempatan untuk merenungkan makna hidup persaudaraan yang mendalam melalui rekoleksi bersama Romo Endi. Dalam pertemuan tersebut, kami diajak untuk menghayati persaudaraan berdasarkan keutamaan teologal: iman, harapan, dan kasih. Ini adalah tiga fondasi utama yang memampukan kami sebagai calon imam untuk tumbuh dan berkembang dalam pelayanan. Romo Endi menekankan bahwa iman adalah landasan untuk menanamkan kepercayaan kepada Tuhan dalam setiap situasi. Harapan menjadi kekuatan yang memberi arah dan tujuan, dan kasih merupakan puncak dari iman dan harapan, di mana kita dipanggil untuk mencintai tanpa pamrih.
Pemahaman ini sejalan dengan tema tahunan Seminari Tinggi Interdiosesan San Giovanni XXIII, yaitu “Aku calon imam, berakar dalam iman, bertumbuh dalam harapan, dan berbuah dalam kasih.” Sebagai calon imam, aku belajar bahwa berakar dalam iman bukan sekadar percaya, tetapi juga melibatkan kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan dan komitmen untuk terus berelasi dengan-Nya. Bertumbuh dalam harapan berarti senantiasa optimis dan berusaha menjadi sarana harapan bagi orang lain. Berbuah dalam kasih mengingatkanku bahwa segala yang kupelajari dan kulakukan harus bermuara pada kasih yang nyata kepada sesama, sehingga mereka merasakan cinta kasih Allah melalui diriku.

Aku juga diberi kesempatan untuk menolong beberapa formator yang melaksanakan tugas kuliah. Aku membantu Romo Puput untuk memahami beberapa aplikasi yang dapat mendukung karya pelayanan dan akademiknya, seperti ChatGPT, PoP, dan Mendeley. Aku merasa bahwa berbagi pengetahuan kecil ini adalah bentuk pelayanan yang sederhana, namun tetap bermakna, karena turut mendukung tugas dan peran Romo dalam mendampingi kami.

Aku juga membantu Romo Awan mengirimkan file tugasnya yang berisi chart untuk kampus. Chart ini ketika diupload tidak muncul, dan aku mencoba mengakalinya supaya bisa muncul dalam Google Drive. Aku belajar bahwa pelayanan tidak selalu dalam hal besar atau tampak, tetapi juga dalam perbuatan kecil yang dapat membantu orang lain. Dalam Injil, Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar” (Lukas 16:10). Hal ini menguatkanku untuk selalu menjalankan setiap tugas dengan sepenuh hati, bahkan yang tampak sepele sekalipun.

Minggu ini juga terasa istimewa saat patung Bunda Maria tiba di unit 7. Bersama anggota unit, aku mempersiapkan tempat, lagu, dan petugas untuk penyambutan patung Bunda Maria ini. Romo Suhar juga berbaik hati membagikan rejeki dengan membelikan snack bagi seluruh komunitas. Suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan menyelimuti kami semua. Momen ini mengingatkanku pada peristiwa Yesus bersama Maria di pesta perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-11), di mana Maria senantiasa peka dan mengarahkan orang kepada Yesus. Semoga aku juga senantiasa peka dan mengarahkan orang kepada-Nya melalui perbuatanku sehari-hari.

Aku juga mengikuti kegiatan perayaan HUT ke-90 Katedral Ijen Malang. Misa syukur dipimpin oleh Mgr. Hendrikus Pidyarto, dan beliau mengajak kami untuk selalu mendoakan Paus, para uskup, imam, dan diakon. Sebagai calon imam, pesan ini menjadi pengingat yang mendalam untuk terus mendukung dan memperkuat tali persaudaraan dalam Gereja dengan doa. Rasul Paulus juga sering mengingatkan untuk saling mendoakan, seperti yang tertulis dalam suratnya kepada umat di Efesus, “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah dengan segala ketekunan dan permohonan untuk segala orang kudus” (Efesus 6:18). Pesan ini membuatku sadar bahwa kekuatan Gereja ada dalam kasih dan doa yang terus-menerus, di mana kita saling menguatkan satu sama lain.

Pertanyaan refleksi:
Bagaimana aku dapat mewujudkan iman, harapan, dan kasih dalam tindakan nyata harianku agar kehadiranku semakin mencerminkan kasih Allah bagi sesama?

Marilah berdoa. Tuhan, terima kasih untuk segala pengalaman yang Kau berikan hari ini. Terima kasih atas kesempatan untuk merenungkan iman, harapan, dan kasih bersama Romo Endi. Semoga refleksi ini menumbuhkan akar imanku, memupuk harapanku, dan membuatku berbuah dalam kasih kepada sesama. Bimbinglah aku agar semakin siap dalam panggilanku sebagai calon imam-Mu. Semoga setiap langkah hidupku menjadi persembahan yang indah dan berkenan di hadapan-Mu. Amin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar