Mukjizat Ekaristi ini terkait dengan kehidupan St. Maria dari Mesir, yang hidup di padang gurun selama 47 tahun. Kisah hidupnya ditulis oleh Uskup Sofronio dari Yerusalem pada abad ke-7. Dikatakan bahwa St. Maria berjalan di atas Sungai Yordan untuk mencapai tepi seberang dan menerima Komuni dari Biarawan Zosimus.
Dikisahkan bahwa ketika St. Maria berusia 12 tahun, ia meninggalkan orang tuanya dan pergi ke Aleksandria. Di sana, ia menjalani kehidupan yang sangat bejat selama 16 tahun. Suatu hari, ia menemukan kapal yang akan berlayar dengan berbagai kelompok penumpang. Ia bertanya siapa mereka dan diberitahu bahwa mereka adalah peziarah yang berlayar menuju Yerusalem untuk perayaan Peninggian Salib Suci. Ia memutuskan untuk ikut bersama mereka. Ketika pada hari perayaan ia mencoba masuk ke gereja, ia ditahan oleh kekuatan misterius. Dengan takut, ia menengadahkan matanya ke arah gambar Bunda Maria dan diliputi rasa sedih yang mendalam atas kehidupan berdosa yang telah ia jalani hingga hari itu. Barulah setelah itu ia dapat masuk ke dalam gereja dan menyembah Salib Sejati.
Ia tidak tinggal di Yerusalem. Pesan dari Bunda Maria adalah, "Jika engkau menyeberangi Sungai Yordan, engkau akan menemukan kedamaian." Keesokan harinya, setelah pengakuan dosa dan menerima Komuni, ia menyeberangi Sungai Yordan menuju padang gurun Arabia.
Di sana, ia hidup selama 47 tahun dalam kesendirian, tanpa bertemu dengan manusia ataupun binatang. Kulitnya mengerut, rambutnya panjang dan putih, namun janji Bunda Maria terbukti benar, ia menemukan kedamaian jiwa.
Suatu hari, ia bertemu dengan Biarawan Zosimus dan memintanya untuk membawakannya Komuni setiap tahun. Suatu tahun, Zosimus datang membawa Ekaristi, tetapi Maria tidak muncul. Dalam kesedihan besar, Zosimus berdoa: "Tuhan, Allahku, Raja dan Pencipta segala sesuatu, janganlah Engkau menghalangi keinginanku, tetapi izinkan aku melihat wanita suci ini." Kemudian ia berpikir, "Apa yang akan kulakukan jika ia muncul, tidak ada perahu untuk membawaku menyeberang? Aku tidak akan dapat mencapai keinginanku." Ketika ia larut dalam pikirannya, Maria muncul di tepi seberang. Zosimus terhibur ketika melihat Maria berjalan di atas air seolah-olah di atas tanah kering.
Setelah 12 bulan berlalu, Zosimus kembali, tetapi ia tidak dapat menemukan sisa-sisa jasad suci Maria. Seekor singa telah menggali kuburannya dan menguburkan tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar