PACE E BENE : PESTA FRANSISKAN 2015

Dalam perjumpaannya, penulis berkunjung kembali pada kegiatan spesial yaitu Pesta Santo Fransiskus dari Asisi yang sering diadakan oleh para Fransiskan di seluruh dunia setiap bulan Oktober. Pesta Fransiskan kali ini diselenggarakan di Rumah Pembinaan Kongregasi Fransiskanes Sambas (KFS) yang bertempat di Jalan Budi Utomo. Gedung pembinaan yang juga adalah Graha Werdha dan Panti Asuhan tersebut telah disulap menjadi tempat selebrasi oleh para saudara-saudari. Suasana pekarangan yang penuh dengan pemandangan hijau dan bunga-bunga menjadi penghilatan yang sangat eksostis. Pukul dua siang penulis bersama saudara dan Pastor Taddeus mempersiapkan sound system, sedangkan para suster mempersiapkan altar yang digunakan untuk melaksanakan misa pembukaan Pesta Fransiskan Pontianak itu. Kekompakan yang terjalin mau menggambarkan betapa indahnya semangat persaudaraan yang dihidupi para Fransiskan dalam banyak hal, contoh konkret adalah moment pada saat mempersiapkan penyelenggaraan pesta. Saling membantu, gotong royong, ditambah suasana akrab layaknya persaudaraan di dalam satu atap rumah yang rukun.

Sembari menunggu tamu hadir, penulis mengunjungi sebentar ke bagian dapur. Suster-suster yang memasak yang dipimpin oleh Sr. M. Luciana, KFS bersama team meracik bumbu dan mengolah sayur mayur dan daging menjadi lauk pauk yang menggugah selera. Aroma semerbak yang mau tak mau harus tercium ketika penulis datang, membuat kelegaan betapa sedapnya aroma masakan para suster-suster ini. Ada yang mempersiapkan bahan, bumbu, hingga eksekusi di atas kompor. Penulis melihat, dandang-dandang berisi sayur mayur yang telah dimasak, mihun, rendang dan lain-lain sudah siap di atas meja dan akan digilir ke ruangan makan di mana pada saat pesta berlangsung, para tamu undangan akan menyantap hidangan yang telah dipersiapkan. Sahabat DUTA, kalau anda ada di sana anda akan geleng-geleng kepala, sambil memasakpun suster-suster dapat bersenda gurau.
Penulis kembali ke altar yang telah didekorasi di teras halaman pembinaan. Penulis kembali membantu Pastor Taddeus Bartolomeus Asai, OFMCap mengecek microphone dan amplifier. Ada sedikit kerusakan pada kabel, namun hal itu tidak menghentikan usaha kami dalam menyempurnakan sound system. Pada akhirnya semua itu telah mendapatkan solusi dan teratasi. Akhirnya segala sesuatu yang dipersiapkan secara optimal telah selesai, baik altar, sound system, slide show, kursi tamu dan dokumentasi.

    Tiba saatnya acara misa dimulai pada pukul enam sore. Para pastor yang menjadi selebran utama dan selebran pembantu telah tiba di lokasi, sehingga misa boleh dilaksanakan. Selebran utama adalah Pastor Herry, OFMCap. dibantu oleh delapan orang imam kapusin lainnya. Dari awal hingga akhir misa, suara merdu paduan suara gabungan dari Keluarga Fransiskan-Fransiskanes Pontianak (KEFRAP) berkumandang sehingga jalannya kegiatan Misa Pembukaan Pesta Fransiskan Pontianak malam itu berkesan penuh khidmat.

Setelah misa diadakan, acara ramah tamah dibuka. Sebelum kegiatan dilaksanakan, Pastor Taddeus, OFMCap menyerukan seruan khas para Fransiskan,”Pace e Bene!” (Pax et Bonum/Damai dan Sejahtera) yang serentak dijawab oleh para Fransiskan Fransiskanes ,”So Pasti!” Cenderung kita melihat seorang biarawan/biarawati dengan perawakan yang begitu ketat di dalam pelaksanaan aturan ordo dan kongregasi, tetapi di malam Pesta Fransiskan ini, sahabat DUTA sekalian akan terbuka pikirannya, tidak seperti yang kita bayangkan selama ini. Ternyata seorang Imam, bruder, atau suster tidak kalah gaul dibandingkan dengan orang-orang awam pada umumnya. Dari setiap Kongregasi/Ordo menyajikan penampilan tarian dan nyanyi-nyanyian. Mulai dari tuan rumah dari KFS (Kongregasi Fransiskanes Sambas) dengan tarian dan nyanyian, SMFA (Suster Misi Fransiskanes Santo Antonius) dengan tarian dayak dan tidak kalah dengan suster-suster SFIC dengan tariannya. Lebih lucu lagi, penulis bersama Bruder Bosco, MTB menampilkan tarian goyang dumang dan lagu Dayak yang berjudul “Sayangku”. Penampilan Bruder Bosco yang sangat jenaka membuat suasana pesta terasa hidup. Aneka sajian yang telah dipersiapkan boleh dinikmati oleh setiap undangan sembari menikmati penampilan yang disumbangkan oleh saudara-saudari Fransiskan Fransiskanes Pontianak. Hingga di penghujung acara, semua saling bersalaman dan berpamitan. Malam pesta penuh dengan suasana persaudaraan, kekompakan, dan kegembiraan. Semangat Santo Fransiskus dari Asisi mengembara di dalam setiap jiwa yang boleh merasakan sukacita persatuan dalam Kristus Yesus dalam pelayanan selanjutnya. Pesta tidak berarti selalu berhura-hura, melainkan lebih kepada ujud syukur kita sebagai ciptaan yang boleh menerima berkat dari yang kuasa oleh karena kasih-Nya yang berlimpah pada manusia. Pesta tidak selalu diakhiri dengan kegembiraan sesaat semata, tetapi juga awal dari bentuk pelayanan dan hidup baru. Melanjutkan kembali misi-misi dan janji kaul yang telah diucapkan dan dilaksanakan dalam wujud nyata seperti Santo Fransiskus dari Asisi yang selalu taat pada perintah Kristus di dalam hidupnya. Pace E Bene. Selamat Pesta!!! (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya,OFS)