Sosok penuh semangat, gembira, ceria dan bersahaja, meskipun sudah memasuki usia senja tetapi jiwa muda tak kalah mudanya. Menjadi panutan bagi kalangan orang-orang bersahaja dari rahim penghuni bumi Khatilistiwa, kaum Dayak yang sederhana. Sebuah anugerah bagi Pastor Mattheus Sanding, OFMCap boleh melewati masa-masa imamat dengan penuh sukacita. Pastor yang biasa disapa dengan sebutan ‘kakek’ Sanding ini merupakan Pastor yang sangat dikenal baik oleh umat Katolik yang ada di Kalimantan Barat. Pastor Mattheus Sanding ditahbiskan pada 5 Maret 1966 di Parapat-Sumatera Utara dan pernah melayani umat di Paroki Singkawang, Paroki Pahauman, Paroki Batang Tarang dan Paroki Menjalin.
Pada sejarahnya, karya misi Kapusin yang telah berjalan satu abad silam sempat mengalami berbagai macam tantangan. Untuk mengembangkan ke daerah Borneo, para saudara-saudara Kapusin membutuhkan berbagai macam upaya keras. Pendekatan-pendekatan yang sangat hangat dari para saudara Kapusin di masa silam bagi kalangan masyarakat asli membawa benih panggilan yang tak dapat dihiraukan begitu saja. Tumbuhlah panggilan itu bagaikan biji sesawi yang kecil, salah satu benih unggul setempat, saudara Mattheus Sanding muda terpanggil untuk menggembalakan umat Allah di bumi Borneo. Lima puluh tahun lalu, semangat yang sama masih dirasakannya hingga saat ini. Di atas altar bersama rekan kapusin lainnya, di hadapan para umat dan tamu undangan, ia mengutarakan rasa syukur atas pesta lima puluh tahun imamatnya.
Pastor Faustus Irwan Darmawan Bagara,OFMCap secara bangga boleh memimpin kotbah di pesta Emas saudara tuanya tersebut di Gereja Paroki St. Agustinus. Dalam kotbah, Imam muda ini mengatakan bahwa lima puluh tahun imamat adalah sebuah anugerah. Orang Dayak sendiri boleh berbangga karena Pastor Sanding adalah buah sulung kapusin yang lahir dari rahim orang Dayak. Ia adalah Kapusin pertama dari orang Dayak yang mengikrarkan janji setia sebagai imam sejak lima puluh tahun lalu. Sebagai buah sulung, ia menjadi teladan bagi kapusin-kapusin muda karena kesetiannya pada imamat yang diberikan oleh Tuhan. Waktu terus berlalu, namun satu per satu rekan Pastor Sanding harus memilih cara hidup lain dan tersisalah ia sendiri sebagai yang tetap teguh pada panggilannya. ”Kepada siapa lagi saya akan pergi selain kepada Engkau, sumber kehidupan kekal”. Pastor Bagara juga mengatakan bahwa godaan, kesulitan dan rasa sepi boleh menjadi salah satu tantangan tetapi prinsip Kek Sanding mengatakan bahwa sekali berjalan harus tetap berjalan dan jangan menoleh ke belakang.
Sebagai yang dituakan, Pastor Sanding tidak letih melayani umatnya. Sejak tahun 1970-an, iaa telah menempuh jalan pelayanan dengan menggunakan sepeda onthel dari Singkawang menuju Pemangkat dan Sambas. Tak hanya itu, ia juga tidak lelah mengayuh sepeda dari Sambas kembali menuju Pontianak dengan jarak temput kurang lebih sekitar 315 kilometer dengan hanya mengayuh sepeda. Ia selalu bertahan dalam panggilan dengan prinsip untuk setia dalam doa dan menaruh harpaan pada Tuhan. Semangat hidup pelayanan sesuai motto panggilannya “Ya Tuhan, Aku datang untuk memenuhi kehendak-Mu” tetap setia dijalaninya. Dalam usia 81 tahun, ia masih giat bekerja dan melakukan kegiatan bercocok tanam di Biara Kapusin Provinsialat. Pastor Bagara mengungkapkan kekagumannya pada Kakek Sanding oleh karena sosok gembala yang baik dalam dirinya, sifat Fransiskan sejati yang selalu membawa hidup dengan riang gembira, sederhana dan pengabdian bagi sesama di sekitarnya.
Usai misa dilaksanakan, acara syukur dilanjutkan di Rumah Retret St. Fransiskus Asisi Tirta Ria yang tidak jauh dari Gereja Paroki St. Agustinus. Saudara Stefanus Agung yang biasa menjadi Master of Ceremony (MC) di berbagai acara baik resepsi atau acara seremonial diundang secara khusus dalam acara pesta Imamat Pastor Mattheus Sanding, OFMCap sebagai MC. Di bawah guyuran hujan rintik-rintik, MC membawakan suasana ceria dan gembira untuk menyambut kedatangan sang pestawan. Ketika Sang Emas Kapusin tiba, berbaju coklat, ikat pinggang putih bersama sepeda onthelnya, MC memanggil sang pestawan dan umat berbondong-bondong menyalami Kakek Sanding. Diiringi musik khas dari alat musik Sape’ yang dibawakan oleh pemusik dari OMK St. Sisilia, Pastor Mattheus Sanding,OFMCap bersama Provinsial Kapusin Pastor Amandus Ambot, OFMCap serta pendayung menaiki perahu karet sembari tersenyum dan melambai-lambaikan tangan kepada para hadirin. Sembari menuju tempat yang disediakan sang MC mengucapkan beberapa patah kata,“Demikianlah simbol perjalanan pelayanan dan panggilan pastor Sanding saat melayani umatnya di kampung-kampung lima puluh tahun silam, melalui jalur darat, baik berjalan kaki, bersepeda dan bersampan melalui sungai-sungai di wilayah Paroki yang pernah ia layani.
Runtutan acara dibuka dengan kata sambutan dari Provinsialat Kapusin Provinsi Pontianak Pastor Amandus Ambot, OFMCap. Sebelum kata pembukaan, doa pembuka dipimpin oleh Bapa Uskup Emeritus Mgr. Hieronimus Bumbun, OFMCap bersama jubilaris dan tamu undangan. Ucapan syukur diutarakan dalam kata pembuka dengan menyebutkan angka delapan puluh satu sebagai usia sang Jubilaris yang masih dalam semangat dan keadaan yang selalu sehat. Dalam umur yang luar biasa Pastor Sanding senantiasa bersyukur dalam pelayanannya. Provinsial juga mengatakan bahwa ada dua saudara lainnya, yaitu Pastor Florensius Sidot, OFMCap dan Pastor Timotius Sinaga, OFMCap yang nantinya akan mengadakan pesta 40 tahun imamat. Ucapan terima kasih atas perhatian dan dukungan bagi kerabat, umat, dan saudara dari Pastor Mathheus Sanding, OFMCap menjadi akhir kata pembuka dari Pronvisial Kapusin.
Setelah kata pembuka dari Provinsial, MC mengarahkan acara pada talk show atau wawancara singkat yang dibawakan oleh Pastor Iosephus Erwin,OFMCap kepada Pastor Mattheus Sanding,OFMCap. Melalui acara ini, Pastor Sanding mengungkapkan suka dan dukanya selama melaksanakan pelayanan di stasi-stasi dan perkampungan. Pernah ia mengayuh sepeda, naik turun bukit sampai-sampai hujan badai pernah ia rasakan, ia nyaris merasa putus asa tetapi tetap jalan terus. Ia juga sering bermalam di rumah umat-umat bahkan merayakan misa di rumah umat Muslim. Pastor Erwin juga menunjuk ke arah sepeda onthel dan motor gede yang pernah Pastor Sanding bawa dalam pelayanannya. Pastor Erwin juga mengungkapkan candaan dari Pastor Sanding saat membawa motor,”Saya tidak laju, hanya 60 jak”. Kemudian keduanya bergeser sedikit ke arah gerobak dan sekop. Pastor Erwin mengatakan bahwa ini adalah alat-alat kerja dari Pastor Sanding untuk kerja tangan ketika bertugas di Menjalin. Ketika Pastor Erwin menanyakan mengenai suka dan duka antar persaudaraan, Pastor Sanding mengungkapkan salah satu kejadian di mana ia pernah dipindahtugaskan ke Menjalin. Masalah yang sering, ia hadapi adalah kedisiplinan. Pastor yang sangat gemar makan kepala ikan ini selalu senang apabila mengunjungi rumah-rumah umat. Pada akhir wawancara, Pastor Iosephus Erwin membacakan tulisan renungan yang pernah dibuat Pastor Sanding pada 16 Desember 1972. Acara puncak dirayakan dengan peniupan lilin kue ulang tahun dan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur. Kembang api melambung ke langit disambut oleh sorak-sorai para tamu undangan yang memandangnya. Semarak pesta Emas Pastor Mattheus Sanding,OFMCap adalah salah satu ujud syukur sang Jubilaris pada Tuhan untuk kekuatan dan dukungan doa dari umat. Mari kita doakan kakek kita, Pastor Sanding agar tetap setia dalam panggilan, sehat jasmani dan rohani serta teguh dalam pelayanan meskipun usia senja bukanlah menjadi masalah baginya. Selamat berbahagia di pesta lima puluh tahun imamat Pastor Mattheus Sanding, OFMCap. Damai Tuhan senantiasa menyertai. Pace e Bene! (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya, OFS)
Pada sejarahnya, karya misi Kapusin yang telah berjalan satu abad silam sempat mengalami berbagai macam tantangan. Untuk mengembangkan ke daerah Borneo, para saudara-saudara Kapusin membutuhkan berbagai macam upaya keras. Pendekatan-pendekatan yang sangat hangat dari para saudara Kapusin di masa silam bagi kalangan masyarakat asli membawa benih panggilan yang tak dapat dihiraukan begitu saja. Tumbuhlah panggilan itu bagaikan biji sesawi yang kecil, salah satu benih unggul setempat, saudara Mattheus Sanding muda terpanggil untuk menggembalakan umat Allah di bumi Borneo. Lima puluh tahun lalu, semangat yang sama masih dirasakannya hingga saat ini. Di atas altar bersama rekan kapusin lainnya, di hadapan para umat dan tamu undangan, ia mengutarakan rasa syukur atas pesta lima puluh tahun imamatnya.
Pastor Faustus Irwan Darmawan Bagara,OFMCap secara bangga boleh memimpin kotbah di pesta Emas saudara tuanya tersebut di Gereja Paroki St. Agustinus. Dalam kotbah, Imam muda ini mengatakan bahwa lima puluh tahun imamat adalah sebuah anugerah. Orang Dayak sendiri boleh berbangga karena Pastor Sanding adalah buah sulung kapusin yang lahir dari rahim orang Dayak. Ia adalah Kapusin pertama dari orang Dayak yang mengikrarkan janji setia sebagai imam sejak lima puluh tahun lalu. Sebagai buah sulung, ia menjadi teladan bagi kapusin-kapusin muda karena kesetiannya pada imamat yang diberikan oleh Tuhan. Waktu terus berlalu, namun satu per satu rekan Pastor Sanding harus memilih cara hidup lain dan tersisalah ia sendiri sebagai yang tetap teguh pada panggilannya. ”Kepada siapa lagi saya akan pergi selain kepada Engkau, sumber kehidupan kekal”. Pastor Bagara juga mengatakan bahwa godaan, kesulitan dan rasa sepi boleh menjadi salah satu tantangan tetapi prinsip Kek Sanding mengatakan bahwa sekali berjalan harus tetap berjalan dan jangan menoleh ke belakang.
Sebagai yang dituakan, Pastor Sanding tidak letih melayani umatnya. Sejak tahun 1970-an, iaa telah menempuh jalan pelayanan dengan menggunakan sepeda onthel dari Singkawang menuju Pemangkat dan Sambas. Tak hanya itu, ia juga tidak lelah mengayuh sepeda dari Sambas kembali menuju Pontianak dengan jarak temput kurang lebih sekitar 315 kilometer dengan hanya mengayuh sepeda. Ia selalu bertahan dalam panggilan dengan prinsip untuk setia dalam doa dan menaruh harpaan pada Tuhan. Semangat hidup pelayanan sesuai motto panggilannya “Ya Tuhan, Aku datang untuk memenuhi kehendak-Mu” tetap setia dijalaninya. Dalam usia 81 tahun, ia masih giat bekerja dan melakukan kegiatan bercocok tanam di Biara Kapusin Provinsialat. Pastor Bagara mengungkapkan kekagumannya pada Kakek Sanding oleh karena sosok gembala yang baik dalam dirinya, sifat Fransiskan sejati yang selalu membawa hidup dengan riang gembira, sederhana dan pengabdian bagi sesama di sekitarnya.
Usai misa dilaksanakan, acara syukur dilanjutkan di Rumah Retret St. Fransiskus Asisi Tirta Ria yang tidak jauh dari Gereja Paroki St. Agustinus. Saudara Stefanus Agung yang biasa menjadi Master of Ceremony (MC) di berbagai acara baik resepsi atau acara seremonial diundang secara khusus dalam acara pesta Imamat Pastor Mattheus Sanding, OFMCap sebagai MC. Di bawah guyuran hujan rintik-rintik, MC membawakan suasana ceria dan gembira untuk menyambut kedatangan sang pestawan. Ketika Sang Emas Kapusin tiba, berbaju coklat, ikat pinggang putih bersama sepeda onthelnya, MC memanggil sang pestawan dan umat berbondong-bondong menyalami Kakek Sanding. Diiringi musik khas dari alat musik Sape’ yang dibawakan oleh pemusik dari OMK St. Sisilia, Pastor Mattheus Sanding,OFMCap bersama Provinsial Kapusin Pastor Amandus Ambot, OFMCap serta pendayung menaiki perahu karet sembari tersenyum dan melambai-lambaikan tangan kepada para hadirin. Sembari menuju tempat yang disediakan sang MC mengucapkan beberapa patah kata,“Demikianlah simbol perjalanan pelayanan dan panggilan pastor Sanding saat melayani umatnya di kampung-kampung lima puluh tahun silam, melalui jalur darat, baik berjalan kaki, bersepeda dan bersampan melalui sungai-sungai di wilayah Paroki yang pernah ia layani.
Runtutan acara dibuka dengan kata sambutan dari Provinsialat Kapusin Provinsi Pontianak Pastor Amandus Ambot, OFMCap. Sebelum kata pembukaan, doa pembuka dipimpin oleh Bapa Uskup Emeritus Mgr. Hieronimus Bumbun, OFMCap bersama jubilaris dan tamu undangan. Ucapan syukur diutarakan dalam kata pembuka dengan menyebutkan angka delapan puluh satu sebagai usia sang Jubilaris yang masih dalam semangat dan keadaan yang selalu sehat. Dalam umur yang luar biasa Pastor Sanding senantiasa bersyukur dalam pelayanannya. Provinsial juga mengatakan bahwa ada dua saudara lainnya, yaitu Pastor Florensius Sidot, OFMCap dan Pastor Timotius Sinaga, OFMCap yang nantinya akan mengadakan pesta 40 tahun imamat. Ucapan terima kasih atas perhatian dan dukungan bagi kerabat, umat, dan saudara dari Pastor Mathheus Sanding, OFMCap menjadi akhir kata pembuka dari Pronvisial Kapusin.
Setelah kata pembuka dari Provinsial, MC mengarahkan acara pada talk show atau wawancara singkat yang dibawakan oleh Pastor Iosephus Erwin,OFMCap kepada Pastor Mattheus Sanding,OFMCap. Melalui acara ini, Pastor Sanding mengungkapkan suka dan dukanya selama melaksanakan pelayanan di stasi-stasi dan perkampungan. Pernah ia mengayuh sepeda, naik turun bukit sampai-sampai hujan badai pernah ia rasakan, ia nyaris merasa putus asa tetapi tetap jalan terus. Ia juga sering bermalam di rumah umat-umat bahkan merayakan misa di rumah umat Muslim. Pastor Erwin juga menunjuk ke arah sepeda onthel dan motor gede yang pernah Pastor Sanding bawa dalam pelayanannya. Pastor Erwin juga mengungkapkan candaan dari Pastor Sanding saat membawa motor,”Saya tidak laju, hanya 60 jak”. Kemudian keduanya bergeser sedikit ke arah gerobak dan sekop. Pastor Erwin mengatakan bahwa ini adalah alat-alat kerja dari Pastor Sanding untuk kerja tangan ketika bertugas di Menjalin. Ketika Pastor Erwin menanyakan mengenai suka dan duka antar persaudaraan, Pastor Sanding mengungkapkan salah satu kejadian di mana ia pernah dipindahtugaskan ke Menjalin. Masalah yang sering, ia hadapi adalah kedisiplinan. Pastor yang sangat gemar makan kepala ikan ini selalu senang apabila mengunjungi rumah-rumah umat. Pada akhir wawancara, Pastor Iosephus Erwin membacakan tulisan renungan yang pernah dibuat Pastor Sanding pada 16 Desember 1972. Acara puncak dirayakan dengan peniupan lilin kue ulang tahun dan pemotongan tumpeng sebagai ungkapan rasa syukur. Kembang api melambung ke langit disambut oleh sorak-sorai para tamu undangan yang memandangnya. Semarak pesta Emas Pastor Mattheus Sanding,OFMCap adalah salah satu ujud syukur sang Jubilaris pada Tuhan untuk kekuatan dan dukungan doa dari umat. Mari kita doakan kakek kita, Pastor Sanding agar tetap setia dalam panggilan, sehat jasmani dan rohani serta teguh dalam pelayanan meskipun usia senja bukanlah menjadi masalah baginya. Selamat berbahagia di pesta lima puluh tahun imamat Pastor Mattheus Sanding, OFMCap. Damai Tuhan senantiasa menyertai. Pace e Bene! (Sdr. Fransesco Agnes Ranubaya, OFS)