Sesampainya di Ketapang pukul 15.00, saya turun dan mengucapkan terima kasih kepada supir travel yang mengantarkanku di Seminari. Saya tersenyum dan berkata dalam hati, "Akhirnya kembali lagi di Seminari ya?" Dan saya bergegas meletakkan barang-barang ke dalam kamar saya. Semua baik-baik saja saat itu. Dan saya berjumpa dengan Frater Alfa yang langsung memintaku beristirahat.
Apa yang akan teman-teman rasakan ketika anda divonis positif terinfeksi virus Corona? Jangankan teman-teman, saya sendiri saja ketika mendengar kata covid sudah begitu merinding apalagi sampai terinfeksi, mungkin inilah cerita terburuk dalam sejarah yang pernah saya rasakan. Bagaimana tidak, Rabu 6 Januari 2020 pada pukul 16.00 saya dan semua penghuni Seminari St. Laurensius diminta untuk melakukan test SWAB Antigen. Semua tampak lenggang dan biasa-biasa saja. Saya meminta untuk ditest agak awal meskipun keadaan saya saat itu kurang fit, agak demam, batuk dan pilek. Saat memperhatikan alat test, ada yang berbeda pada hasil testnya. Hanya saya sendiri yang mempunyai dua garis. Perawat yang satunya berkata,"Satu ada yang positif, punya siapa?" Saat saya melihat nama saya tertera di situ, saya terdiam sejenak. "Punya saya mbak" Saya lekas menuju kamar dengan lesu, sempat berjumpa dengan Romo Busyet, saya berkata,"Saya positif, Mo". Romo agak kaget, "Lho, sudah keluar kah hasilnya?" Saya menjawab lemas,"Belum, tapi alat testnya sudah memperlihatkan hasilnya." Saya pun berlalu dan menuju ke kamar dan terbaring lesu. Saya hanya bisa berdoa agar diberikan kekuatan semoga saya mampu melewati ujian ini. Saya terhenyak seketika, bukankah saya sebelum ini pernah mengalami TBC yang sempat membuat saya putus asa dan akhirnya sembuh juga setelah menjalani pengobatan? Saya terhibur sejenak dan lekas optimis sekalipun harus menjalani ini dengan berat hati namun saya iklas, lagi-lagi saya dihadapkan pada kondisi yang sama. Namun situasi di masa silam ternyata membuat saya tegar dan saya bersyukur karena ini menjadi sejarah yang bisa saya ceritakan kepada semua orang bahwa Tuhan selalu mengasihi saya walaupun itu harus melalui sakit penyakit. Itu menjadi salib yang akan saya pikul sekali lagi dengan gembira hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar