Tahbisan Diakonat Frater Blasius Suhanedi Kusmantoro


Minggu bertepatan hari Valentine ini terasa begitu instimewa bagi Frater Blasius Suhanedi Kusmantoro atau biasa dipanggil Frater Nedi ini. Bagaimana tidak? Di tanggal 14 Februari ini, Uskup Ketapang menahbiskan Frater Nedi dengan jabatan Diakon di Gereja Katedral St. Gemma Galgani Ketapang. Turut hadir pula sanak keluarga dan orang tua dari Frater Nedi menyaksikan anak pertama dari ketiga bersaudara ini berdiri dengan mantap ketika namanya dipanggil oleh Bapa Uskup untuk ditahbiskan. Para umat yang berkumpul juga turut menjadi saksi bahwa untuk kesekian kali, putera asli Ketapang Kalimantan Barat dengan mantap menjawab panggilan Tuhan dan melanjutkan ke jenjang pertama dalam Hierarki sebagai Diakon. 

Bapa Uskup menyampaikan beberapa tugas diakon yang sangat begitu penting perannya di dalam karya Gereja Katolik. Diantaranya, menerimakan Baptis secara meriah, menyimpan dan membagikan Ekaristi, atas nama Gereja menjadi saksi perkawinan dan memberkatinya, mengantarkan Komuni suci terakhir kepada orang yang mendekati ajalnya, membacakan Kitab suci kepada kaum beriman, mengajar dan menasehati Umat, memimpin ibadat dan doa kaum beriman, menerimakan sakramen-sakramentali, memimpin upacara jenazah dan pemakaman.

Bapa Uskup juga mengharapkan agar Diakon Nedi mengingat nasehat Santo Polikarpus: “Hendaknya mereka selalu bertindak penuh belaskasihan dan rajin, sesuai dengan kebenaran Tuhan, yang telah menjadi hamba semua orang”. Deretan tugas yang panjang dari seorang dikon apabila hatinya dipenuhi dengan kasih sehingga selalu mampu bertindak dengan penuh belas kasih. 

Dalam Refleksi Frater Nedi sebelum ditahbiskan ia menemukan dirinya dikasihi oleh Allah. Dengan kasih yang meneguhkan dan munculah niat untuk menjadi imam yang melayani dengan kasih sebagai ditulis dalam Surat Rasul Paulus II kepada umat di Korintus,”Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Mgr. Pius menyimpulkan bahwa kasih itu selalu menemukan cara untuk melayani sesama dan semesta. 

Sesuai bacaan pada hari ini situasi Kusta masih sering dialami oleh banyak orang. Mgr. Pius menjelaskan lebih lanjut bahwa tindakan belas kasih harus ditunjukkan kepada sesama manusia dan juga alam tempat kita hidup. 

Diakon dapat selalu bertindak belas kasih, kalau memiliki hubungan yang akrab dan mendalam dengan Tuhan. Maka dalam tata perayaan tahbisan seorang diakon diminta untuk setia membangun hidup yang dalam dan akrab dengan Tuhan. Keutamaan lainnya adalah kesetiaan, kerendahan hati dan kebebasan untuk hidup selibat. Mgr. Pius meminta Frater Nedi untuk menyimpan buku tahbisan diakon dan membacanya kembali untuk meneguhkan panggilannya sesuai dengan motto tahbisan: “Ujilah segala sesuatu, dan peganglah yang baik.” (1 Tes 5:21)


BIODATA SINGKAT

Nama : Fr. BLASIUS SUHANEDI KUSMANTORO

Lahir di Balai Semandang, 31 Oktober 1993

Putera Pertama dari tiga bersaudara dari pasangan suami istri Bp. Emanuel Surya Wijaya dan Ibu Hernita Erniwati

Sekolah:

SDN 25 Pasir, Balai Semandang 1999-2005

SMP USABA Balai Semandang 2005-2008

SMA PL. St. Yohanes Ketapang 2008-2011

KPA Seinari Menengah St. Laurensius Ketapang 2011-2012

Tahun Orientasi Rohani, Lawang, Malang 2012-2013

STFT Widya Sasana Malang 2013-2017

TOP di Paroki St. Carolus Borromeus, Tembelina 2017-2018

Pasca Sarjana, STT Pastor Bonus Pontianak 2018-2020

Pastoral di Paroki St. Stefanus Kendawangan 2020-2021

Tahbisan Diakon, Parki St. Gemma Galgani Ketapang 14, Februari 2021

Motto Tahbisan Diakon:

“Ujilah segala sesuatu, dan peganglah yang baik.” (1 Tes 5:21)






Tidak ada komentar:

Posting Komentar