1 Juli 2022
Pergi ke Yogya naik kereta
Singgah sebentar ke Promasan
Jangan lupa kalau ke Yogyakarta
Main-mainlah ke Gereja Ganjuran
NB: Setelah berdoa di depan Candi Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran. Akhirnya ke sini juga, Syukur kepada Allah.
Pergi ke restoran membeli makanan
Singgah ke warung beli nasi bungkus
Sebentar saja pergi ke Kentungan
Melihat-lihat Seminari Tinggi St. Paulus
NB: Berfoto di samping Patung Mgr. Petrus Johannes (Peerke) Willekens, S.J. (6 Desember 1881 – 27 Januari 1971) adalah Vikaris Apostolik Emeritus Djakarta (sebelumnya Vikaris Apostolik Batavia) sejak 23 Juli 1934 hingga 23 Mei 1952. Mgr. Willekens adalah pendiri dari Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Yogyakarta.
Pergi ke hutan berjumpa Menjangan
Di atas pohon ada burung Beo
Jalan-jalan ke makam Kentungan
Sebentar melawat makam para Romo
NB: Salah satu Almarhum Romo yang pernah bertugas di Paroki Tumbang Titi, Keuskupan Ketapang, alm. Rm. FA. Martana, Pr.
Kunjungan Frater Dayak Kalteng dan Frater Dayak Kaltara: Fr. @paulinus_jepli dan Fr. @kardy.a17
Buah manggis buang kedondong
Di bawah benteng ada bukit
Senyum yang manis donk
Biar gantengnya nambah dikit
2 Juli 2022
Kebiasaan sejak masih OMK, sebelum pulang selalu meminta berkat dari Bapa Uskup. Sekarang pun masih sama, tidak ada yang berubah, hanya usia saja. Terima kasih Bapa Uskup Emeritus, Mgr. Blasius Pujarahardja, semoga tetap sehat dan semangat.
Kalau ke pasar membeli ketupat
Janganlah lupa mencari tomat
Kalau pulang selalu minta berkat
Agar sampai di rumah dengan selamat
4 Juli 2022
Gambar tua ini adalah bentuk Gereja St. Theresia Lisieux Boro tahun 1928.
Sementara gambar berwarna adalah Gereja St. Theresia Lisieux Boro saat ini.
Hampir tidak dapat dibayangkan, perjalanan misi Romo Prennthaler dari tahun ke tahun tetap lestari, bahkan semakin berkembang dan maju. Hal ini dibuktikan dengan jumlah umat sekitar 98% di wilayah Boro merupakan umat Katolik.
Sumber Dokumentasi: Komsos Boro
6 Juli 2022
Pergi ke Magelang hendak jalan-jalan
Berangkatnya memakai Bus DAMRI
Sore ini berkunjung ke Mertoyudan
Mengantar Romo Andi ke Seminari
NB: Setelah mengantar Romo Andi bersama-sama dengan umat Boro.
7 Juli 2022
Di pendopo dalang main wayangan
Dalang memainkan banyak karakter
Malam Jumat Kliwon ada pelayanan
Misa di makam Romo Prennthaler
NB: Selesai Misa Malam Jumat Kliwon di Makam Romo Prennthaler. Foto bersama teman-teman misdinar
Ada lontong dimakan pakai soto
Janganlah lupa dicampur sambalnya
Kami berfoto bukan sembarang foto
Ini foto bertiga untuk kenangan bersama
NB: Foto bersama Sr. Kristera OSF, beliau bilang untuk kenangan.
Sarang lebah mengandung madu
Dipanen dari tingginya dahan
Ada gendang ditabuh merdu
Sambil selawat memuji Tuhan
NB: Menonton Seni Selaka (Selawatan Katolik) di Makam Romo Prennthaler.
8 Juli 2022
Pergi ke apotik mencari obat
Untuk menyembuhkan sakit kepala
Que Bene catat bis orat
Bernyanyi itu sama dengan berdoa
NB: Teringat akan pepatah terkenal "non scholae set vitae discimus" yang berarti kita belajar bukan untuk sekolah melainkan untuk hidup. Belajarlah demi kehidupan yang lebih baik bukan demi kewajiban semata.
Ada musang menaiki dahan
Di bawahnya ada juga labi-labi
Benar apa yang dikatakan Tuhan
Yang lemah lembut memiliki bumi
NB: Menikmati pemandangan sore di Puncak 9 Bukit Ngisis di Nglinggo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY.
Berangkat ke Malang kemas pakaian
Naik kereta api pulang bersamaan
Entah mimpi ataukah kenyataan
Paroki Boro takkan bisa kulupakan
NB: Bersantai menikmati pemandangan langit dan bumi dari Puncak 9 Bukit Ngisis di Nglinggo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY.
Naik pesawat pergi ke Malaysia
Sampai di bandara memakai payung
Kami berempat bukan cuma tamasya
Melihat kebun teh dan juga merenung
NB: Fr. Egi, Fr. Julio dan Fr. Dunatus (live in Paroki Sedayu) dan saya menikmati keindahan dunia ini di Puncak 9 Bukit Ngisis di Nglinggo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY.
Di atas taman ada dua bangku
Bangku satunya diduduki teman
Kita jomblo bukan karena tak laku
Kadang jomblo demi mengasihi Tuhan
NB: Yuk, yang mau ke tempat ini lokasinya di Puncak 9 Bukit Ngisis di Nglinggo, Pagerharjo, Samigaluh, Kulonprogo, DIY.
9 Juli 2022
Bicara rahasia dengan berbisik
Sambil memasang wajah polos
Ngumpul memang paling asyik
Kopdar bersama anak Komsos
NB: Nonton seni Selaka Malam Jumat Kliwon bersama teman-teman Komsos Boro.
Coki-coki coklat asli enaknya selangit
Coki-coki coklat asli enaknya selangit
Coki-coki..
NB: ini Coki, anjing asli Pastoran Boro yang lucu dan imut.
Beli tiket pesawat ke Malaysia
Walau ngantri sampai kaki letih
Pelayanan itu tidak mengenal usia
Walaupun rambut sama-sama putih
NB: Membantu membagikan komuni bersama prodiakon.
10 Juli 2022
Pergi ke Kalimantan membuat tato
Pulang ke Jawa membawa kado
Ini foto bukan sembarang foto
Ini foto dengan teman-teman Kalirejo
NB: Foto bareng selepas Misa di Kalirejo
Siang hari menjemur pakaian
Lupa diangkat karena tertidur
Senang hati cita-cita kesampaian
Melihat megahnya candi Borobudur
NB: Jalan-jalan ke Candi Borobudur. Waktu kecil pengen sekali lihat candi Borobudur, dulu hanya berupa gambar di buku sejarah. Yang saya ingat saat itu ada tiga tingkatan dalam buku sejarah: kamadhatu (kaki candi), rupadhatu (tubuh candi), dan arupadhatu (atas candi) yang berkaitan dengan tingkatan kasta dalam ajaran Hindu Budha. Kasta sendiri bukanlah penggolongan kelas-kelas, melainkan warna, di mana orang zaman sekarang menyebutnya sebagai profesi yang berbeda-beda dan saling membutuhkan satu sama lain.
Thank you God, all be perfect!
Puncak Garuda Merapi tapi cuma gambar nya doank.. hehehe..
Siang-siang naik rakit
Sampai tujuang rakit menepi
Siang-siang mendaki bukit
Untuk melihat gunung merapi
NB: Berada di Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta.
Ke Malioboro melihat kuda
Kuda delman jalannya lurus
Seringlah berdoa bersama Bunda
Agar hidupmu dilindungi Tuhan Yesus
NB: Berfoto di Patung Raksasa di Taman Doa Maria Ratuning Katentreman Lan Karaharjan
Dari desa naik bus ke kota
Sampai di kota lanjut naik kereta
Bunda Maria tentu mengasihi kita
Kita selalu berdoa bersama Bunda
NB: berfoto di Goa Maria Ratuning Katentreman Lan Karaharjan
11 Juli 2022
Behind the scene today...
Thank you for @wihelmusgrevino @angelawillyane_ and @michellefirstian12
Today is awesome... My dream to Borobudur had come true.
12 Juli 2022
Makan sayur dicampur nasi ketan
Biar sedap ditambah tumis kerang
Kami liburan sejenak ke pantai Selatan
Melihat ombak menghempas karang
NB: Di Pantai Parang Dowo, Jawa Timur.
Mulut buaya lebar menganga
Sambil berjemur kenyang perutnya
Kami bergaya tapi bukan oppa
Kami Frater bukan artis korea
NB: Sebenarnya kami tersesat dan destinasi sesungguhnya adalah Pantai Teluk Asmara, akhirnya menepi di Pantai terdekat ternyata bagus juga.
18 Juli 2022
Memetik dahan wangi pohon gaharu
Tetap ceria meski kaki menginjak duri
Panggilan Tuhan tidak pandang bulu
Asal tetap setia dan mau rendah hati
NB: Wisuda Sarjana Komputer bersama teman-teman di STMIK Widya Dharma Pontianak tahun 2018 lalu ( sekarang Universitas Widya Dharma Pontianak; @uwdp.official ; @universitaswidyadharmaptk)
Yuk, dengan segala ilmu yang kamu miliki, kita memuji dan memuliakan Tuhan dengan talenta yang Dia berikan pada kita!
Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini. (TB 1Tim 4:6)
Suatu hari saya mencuci jubah karena kerah lehernya sudah mulai kotor. Beberapa pakaian sudah saya cuci dan dijemur di tempat penjemuran. Karena jubah saya agak panjang, akhirnya jemuran bajunya terlalu pendek dan kaki jubah terkena lantai. Akhirnya saya inisiatif ke kandang kambing, yang mataharinya panas pol. Saya kaitkan hanger di antara pasak-pasak atap kandang dan beginilah penampakannya. Inilah pakaian gembala, sekali-sekali berbau kambing. Kalau perlu sering-sering seperti seruan Bapa Paus Fransiskus,"Jadilah gembala berbau domba". Tapi, bukan artinya setiap hari jubahnya dijemur di kandang toh ya? 😄😄😄😄 Maksud Bapa Paus supaya gembala-gembala mau terjun di tengah-tengah masyarakat dan tahu situasi aktual dalam masyarakat. Tentu saja, hal-hal tersebut menuntut kerendahan hati, iya ngga? 😁
“Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (TB Mi 6:8)
Suara Tuhan ada dalam suara mereka yang kecil dan sederhana. Saya tidak mau mengatakan mereka ini miskin, sebab mereka kaya di dalam imannya. Saya tidak mau mengatakan mereka papa, sebab mereka hidup dalam kelimpahan harapan. Saya tidak mau mengatakan mereka berkekurangan, sebab mereka telah sempurna di dalam kasih. Dari mereka, kami belajar untuk mendengarkan suara Tuhan. Kami tidak melakukan pembinaan apapun, kami tidak berceramah apapun. Tuhan membimbing kami ke sini hanya untuk mendengarkan. Mendengarkan mereka yang kecil dan sederhana sebab Tuhan Yesus mencintai orang kecil dan sederhana. Santo Vinsensius De Paulo juga mengungkapkan bahwa Tuhan mencintai mereka yang mencintai orang kecil dan sederhana.
Dalam misa hari Minggu kemaren, Romo Fredy bertanya pada umat di Tulungrejo,"Senang tidak dikunjungi para Frater dan Suster?" Semua sontak menjawab,"Senaaaaaang". Kami tidak menyadari bahwa kehadiran itu jauh lebih penting daripada kata-kata yang panjang atau pengalaman-pengalaman yang luas. Sebab dengan kehadiran, waktu berubah menjadi pengalaman dan setiap perjumpaan dapat dikenang dan diceritakan.
Tetapi apabila pernah dikatakan: “Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman”, (TB Ibr 3:15)
Seperti rusa rindu aliran sungai, demikian pula jiwaku rindu pada-Mu Tuhan. Demikian sajak mazmur yang indah mewakili kegiatan hari ini. Sejenak kita merenungkan bahwa kesadaran akan cinta pada Tuhan itu sudah ada sebagai berkat di dalam hati kita. Tergantung pada kita pribadi, maukah mengusahakannya? Atau memendam saja berkat itu dalam-dalam dan tidak mengusahakannya sama sekali? Hidup menggereja tidak terlepas dari peran Kristus sebagai kepala, dan kita anggota tubuh-Nya. Jika ada satu anggota tubuh yang sakit, bukankah anggota lainnya juga akan menderita? Sekarang, gunakanlah kesadaran yang sudah ada itu untuk memilih dan memilah, apakah kita mau terus hidup dalam dosa: tahu bahwa itu salah tetapi melakukannya, atau tahu bahwa itu benar tetapi tidak melakukannya? Choose your way now.
19 Juli 2022
Senja menyongsong gelap malam, di antaranya kaki para misionaris melangkah menuju rumah-rumah umat yang dikasihi sang pencipta. Ada apa gerangan hai jiwaku? Berbahagiakah kita bercengkerama akan dunia ini? Melihat hiruk pikuk dinamika hidup menggereja yang kian surut, apakah kita cukup berkata dan diam sehingga waktu terlena dan segala terlewat. Bergeraklah jiwa dan raga, agar asa dan rasa itu mekar dalam tindakan nyata tuk buat segalanya kembali sempurna. Tidakkah kita ingin pucuk tunas muda tumbuh menjulang membulirkan seonggok padi yang kuning dan ranum? Tinggal menanti masa menuai, di mana semua batang pati menunduk dan paripurna dengan isinya yang mengenyangkan semesta.
Misi Umat Vinsensian @muv_indonesia Lingkungan St. Maria Tulungrejo
21 Juli 2022
Di atas pohon Pinus ada Koala
Di bawahnya juga ada Anoa
Marilah kita menjadi gembala
Gembala setia yang berbau domba
NB: Memberi makan wedus
Pergi berburu mencari induk rusa
Di semak-semak ada seekor babi
Setelah tunai mengakui dosa-dosa
Beban di hatipun tidak terasa lagi
NB: Terima kasih kepada RD Ferdinandus Eltyson Prayudi yang telah melayani sakramen tobat di Stasi St. Antonius Tulungrejo, Paroki St. Fransiskus Assisi Resapombo, Blitar.
23 Juli 2022
Jalan ke Amerika ketemu Obama
Ke hutan Amazon ketemu beruang
Hari ini kami tamasya bersama
Naik ke Gereja di Stasi Bambang
NB: Jumpa Romo Stanis CM di Stasi St. Paulus Bambang Resapombo
Beli kuku macan di Balikpapan
Singgah ke Sampit mencari pepaya
Mari teman kita berjalan-jalan
Mencari destinasi wisata lainnya
NB: Pinjam Motor dinas Fr. Jojo.
24 Juli 2022
Cinta 10 Hari
Dalam bus ini aku mengetikkan pikiranku
Hanya 10 hari saja semua berlalu
Bagaikan hitungan awan yang berlari
Perjalanan waktu bagaikan embun di Tulungrejo
Tak sempat berucap kata
Tak sempat berucap cinta
Seperti ramban yang ditebang
Satu pucuk ke pucuk berjatuhan
Menjadi kenangan yang dipikul ingantanku
Bukankah padi menghijau dan menguning
Jika panen menjelang waktunya
Dia akan menunduk dan semakin berisi
Demikian kenangan dan cinta kita itu
Akan tumbuh dan bersemi dalam waktu
Dalam doa, aku dan Tulungrejo
Dalam cinta, aku dan Resapombo
Mencintai kesederhanaan dan kenangan
Salam air mata dan tawa kita
Air dinginnya di sana ataupun di sini
Akan mengukir senyumanku di pagi hari
Doakan aku, pecinta Tuhan dan kalian
Untukmu, para umat di Resapombo
Untukmu, para setia di Tulungrejo
Mencintai kalian hanya 10 hari
Rasanya abadi hingga kini
Fr. Fransesco Agnes Ranubaya
25 Juli 2022
Pergi ke Yogyakarta main gamelan
Singgah berdoa di Paroki Ganjuran
Halo para muda dan tua sekalian
Perkenalkan tim misi umat Vinsensian
NB: Tim Misi Umat Vinsensian Lingkungan St. Antonius Tulungrejo (kiri) Fr. Jojo CM, Fr. Ardi CM, Sr. Widhi PK, Romo Nyoto, Fr. Fransesco Pr, Fr. Riyan CM dan Fr. Lanso Pr.
29 Juli 2022
MENDENGAR DENGAN TELINGA JIWA, BERBICARA TANPA BERKATA DAN MELIHAT DENGAN HATI
Melalui Misi Umat Vinsensian saya belajar dan sekaligus menggali inspirasi bahwa saya belumlah apa-apa. Ternyata saya masih jauh daripada apa yang diharapkan sebagai seorang calon imam. Saya belum mampu menyeimbangkan pelayanan orang-orang kecil yang jauh lebih luar biasa dibandingkan dengan kami, yang disebut sebagai misionaris seminggu lebih ini. Kami belum mampu menghadirkan wajah Tuhan, tetapi mereka, menunjukkan wajah Tuhan berkali-kali. Ketika kami tinggal di rumah-rumah umat, ada canda, tawa, bahagia, sukacita dan di balik itu, dengan mengenakan telinga dan mata hati, terbesit suara tangisan, lirih masalah keluarga, kerinduan akan gereja, bersembunyi di balik senyuman. Adakah kami semulia dan sejujur ini? Mereka orang desa, lebih mampu menunjukkan cinta Tuhan sebab mereka mendengar dengan telinga jiwanya, berbicara tanpa mengatakan sepatah katamu melalui aktivitas harian penuh kasih dan melihat dengan hati dalam pikiran dan tindakan. Rasa-rasanya saya merasa malu dengan diri saya sendiri yang masih belum apa-apa ini. Mereka jauh lebih mulia, lebih indah, dan lebih baik dalam perjuangan mencari cahaya. Sementara kami yang setiap hari hidup dalam cahaya, seakan jenuh hingga lebih menyukai kegelapan. Mereka yang berhasil menggerakkan misi untuk kami, mereka berhasil menumbuhkan akar iman kami sehingga secara tidak langsung memberi nutrisi dalam setiap jejak panggilan kami. Ya, terima kasih Tuhan Yesus yang telah hadir dalam diri mereka, menerima kami dalam rumah-Mu, memberi kami makanan yang secukupnya, dan semoga kami meninggalkan pengalaman yang baik untuk masa depan umat yang kami kunjungi. Karena hendak mengatakan melayani, kami lebih tepat dikatakan sebagai tamu yang menumpang di kemah-Mu. Kenangan manis ini, yang mengobarkan semangat untuk diam di dalam rumah-Mu seumur hidup kami. Kuatkanlah kami Tuhan, untuk mengukir kesetiaan, jangan biarkan kami berjalan dalam keinginan kami, namun biarlah kehendak-Mu yang terjadi.
Semoga berkat melimpah untuk seluruh umat di Tulungrejo dan Paroki Resapombo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar