Diari Bulan Maret 2009

 


8 Maret 2009

Pada pukul 06.00, Bus sudah datang dan kami mengangkat barang-barang ke dalam bus bersama-sama. Dan sebelumnya saya sendiri (Fransesco) membacakan doa sebelum berangkat. Dan sesudah membacakan doa selesai, kami segera berangkat. Di perjalanan banyak sekali halangan rintangan seperti jalan yang berlubang dan sebagainya sehingga beberapa kali bus mengalami goncangan keras yang membuat kami terkejut. Namun itu semua terobati ketika pemandangan di sekitar kami memanjakan pandangan mata. Seperti persawahan dan pegunungan. Apa lagi saat sudah memasuki daerah Manjau, kami melihat banyak sekali hutan bambu di sana.
Pada jam 08.00 kami telah tiba di daerah perhentian. Sebelumnya kami singgah sebentar untuk menurunkan Yohanes di rumahnya (di Manjau). Kemudian bus berangkat kembali ke jalan setapak menuju Goa Maria Kederon. Saat di ujung jalan setapak, kami kemudian turun dari bus untuk berjalan ke daerah Ibadat Goa Maria kederon dengan berjalan kaki. Sesampainya di atas, kamipun berkumpul di sana untuk mempersiapkan kegiatan pertama yakni doa rosario dan jalan salib. Berikut ini pembagian kelompok untuk jalan salib yang telah disesuaikan.
Pembagian Kelompok Untuk Jalan Salib dan Rosario
Kel. I
  1. Eti - pendamping
  2. Lidya, Jr.
  3. Firman
  4. Haryadi
  5. Winda
Tugas : - Rosario 10 salam maria I
- Jalan salib perhentian I, II, III
Kel. II
  1. Mariana
  2. Alen
  3. Edi
  4. Genesius
  5. K. Lidya – Pendamping
Tugas : - Rosario 10 salam maria II
- Jalan salib perhentian IV, V, VI
Kel III
  1. Juliana
  2. Jeni
  3. Siska
  4. Rano
  5. Jusi
  6. Fransesco – Pendamping
Tugas : - Rosario 10 salam maria III
- Jalan salib perhentian VII, VIII, IX
Kel. IV
  1. Natalia
  2. Eta
  3. Hendra
  4. Abass
  5. Anam – Pendamping
Tugas : - Rosario 10 salam maria IV
- Jalan salib perhentian X, XI, XII
Kel. V
  1. Wanti
  2. Rosinta
  3. Merry
  4. Yohanes Wangge
  5. Sius - Pendamping
Tugas : - Rosario 10 salam maria V
- Jalan salib perhentian XIII, XIV
Kemudian pada pukul 12.30 kami semua pergi ke tempat  berkumpul tidak jauh dari tempat perhentian bus. Waktu itu sedang terjadi hujan gerimis, saya bersama teman-teman kebasahan pada saat membawakan kotak makanan untuk makan siang. Tapi tetap saja rasa makanannya nikmat.
Nah tibalah saatnya pengukuhun. Saya bersama panitia lainnya mempersiapkan anggota di tempat sebelumnya kami berkumpul. Sebelumnya sudah disepakati untuk membawa sebuah kertas dengan ukuran 2 x 15 cm dan membawa handuk kecil. Kertas tersebut diisiin nama lengkap anggota yang akan dikukuhkan, kemudian nantinya akan diserahkan kepada panitia. Tibalah saatnya pengukuhan, satu per satu anggota dipanggil dan dikukuhkan dengan prosesi (agak diskriminatif antara cewek dan cowok nih hahaha).
Untuk cowok:
Pertama namanya akan dipanggil dan bersama atribut yang telah ditentukan menuju area pengukuhan.
Saat tiba, Sdr. Dr. Regen memerintahkan anggota untuk menyebutkan nama lengkap bersama dengan sumpah setia (Contoh: Saya ………….. berjanji akan selalu setia kepada AMBA) dan kemudian si anggota harus mencelupkan sendiri kepalanya ke dalam air kolam sampai ke leher. Sesudah itu si anggota tadi pergi menuju sesi pembersihan dengan air kembang.
Untuk cewek:
Berbeda sedikit dengan cowok, si anggota tidak mencelupkan kepalanya ke dalam kolam. Si anggota langsung menuju ke sesi pembersihan dengan air kembang yang sebelumnya diiringi dengan ucapan sumpah setia. Lebih singkat untuk sesi cewek.
Setelah itu tiba saatnya pengukuhan bagi ketua Baru. Awalnya sempat protes si Ketuanya, tapi karena Sdr. Regen juga ikut protes dan menyarankan supaya pak Ketua yang sekarang tidak perlu takut disiram. Dan setelah beberapa lama berdebat, Pak Ketua akhirnya mau juga menyerahkan kepalanya untuk disiram. Satu persatu anggota pun menyirami Pak Ketua dengan air kembang. Saat terakhir penyiraman wakil ketua menyirami ketua dan  saat bersamaan, teman kami yang bernama Wangge menyirami wakil ketua hingga keduanya basah bersama-sama.
Kemudian, setelah itu kami bergegas untuk pulang. Pada jam 04.00.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar