Diari Bulan Juni 2024

 


Sabtu, 1 Juni 2024

Selamat datang bulan Juni. Selamat berjuang untuk ujian terakhir di Semester 6. Semangat semangat semangat!

Minggu, 2 Juni 2024

Sakramen Ekaristi sungguh rahmat yang melengkapi hidup kita, akan tetapi jauh lebih sempurna apabila kita menerima Sakramen Ekaristi secara lengkap baik ibadat sabda, homili hingga berkat penutup. Pernah seorang imam mengingatkanku, jika kamu menerima hosti suci, lalu kemudian pergi begitu saja tanpa meminta berkat dari imam, kamu seperti makan tanpa mencuci piring. Begitu banyak umat yang datang ke Gereja, bosan mendengarkan imam berhomili, begitu menyambut Ekaristi, langsung pergi begitu saja. Ia bagaikan tubuh dengan kepercayaan badani, tetapi kehilangan iman di jiwanya. Itu sama seperti zombie yang hanya mengejar darah tanpa makna sedikitpun.

Maka dari itu, mari di Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Tuhan kita Yesus, kita menghayati Ekaristi tidak hanya dalam bentukan ritual belaka, tetapi juga meresapkan sabda-Nya, sehingga tubuh dan darah-Nya sungguh menyatu dalam diri kita, dalam diri semua umat yang menyambut-Nya di berbagai belahan dunia. 

Selain merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, hari ini aku bersama para perwira baik dari Presidium Maria Ratu Damai dan Presidium Bunda Segala Suku ikut serta dalam perarakan patung Bunda Maria di Kapel Susteran Pasionis Malang. Puji Tuhan! 


Kamis, 12 Juni 2024

Sejak 10 Juni kemaren, kami tingkat tiga melaksanakan Retret Penegasan bersama Romo Teguh. Ketika mengkontemplasikan antara menjadi calon imam dan hidup berkeluarga, aku melihat keduanya baik, sebab Tuhan Yesus sendiri menciptakan dua keadaan itu. Menjadi calon Imam ataupun hidup berkeluarga itu baik karena memiliki satu tujuan yang sama yaitu Kerahiman Allah. Gerakan Rohku seperti apa? Sekonyong-konyong, rasanya seperti Tuhan sudah tahu jawabanku. Kakiku berdiri di sini untuk mencari Engkau. Aku sudah mengitari hidup kaum muda di masaku. Banyak hal yang telah terjadi. Mungkin banyak hal terlihat gagal dari kacamata manusiawiku. Tetapi sesungguhnya, rencana Tuhan telah berhasil atas hidupku. Jadi, mau ke manapun aku kelak, hanya Tuhanlah yang tahu akan ke mana jadinya. Tetapi satu hal yang harus diketahui pada diriku sendiri, aku masih bersandar pada kehendak-Nya yang Kudus. 



Setelah retret penegasan selesai, kami ibadat siang lalu makan. Saat sedang makan, RD Nedi dan RD Koko datang berkunjung ke Seminari. Mereka sedang melaksanakan tugas Komsos di Sibolga, Sumatera Utara. Dari sana, mereka terbang ke Surabaya dan singgah kemari untuk mengunjungi kami. Dengan adanya beliau berdua, menambah semangat dan dukungan bagi kami untuk terus maju dalam pembinaan di Seminari. Semangat selalu !




Sore hari kemudian, diadakan misa Perdana dari teman lama RD Alfrid Mali, Pastor Keuskupan Tanjung Selor di Seminari. Misa ini disatukan dengan perutusan tingkat 4 dan 7 yang akan diutus ke Keuskupan masing-masing. Selain itu, ada acara ramah tamah di Kapel Atas dan BBQ di Lapangan Basket STISG. Benar-benar momen yang bersejarah bagiku. 

Jumat, 14 Juni 2024

Hari ini merupakan hari spesial bagi kami para Frater di STISG karena kami melaksanakan Correctio Fraterna. Aku yang berasal dari unit 9 kembali bernostalgia di Ruang Tamu bersama para eks-anggota unit 9. Kami saling bertukar pikiran mengenai hal apa saja yang telah berkembang dari diri kami, dan juga hal apa saja yang perlu kami kembangkan di masa depan. Syukurlah, acara keakraban ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Selesai kegiatan CF, aku melanjutkan kegiatan rapat tim LO Ketapang Youth Day III di Sandai via Zoom. Rapat dipimpin oleh RD Fransiscus Suandi bersama tim Komkep Keuskupan Ketapang selaku SC. Jumlah peserta yang akan hadir sekitar 700-an termasuk Pastor Paroki dan pendamping. Aku bersama teman-teman Frater, Bruder, dan Suster menjadi LO untuk setiap anggota kelompok/keluarga yang terdiri dari beberapa Paroki di Keuskupan Ketapang. Semoga kegiatan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Amin.



Malam harinya, aku berangkat bersama Para Frater Ketapang menuju Gunung Bromo. Ini merupakan kegiatan rekreasi Konfrater Keuskupan Ketapang.

Minggu, 16 Juni 2024

Pada pagi ini, kami mengadakan ibadat dan Misa. Misa hari ini dipimpin oleh RP. Mardi, SJ. Romo Mardi berpesan kepada kami yang akan kembali ke Kalimantan, bahwa kami akan menikmati segala macam keindahan dan kebesaran ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui alam ciptaan yang ada di sekeliling. Ini bukan sekedar interpretasi dari cita rasa penilaian dunia belaka, melainkan juga sebagai bentuk peran kuasa Allah yang berkuasa atas segala hal termasuk diri kita. 

Usai misa, aku bersiap-siap untuk mengambil mobil Romo Endi dari unit 10 untuk diletakkan di Parkiran depan kantor Bu Ria. Satu per satu barang-barang kami masukkan ke dalam ruang belakang mobil. Kami juga berpamitan dengan para Romo di Seminari. Pukul 09.00 kami berangkat menuju Semarang. Ada beberapa kejadian unik terjadi. Sebuah paku tertancap di ban mobil tetapi tidak menembus sampai ke dalam Ban. Dengan yakin, kami tetap berangkat, meskipun agak was-was jika di tengah perjalanan tiba-tiba ban mobil kempes. Tapi syukurlah, sampai di Susteran OSA Semarang, mobil tersebut dalam keadaan baik-baik saja. Selain itu, kejadian menarik juga terjadi di mana aku salah memperkirakan kapasitas serta lokasi POM SPBU. Di rest Area, aku sebenarnya udah ada firasat ingin mengisi bensin, padahal bar nya sudah tinggal 3 batang. Aku meneruskan perjalanan menuju Semarang, tetapi ternyata tidak ada Rest Area yang menyediakan SPBU. Dalam situasi was-was itu, bar sudah menunjukkan satu batang dan berkedip-kedip. Aku segera meminta Ajung yang duduk di sebelahku untuk mengecek di mana SPBU terdekat. Lalu di belokan Salatiga, Ajung memintaku untuk berbelok. Kaget bukan main, ternyata itu exit tol menuju Salatiga. Aku yang agak awam dengan tarif tol, terperanjat ketika melihat nominal 300 ribuan (nominal pastinya lupa) keluar dari layar elektronik saat keluar dari Tol Bawen. Kami saling bertanya-tanya, apakah itu tarif tol keluar dari Tol Bawen? Aku berhenti berpikir sejenak dan fokus untuk mencari bensin dan ketemu! Aku meminta petugas Pom SPBU untuk mengisi penuh tangki mobil. Setelah lega karena tangki mobil aman, selanjutnya fokus pada tarif tol tadi. Aku berpikir kembali, jika tarif tol sebanyak itu, bagaimana tarif tol dari Salatiga menuju Semarang? Saat kami masuk ke Tol lagi, aku menempelkan kartu dan muncul angkat 435.000. Aku malah menjumlah total keseluruhan tarif di atas. Sudah 700-ribuan, pikirku. Setelah mencari lagi, Ajung menemukan bahwa tarif setiap tol sekitar beberapa puluh ribu saja. Mungkin itu merupakan total jika dihitung dari destinasi awal, misalkan kami dari Tol Pandaan, lalu exit tol Salatiga muncul sebagai jumlah tarif tol dari Pandaan-Salatiga, bukan satu pintu tol. Aku kemudian merasa lega, dan kembali menyetir dengan tenang menuju Biara Suster OSA di Semarang. Syukur kepada Allah!





Selanjutnya kami berjumpa dengan para Suster di Komunitas OSA Semarang. Piko dari biara di sana adalah Sr. Clara, OSA dengan 4 anggota Komunitas yang melayani di sana. Aku juga sempat berjumpa dengan Suster Ferdinanda, tetapi ia harus kembali ke tempat magang. Karena hari ini hari Minggu, dia kembali ke Komunitas. Tidak hanya itu, aku bersama para Frater diajak bertemu Romo Busyet di  Paroki Athanasius Agung, Karanganyar, Semarang bersama Sr. Albertin, OSA. Banyak hal yang beliau ceritakan seperti tentang Seminari, Komunitas Jomblo Katolik, dll. Kami juga disuruh untuk membawa banyak makanan untuk bekal perjalanan kami di dalam kapal. Selajutnya dari Karanganyar, kami kembali ke Susteran dan bersiap menuju pelabuhan. Kami membawa banyak bekal, selain itu makanan dari suster OSA juga kami bawa.







Setibanya di pelabuhan, kami check in, dan aku memarkirkan mobil ke dalam lambung kapal sementara yang lain masuk ke dalam kapal. Perjalanan hari ini cukup panjang, aku harus mempersiapkan kondisi tubuh agar tetap fit. Aku ingin segera tidur, tapi tidak bisa juga menutup mata. Akhirnya aku menulis refleksi ini agar aku dapat beristirahat untuk perjalanan dua hari ke depan. Semoga selamat sampai tujuan!







Selasa, 18 Juni 2024

Pada hari ini, kami tiba di Pelabuhan Sukabangun. Tidak seperti jadwal sebelumnya, sepertinya kami akan tiba di Pelabuhan lebih awal. Saat aku membuat diari ini, waktu menunjukkan pukul 17.04.


Jumat, 21 Juni 2024

Sudah beberapa hari menginap di CC, tetapi ada selain kali pula aku mengunjungi rumahku di Permata Dalong 2. Hari ini, aku berencana mengunjungi Tomi dan Wendy di CC. Katanya pengen jalan-jalan mengelilingi kota Ketapang. Pertama-tama, aku mengajak mereka berjalan-jalan ke Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ketapang untuk berjumpa dengan pak Noven, Kabid. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Tak disangka-sangka, Wendi ternyata adik ipar Pak Noven. Aku ke sini mencari beberapa buku untuk dijadikan referensi utama penelitianku. Setelah mendapatkan beberapa buku, kami bergegas memfotokopi buku-buku tersebut karena pada hari Senin, aku harus mengembalikan buku berharga ini. 












Setelah itu, kami kembali berjalan dan mencoba mengunjungi Balai Kepatihan. Kami masuk kemudian meminta izin kepada para penjaga di Balai tersebut. Akhirnya mereka dengan senang hati mengijinkan kami masuk. Sungguh, bagus sekali ornamen di dalamnya. Menurut informasi, sementara ini Balai Kepatihan Patih Jaga Pati yang didirikan Sekda Ketapang Pak Alexander Wilyo berfokus pada sanggar tari dan modeling. Cukup baik visi Balai Kepatihan tersebut, karena mewakili cagar budaya Dayak. Bahkan Balai Kepatihan tersebut dipahat oleh seorang pemahat dari Pahauman (orang Ahe) yang juga pernah membantu memahat ornamen di Gereja Katedral St. Gemma Galgani Ketapang.







Saat hendak bersantai di Jembatan Pawan 5, ketika hendak pulang tepatnya, aku hendak memutar mobil. Karena silau, aku tidak bisa melihat seorang ibu dengan motor lewat di sebelah mobil kami. Syukurnya, ia tidak terjatuh tetapi sebeng motornya menyenggol mobil tersebut dan terbuka, lalu sepatunya terlepas dari kaki. Akhirnya aku turun lalu memeriksa kondisi ibu tersebut dan motornya. Aku memperbaiki sebeng motor yang terbuka sehingga semua kembali seperti semula. Aku bersama Wendi kemudian mencari air minum untuk kami berempat dan kami ngobrol-ngobrol sejenak agar ibu tersebut merasa lebih tenang. Aku berkali-kali meminta maaf dan menyesal karena telah menyenggol ibu tersebut. Setelah tenang, ibu tersebut pulang dan kami kembali ke CC untuk mengembalikan mobil. Kejadian ini mengajarkanku untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan selalu waspada dengan keadaan lalu lintas Ketapang yang agak carut marut. Aku sendiri kembali pulang ke rumah dengan membawa motor adikku. 




Sabtu, 22 Juni 2024

Pagi-pagi sekitar jam 4 aku bangun dan mandi untuk berangkat menuju Gereja Paroki St. Agustinus. Aku menjemput Rohid di rumahnya. Jalanan saat itu terlihat masih gelap dan aku berangkat tanpa memikirkan apapun. Setelah tiba di Gereja, kami langsung masuk dan ikut merayakan Misa. Di situlah aku melihat Romo Vitalis, CP yang akan menggantikan Kakek Krisantus, CP sebagai Pastor Paroki. 

Setelah misa, aku dan Rohid diajak Coffee Morning di Pastoran. Kami ngobrol-ngobrol banyak hal. Di situ kakek Krisantus menceritakan asal-usul kami berdua. Ternyata Rohid pun masih keluarga. Rohid juga ada keturunan Randau. Secara purih, Rohid adalah cicit dari Kakek Krisantus. Alhasil bapaknya memanggil Kakek juga kepada Kek Krisantus. Rohid memanggil saya paman jika ditelusuri dari purih. Sungguh sesuatu hal yang tidak kebetulan. 








Selanjutnya, kami diminta Pastor Vitalis untuk membantu Kor pernikahan. Ternyata ada team Bang Greg. Aku sangat senang bisa bernyanyi kembali bersama. Bahkan selesai bernyanyi, kami ditawarkan untuk membantu Kor pernikahan anak bapak Bupati untuk tanggal 19 Juli nanti. Kami menyanggupi tugas tersebut. Setelah bertugas kor, kami kembali ke Pastoran untuk makan siang. Kami mendengarkan lagi cerita-cerita dari kakek Krisantus yang sangat menginspirasi. Setelah jam 14.00 lewat kami pulang dan aku mengantar Rohid ke rumah.


Selasa, 25 Juli 2024

Hari ini kami pagi-pagi bangun untuk melaksanakan ibadah pagi dan Misa di kapel seminari menengah Santo Laurensius Ketapang bisa pagi ini dipimpin oleh Romo Fransiscus Suandi. Hari ini juga merupakan hari kelahiranku di mana usiaku bertambah menjadi 34 tahun dari mulai aku lahir hingga saat ini. Dan pada Misa itu, intensi ulang tahunku didoakan sehingga orang-orang yang mengikuti Misa termasuk suster-suster yang ikut serta dalam KKN di Ketapang, asal Universitas Sanata dharma Yogyakarta. Siang harinya, kami bersantap siang bersama Romo Yosef Kaju. 






Hari ini juga merupakan awal di mana rekoleksi para biarawan biarawati dan Imam Keuskupan Ketapang dilaksanakan. Ada beberapa tarekat di sana yang ikut serta dalam rekoleksi. Presentasi mulai dari Suster A.C.I., Para Rahib Trapis (O.C.S.O.), Suster-suster Katekis Hati Kudus (S.C.S.C.), Redemptoris (C.Ss.R), Suster-suster S.F.D., Pastor-pastor O.S.A., Para Bruder Keluarga Kudus (F.S.F.) dan Imam Serikat Yesus (SJ). Selain terikat-tarikat tersebut, ikut serta juga para Suster-suster Ordo Santo Agustinus dari Kerahiman Ilahi (OSA) dan Imam Pasionis (CP). 

Pembukaan rekoleksi para biarawan biarawati dan Imam Keuskupan Ketapang dibuka dengan cara yang kreatif oleh para suster A.C.I. Cara berdoanya adalah dengan  menari di lapangan Catholic Center sembari para peserta berbaris kemudian bergerak berkeliling berjalan kemudian melihat ke belakang kemudian saling memegang bahu berjalan menuju ruangan rekoleksi sebagai simbol berjalan bersama yang merupakan tema sinodal Paus Fransiskus ya tetap dihidupi hingga saat ini.



Rabu, 26 Juni 2024

Rekoleksi berlanjut pada hari ini yang dimulai dari suster S.F.D. hingga para Imam Serilus Yesus. Presentasi mereka sejak kemarin hingga hari ini membuat aku diteguhkan. Aku terpukau dengan karya pastoral dan aneka spiritualitas yang mereka jalankan Dalam ordo dan komunikasinya masing-masing. Aku merasa bahwa Keuskupan Ketapang memiliki orang-orang baik orang-orang yang luar biasa tenaga-tenaga pastoral yang luar biasa bersedia untuk membuktikan dirinya dalam melayani umat dan Tuhan sendiri meskipun harus melalui Medan yang sulit. Selain itu, sembari melayani mereka juga memikirkan bagaimana ordo dan Kongregasi nya dapat memiliki calon terutama putra-putri daerah aku juga menjadi begitu terbuka dengan semangat pelayanan yang mereka lakukan dengan karya masing-masing, dan ini menginspirasiku untuk semakin giat dan taat dalam menjalani panggilanku aku juga tergugah dengan istilah dari para imam just with yaitu melayani Tuhan di dalam kekurangan sebagai seorang pendosa. Aku pun juga merasa bahwa aku begitu banyak dosa, mungkin juga begitu menyakiti hati tuhan tetapi dari itu semua Aku berusaha keras untuk membangun diri agar dari hari ke hari aku dapat berbuat yang lebih baik dari hari ini. Aku bangga berada di tengah-tengah mereka dan aku bangga menjadi calon imam di Keuskupan Ketapang yang sangat kaya akan nilai spiritualitas dan kekayaan rohani yang akan membangun umat di masa depan sebagai umat Gereja Katolik yang kuat dan mampu mewartakan Sabda Allah hingga ke ujung bumi. 



Setelah makan siang, kami para Frater Ketapang berjumpa dengan bapak Uskup Ketapang Mgr. Pius Riana Prapdi di aula pertemuan Catholic Center Keuskupan Ketapang. Ada beberapa hal yang aku pertanyakan terutama pertanyaan yang diajukan oleh Rohid tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan di paroki-paroki aku mempertanyakan tentang administrasi apa saja yang dilaksanakan dalam visitasi yang dilakukan oleh bapak Uskup bersama timnya. Selain itu ada informasi penting di mana Frater Tommy akan melaksanakan TOP di Seminari Menengah St. Laurensius Ketapang sebagai Minister. Selamat ya guys!



Setelah melaksanakan rekoleksi, aku mengambil mobil Hi-Ace yang akan digunakan aku bersama para Frater dan juga tiga orang suster yang akan melaksanakan KYD 3 di Sandai. Setelah koleksi ini aku memutuskan untuk istirahat sejenak karena tubuhku begitu lelah dan aku harus menyetir besok sehingga aku memerlukan waktu yang cukup untuk beristirahat agar aku besok Tidak mengantuk dan dapat membawa mobil atau kendaraan yang akan kami tumpangi dengan aman dan lancar. Semoga!


Kamis, 27 Juni 2024

Pada hari ini, kami akan berangkat menuju Sandai menggunakan Hi-Ace. Suasana hujan rintik-rintik, teman-teman memutuskan untuk serapan terlebih dahulu. Sekitar jam 7.30, kami berangkat ke Santa Rita untuk menjemput 3 suster. Kami kemudian berangkat melewati jalur Siduk, Lembah Hijau, Sui Kelik, Tayap menuju Sandai. Setibanya di Sandai, kami segera menuju ke penginapan di Susteran OSA Sandai. Aku mendapatkan kabar tidak enak dari Romo Simon yang merasa bahwa kami pergi tanpa izin dari beliau. Padahal sebelumnya, kami sudah memberitahukan bahwa kami akan kembali lagi ke CC karena ada kegiatan selanjutnya yaitu Pastoralia tgl 4-5 Juli, sementara kami harus kembali ke CC pas tanggal 1 Juli itu. Beliau mengatakan bahwa kami pergi tanpa etika, seperti tamu Agung dan ingin segera berangkat KYD untuk tebar pesona dengan OMK menggunakan jubah. Sementara Romo Fransiscus Suandi meminta kami untuk segera berangkat. Aku hanya bisa tersenyum membaca pesan Romo Simon dari Tomi. Benar responnya Tomi, cukup mengucapkan terima kasih. Mengenai ini aku cukup kebingungan karena kami statusnya belum pulang, jika sudah benar-benar pulang, kami pasti akan bertemu Romo Simon kembali dan berpamitan.




Di Susteran, aku bertemu nenek Sisil, suster OSA, Sr. Yohana, dan para suster yang menjadi LO di KYD. Para Frater banyak yang keluar untuk berjalan-jalan, tetapi aku ingin istirahat saja agar tidak mengalami sakit. Malam sempat kesedak tulang ikan, tetapi syukurnya bisa segera hilang, caranya dengan bernyanyi. Agak ajaib, memang, terapi setelah bernyanyi, tulang ikan yang tersangkut di kerongkongan ku akhirnya terlepas. Aku tidur dengan nyaman dan menutup hari ini dengan penuh sukacita. 


Jumat, 28 Juni 2024

Hari ini aku mau mulai pagi dengan penuh Sukacita syukur kepada Allah meskipun tidur berkelampar seperti di asrama, aku dapat tidur dengan nyenyak dan juga bangun tidur dengan penuh semangat. Pagi-pagi aku langsung mandi kemudian sarapan lalu berjumpa dengan Romo Frans dan kami pergi ke gereja Paroki Sandai untuk melihat progres dari apa saja yang telah dibuat para panitia. Tentu saja, aku mencoba untuk membantu Sr. Brigitta OSA bersama teman-teman mempersiapkan ruang untuk adorasi. Kami mempersiapkan altar dengan hiasan aneka bunga kain yang diuntai secara kreatif dan tampak estetik dihiasi beberapa bambu di atasnya ada lilin yang ditempatkan sebagai hiasan untuk doa adorasi pada malam hari. Selain alter, kami juga menghias bagian lantai dan tepi-tepi ruang adorasi dengan lilin yang dibungkus seperti lampion sehingga menambah suasana syahdu ketika berdoa. Aku juga dipercayakan oleh Romo Frans untuk memegang uang kas transportasi LO. Prioritas dari dana itu adalah bahan bakar makanan, dan beberapa kepentingan lainnya terkait dengan LO. 









Sekitar siang, kami kembali untuk makan siang di susteran OSA. Sembari mengumpulkan tenaga, Aku istirahat sejenak agar dapat menghimpun tenaga untuk bisa pada sore harinya. Selanjutnya, setelah tidur siang kami berangkat menuju venue utama yaitu gereja Paroki Sandai. Kami semua khususnya para LO mengenakan jubah sebagai aksi panggilan. Aku sedikit kurang setuju dengan beberapa bruder dan Frater yang menolak menggunakan jubah. Memang, suasana pada saat itu begitu panas. Aku juga merasakannya dan keringat mengucur di sepanjang kegiatan. Tetapi aku tetap taat kepada ketentuan yang sudah diberikan kepada LO untuk mengenakan jubah setiap kali ada kegiatan. Dalam ketaatan pula, ketika Romo Frans melihat bahwa penggunaan jubah kurang efektif karena suasana yang begitu panas, airnya beliau mengizinkan kami untuk mengenakan kaos KYD 3. Barulah, aku mengganti jubahku dengan kaos setelah ada instruksi dari Romo Frans. 




Puji Tuhan hari pertama yang dimulai dengan misa pembukaan yang dipimpin oleh Mgr. Pius Riana Prapdi berjalan dengan lancar. Hari ini pun masih berkumpul bersama teman-teman satu Paroki. Aku sendiri berada di Paroki Santo Agustinus. Kemudian malam harinya kegiatan ditutup dengan adorasi. Saat adorasi, tiba-tiba hujan turun begitu deras tetapi tidak lama dan setelah itu hujan berhenti dan kami kembali ke tempat masing-masing sementara para peserta kembali ke rumah live in nya. 


Sabtu, 29 Juni 2024

Puji Tuhan aku dapat bangun dengan penuh semangat pada hari ini. Tetapi, ternyata semalam ada rapat evaluasi untuk LO namun aku tidak bangun karena terlalu lelah. Pagi ini dibuka dengan Misa yang dipimpin oleh Romo Cemis. Nuansa Misa pada pagi ini berwarna Merah karena merupakan perayaan Rasul Petrus dan Paulus. Khotbah dibawakan oleh Romo Fikri. Suruh Misa dilaksanakan, kami semua dikumpulkan dalam kelompok keluarga. Aku sendiri menjadi kepala keluarga Santa Regina. Aku melihat kelompok-kelompokku begitu antusias, memang ada sedikit yang pendiam, malu-malu, tapi tidak masalah aku mencoba untuk membaur dan tidak menjadi guru tetapi rekan seperjalanan di dalam kelompokku itu. Sebelum masuk pada sesi, ada semacam talkshow yang memperlihatkan 5 orang OMK berprestasi. Kelimanya ini memberikan inspirasi kepada kaum muda bahwa setiap orang diciptakan dengan banyak talenta dan kemampuan yang beraneka ragam sehingga patut dikembangkan dan dapat menjadi berkat bagi diri sendiri dan orang banyak yang ada di sekitarnya. Setelah itu, ada sesi pertama yang dibawakan oleh dokter Indah ya membawa tema tentang kesehatan kaum muda. Sementara sesi kedua dibawakan oleh Kepala BNNP provinsi Kalimantan Barat Brigjen Pol. Drs. Sumirat Dwiyanto, M.Si. yang memaparkan tentang bahaya narkotika. Meskipun situasi begitu panas, antusiasme dari peserta KYD 3 sangat luar biasa. Mereka semua mengikuti sesi dengan penuh perhatian. Setelah melaksanakan kegiatan-kegiatan inti, para peserta kemudian difasilitasi oleh panitia untuk melaksanakan ibadah tobat yang dipimpin oleh Romo Fransiscus Suandi. Karena nantinya peserta diharapkan membuka hati untuk melakukan pengakuan dosa di hadapan Imam. Peserta KYD 3 ini dihadiri oleh 720 orang termasuk LO. Jumlah yang cukup besar untuk suatu event OMK di tahun ini.



Setelah itu, aku bergegas menuju Sultan untuk istirahat dan mandi karena pada malam harinya kami akan menyaksikan mensi sekaligus penutupan. Versi pada malam hari ini sangat meriah karena 5 regio di Keuskupan Ketapang mengisi acara tersebut. Aku merasa sangat terharu dan bangga dengan antusiasme para kaum muda yang dari awal hingga malam ini masih tetap antusias dan penuh semangat mengikuti kegiatan KYD 3. Ini merupakan peluang besar bahwa masih ada banyak pemuda yang peduli dengan kegiatan-kegiatan yang ada di paroki-parokinya termasuk mengikuti event besar seperti KYD 3 ini. Namun cukup disayangkan, dari cuaca panas tiba-tiba malam itu hujan deras turun kembali sehingga acara membakar api unggun tidak dilaksanakan. Meskipun demikian selama pensi meskipun diguyur hujan, panitia menghidupkan api unggun yang ada di tengah lapangan walaupun peserta tidak berada di lapangan karena hujan titik tetapi mereka dan kami semua bisa melihat api unggun itu dari dalam gereja. Aku sangat senang bisa berada di tengah-tengah mereka, dan pada malam ini aku bersama keluarga Santa Regina cukup akrab dan mereka sudah mulai mau berinteraksi satu dengan yang lain. Sukacita pada hari ini ditutup dengan kegembiraan yang luar biasa. Aku bangga Tuhan bisa berada di tengah-tengah kaum muda di Keuskupan Ketapang. Namun aku tetap rendah hati untuk melihat identitasku sebagai seorang calon imam dengan tidak membanggakan jubahku sebagai suatu hal yang patut dipertahankan sebab aku berada di sini tengah-tengah mereka dan dihormati karena Rahmat yang kau berikan kepadaku sebagai seorang calon imam bukan kekuatan diriku sendiri. Terima kasih Tuhan untuk hari ini, amin.


Minggu, 30 Juni 2024

Seperti biasa kegiatan pada pagi hari ini dibuka dengan misa yang dipimpin oleh Mgr. Pius Riana Prapdi. Suami saya dilaksanakan ada sesi peneguhan yang diberikan oleh Bapa Uskup. Ada beberapa hal yang patut direnungkan oleh semua peserta dan aku pribadi juga turut merefleksikan itu. Pertanyaan yang diajukan oleh Bapa Uskup adalah: apa yang kamu rasakan selama menjalani kegiatan KYD 3 ini? Mengapa perasaan itu muncul? Pelajaran apa yang diperoleh dari kegiatan KYD 3 ini? Dan niat apa yang anda kamu ungkapkan setelah melaksanakan kegiatan di KYD 3 ini? Tentu saja perasaan yang muncul dalam diriku aku sangat bahagia titik aku bisa berjumpa dengan wajah-wajah baru, relasi-relasi baru, dan beberapa ada yang menceritakan kisah hidupnya sehingga memberikan aku pelajaran bahwa hidup kaum muda begitu kompleks mereka juga bergelut dengan masalah-masalah, tetapi dalam semangat mudanya mereka pantang menyerah dan terus berusaha untuk membina diri agar dapat menjadi kaum muda yang berguna bagi gereja dan orang-orang sekitarnya. Hal yang dapat aku pelajari dari ini semua adalah bahwa orang muda adalah jantung dan harapan gereja, mereka bukan hanya masa depan tetapi juga masa kini gereja yang meyakinkan gereja sendiri bahwa tanpa kamu mudah gereja tidak dapat berbuat apa-apa sebab kaum muda adalah gereja itu sendiri. Jadi hendak aku lakukan setelah melaksanakan KYD 3 ini adalah mencoba untuk menjaga relasi yang baik dan pemuda, memberikan semangat dan pedalaman rohani agar mereka bertumbuh di dalam iman dan tidak menolak kreativitas kreativitas yang mereka buat demi kemajuan gereja. Tentu saja aku sangat bangga dengan mereka. 

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar